Show simple item record

dc.contributor.advisorSusanto, Slamet
dc.contributor.advisorJunaedi, Ahmad
dc.contributor.authorFitria, Lia
dc.date.accessioned2016-06-06T02:18:55Z
dc.date.available2016-06-06T02:18:55Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80970
dc.description.abstractJambu biji kristal (Psidium guajava var. Kristal) merupakan introduksi dari Taiwan yang dapat dikembangkan dengan baik di Indonesia. Perbaikan kualitas pertumbuhan tanaman dan buah jambu biji kristal dapat dilakukan dengan perbanyakan secara vegetatif dan pemangkasan. Umumnya bibit jambu biji kristal yang diperoleh petani berasal dari perbanyakan secara cangkok dan sambung. Pemangkasan merupakan upaya menyeimbangkan source dan sink serta mengoptimalkan translokasi asimilat ke sink. Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan yang dilakukan di lahan petani Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Analisis dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) dan Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Percobaan pertama bertujuan untuk mempelajari pengaruh asal bibit cangkok dan sambung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jambu biji kristal. Percobaan ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014. Percobaan terdiri atas 2 populasi tanaman jambu biji kristal yang berbeda asal bibit yaitu cangkok dan sambung. Percobaan kedua bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemangkasan yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman dan kualitas buah jambu biji kristal. Percobaan ini dilakukan pada bulan Agustus 2013 sampai Maret 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (pemangkasan) dengan tiga perlakuan, yaitu pemangkasan cabang tersier dengan menyisakan 4 pasang daun setelah bakal buah, pemangkasan cabang tersier dengan menyisakan 8 pasang daun setelah bakal buah, dan tanpa pemangkasan (kontrol). Hasil percobaan pertama menunjukkan tanaman asal cangkok cenderung menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak (86.5) dibandingkan tanaman asal sambung (63.2). Tanaman asal sambung menghasilkan ukuran (diameter buah 8.4 cm) dan bobot buah (270.8 g) yang lebih tinggi dibandingkan tanaman asal cangkok (diameter buah 8.1 cm dan bobot buah 247.2 g). Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa pemangkasan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif (diameter tajuk tanaman, jumlah daun, dan luas daun). Pemangkasan dengan menyisakan 8 pasang daun menghasilkan ukuran dan bobot buah yang lebih tinggi dibandingkan pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang daun dan kontrol, yaitu menghasilkan diameter buah 9.7 cm, dan bobot buah 326.2 g; sedangkan pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang daun masingmasing 8.2 cm dan 237.2 g; dan kontrol masing-masing 7.7 cm dan 170.4 g. Kandungan padatan terlarut total, keasaman dan vitamin C berturut-turut pada pemangkasan dengan menyisakan 4 pasang daun 7.9 oBrix, 0.5%, dan 127.1 mg 100 g-1; pada pemangkasan dengan menyisakan 8 pasang daun 8.0 oBrix, 0.4%, dan 130.0 mg 100 g-1; kontrol 7.8 oBrix, 0.4%, dan 133.9 mg 100 g-1 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua perlakuan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcGuavaid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKajian Pertumbuhan, Produksi Dan Kualitas Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Var. Kristal Pada Asal Bibit Dan Pemangkasan Yang Berbedaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbibit asal cangkokid
dc.subject.keywordbibit asal sambungid
dc.subject.keywordpemangkasanid
dc.subject.keywordkualitas buahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record