dc.description.abstract | Jambu biji kristal (Psidium guajava var. Kristal) merupakan introduksi
dari Taiwan yang dapat dikembangkan dengan baik di Indonesia. Perbaikan
kualitas pertumbuhan tanaman dan buah jambu biji kristal dapat dilakukan dengan
perbanyakan secara vegetatif dan pemangkasan. Umumnya bibit jambu biji kristal
yang diperoleh petani berasal dari perbanyakan secara cangkok dan sambung.
Pemangkasan merupakan upaya menyeimbangkan source dan sink serta
mengoptimalkan translokasi asimilat ke sink.
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan yang dilakukan di lahan petani Desa
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Analisis dilakukan di
Laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) dan Laboratorium
Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Percobaan pertama
bertujuan untuk mempelajari pengaruh asal bibit cangkok dan sambung terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jambu biji kristal. Percobaan ini dilakukan
pada bulan November 2013 sampai Maret 2014. Percobaan terdiri atas 2 populasi
tanaman jambu biji kristal yang berbeda asal bibit yaitu cangkok dan sambung.
Percobaan kedua bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemangkasan yang
berbeda terhadap pertumbuhan tanaman dan kualitas buah jambu biji kristal.
Percobaan ini dilakukan pada bulan Agustus 2013 sampai Maret 2014. Percobaan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (pemangkasan)
dengan tiga perlakuan, yaitu pemangkasan cabang tersier dengan menyisakan
4 pasang daun setelah bakal buah, pemangkasan cabang tersier dengan
menyisakan 8 pasang daun setelah bakal buah, dan tanpa pemangkasan (kontrol).
Hasil percobaan pertama menunjukkan tanaman asal cangkok cenderung
menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak (86.5) dibandingkan tanaman asal
sambung (63.2). Tanaman asal sambung menghasilkan ukuran (diameter buah
8.4 cm) dan bobot buah (270.8 g) yang lebih tinggi dibandingkan tanaman asal
cangkok (diameter buah 8.1 cm dan bobot buah 247.2 g). Hasil percobaan kedua
menunjukkan bahwa pemangkasan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan vegetatif (diameter tajuk tanaman, jumlah daun, dan luas daun).
Pemangkasan dengan menyisakan 8 pasang daun menghasilkan ukuran dan bobot
buah yang lebih tinggi dibandingkan pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang
daun dan kontrol, yaitu menghasilkan diameter buah 9.7 cm, dan bobot buah
326.2 g; sedangkan pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang daun masingmasing
8.2 cm dan 237.2 g; dan kontrol masing-masing 7.7 cm dan 170.4 g.
Kandungan padatan terlarut total, keasaman dan vitamin C berturut-turut pada
pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang daun 7.9 oBrix, 0.5%, dan
127.1 mg 100 g-1; pada pemangkasan dengan menyisakan 8 pasang daun 8.0 oBrix,
0.4%, dan 130.0 mg 100 g-1; kontrol 7.8 oBrix, 0.4%, dan 133.9 mg 100 g-1 tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua perlakuan. | id |