dc.description.abstract | Perbedaan ukuran partikel serta bentuk enkapsulasi dengan nanokitosan dari
ekstrak kulit manggis merupakan faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya sifat
antioksidan dan antimikrob. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sifat
antioksidan dan antimikrob berdasarkan pengaruh variasi ukuran ekstrak kulit
manggis serta sifatnya jika dienkapsulasi menggunkan nanokitosan. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pembuatan simplisia kulit manggis menjadi
ukuran partikel berukuran 20 mesh, 40 mesh, dan nano serta sintesis dari
nanokitosan dan natrium tripolifosfat (STPP) sebagai penyalut ekstrak kulit
manggis. Sintesis kitosan dengan STPP dilakukan menggunakan metode gelasi
ionik dan ukuran partikel serta nilai indeks polidispersitasnya diukur dengan
menggunakan particle size analyzer (PSA). Dalam pembuatan nanokitosan
ekstrak kulit manggis, terdapat 3 formulasi yang dibuat, yaitu formula P, A, dan B.
STPP berfungsi sebagai bahan pengikat silang dengan kitosan sedangkan
penambahan asam oleat adalah sebagai surfaktan. Penghomogenan dilakukan
dengan ultrasonikasi dan sentrifugasi. Supernatan yang diperoleh diubah dalam
bentuk bubuk menggunakan spray dry. Ukuran partikel dan nilai indeks
polidispersitas terkecil dihasilkan pada formula P sehingga dilakukan uji aktivitas
antioksidan dan antimikrob.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ukuran partikel serta
penyalutan dengan nanokitosan mempengaruhi nilai aktivitas antioksidan dan
antimikrobnya. Ukuran partikel 20 mesh memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
baik dibandingkan dengan ukuran 40 mesh dan nano. Pada pengujian antimikrob,
ukuran nano memiliki aktivitas yang lebih baik dari ukuran 20 dan 40 mesh.
Proses enkapsulasi ekstrak kulit buah manggis dengan nanokitosan tidak mampu
menghambat radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) pada pengujian
antioksidan, hal ini karena posisi radikal bebas pada struktur DPPH yang
dipengaruhi oleh efek sterik yang membuat senyawa aktif ekstrak kulit manggis
terenkapsulasi nanokitosan sulit untuk mencapai posisi radikal bebas tersebut
sehingga menyebabkan tidak terbentuknya penghambatan sedangkan pada
pengujian antimikrob, ekstrak yang terenkapsulasi nanokitosan hanya mampu
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 2000 ppm namun
tidak memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri tersebut. Hal ini karena
senyawa aktif dari ekstrak kulit manggis yang terenkapsulasi nanokitosan belum
sempurna saat penghomogenan sehingga mempengaruhi proses penghambatan
dan pembunuhan bakteri uji. | id |