| dc.description.abstract | Curcuma aeruginosa Roxb. atau temu ireng termasuk ke dalam famili
Zingiberaceae merupakan salah satu tanaman obat yang tersebar luas di Asia
Tenggara termasuk di Indonesia. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat khususnya sebagai bahan baku obat dan industri kosmetik, namun
pengembangan temu ireng di Indonesia masih terkendala oleh terbatasnya koleksi
plasma nutfah dan ketersediaan varietas unggul.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi karakter morfologi,
hasil, dan komponen hasil beberapa aksesi temu ireng, informasi kekerabatan
beberapa aksesi temu ireng, dan komposisi media multiplikasi temu ireng secara
in vitro. Percobaan karakterisasi rimpang temu ireng hasil eksplorasi dilakukan di
Laboratorium Kultur Jaringan 3 pada bulan Juni hingga September 2013.
Percobaan analisis keragaman beberapa aksesi temu ireng dilaksanakan di Kebun
Percobaan Sukamantri dari bulan April hingga Desember 2014. Percobaan induksi
multiplikasi tunas temu ireng aksesi Kendal dilaksanakan di laboratorium Kultur
Jaringan 3 AGH-IPB pada bulan September 2013 hingga Desember 2014.
Percobaan karakterisasi koleksi rimpang temu ireng hasil eksplorasi
dilakukan secara deskriptif terhadap rimpang meliputi pengamatan terhadap
karakter kualitatif dan kuantitatif rimpang, yang meliputi ukuran rimpang induk
dan rimpang primer, pengamatan warna daging rimpang pada rimpang primer
serta pengamatan terhadap mata tunas rimpang. Berdasarkan karakter panjang dan
diameter rimpang induk, aksesi Cianjur memiliki ukuran diameter dan panjang
rimpang induk serta panjang rimpang primer yang lebih panjang bila
dibandingkan dengan aksesi lainnya. Berdasarkan pengamatan terhadap warna
daging rimpang terdapat dua warna rimpang yaitu kuning keabuan dan putih
keabuan pada koleksi rimpang temu ireng hasil eksplorasi.
Percobaan analisis keragaman beberapa aksesi temu ireng disusun
berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak dengan faktor tunggal yaitu asal
aksesi temu ireng dan tanaman pembanding. Pengamatan karakter morfologi, hasil,
dan komponen hasil dilakukan terhadap terhadap 10 aksesi temu ireng beserta
tanaman pembanding kunyit (Curcuma longa), temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), dan temu putih (Curcuma zedoaria) yang ditanam di Kebun
Percobaan Sukamantri IPB (540 m dpl) dengan mengacu pada deskriptor Zingiber
(UPOV), dan Curcuma (BPPP dan PPV & FRA). Analisis dendogram pada
karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman temu ireng menghasilkan tiga
kelompok besar aksesi temu ireng yaitu kelompok 1 terdiri atas aksesi Cianjur,
Malang, Rimbo, dan Kendal; kelompok 2 terdiri atas aksesi Bogor, temulawak,
kunyit, Natar, Liwa, dan temu putih; dan kelompok 3 terdiri atas aksesi Cirebon,
Kuningan 1, dan Kuningan 2. Analisis komponen utama menghasilkan tiga
komponen utama dengan proporsi keragaman 73.94%. Berdasarkan analisis
senyawa fitokimia diperoleh hasil bahwa aksesi temu ireng dan tanaman
pembanding mengandung senyawa saponin, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan
quinon.
iv
Percobaan induksi multiplikasi tunas temu ireng aksesi Kendal secara in vitro
disusun berdasarkan rancangan percobaan kelompok lengkap teracak dengan dua
faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP dengan 5 taraf (0, 2
4, 6, 8) mg L-1 dan faktor kedua adalah konsentrasi IAA dengan 3 taraf (0, 0.5, 1)
mg L-1. Terdapat pengaruh interaksi antara zat pengatur tumbuh IAA dengan BAP
terhadap jumlah daun, dan tinggi planlet. Media kultur dengan penambahan 0 mg
L-1 IAA dikombinasikan dengan 6 mg L-1 BAP menghasilkan jumlah tunas dan
tinggi planlet tertinggi yaitu masing-masing 3.4 tunas eksplan-1 dan 2.5 cm,
sedangkan jumlah daun terbanyak terdapat pada media dengan penambahan 0.5
mg L-1 IAA + 6 mg L-1 BAP sebesar 6.3 daun tanaman-1. Planlet temu ireng telah
berhasil diaklimatisasi dan menghasilkan rimpang yang bisa tumbuh menjadi
tanaman yang lengkap. | id |