dc.description.abstract | Kredit merupakan salah satu sumber modal yang dapat diberikan kepada
petani dengan tujuan untuk membantu petani-petani terutama petani dengan skala
usaha kecil dan masih mengalami kekurangan modal. Keterbatasan modal yang
dihadapi menyebabkan petani melakukan kegiatan usahatani dengan input yang
terbatas. Peningkatan input dapat dilakukan salah satunya dengan tambahan
modal (kredit). Namun, penyaluran kredit untuk usahatani padi masih sangat
kecil. Kabupaten Kampar yang merupakan salah satu daerah sentra produksi padi
di Provinsi Riau, juga mengalami permasalahan yang sama. Penyaluran kredit
untuk usahatani padi hanya sekitar 5 persen dari total keseluruhan kredit. Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) merupakan salah satu kredit yang
ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan ketahanan pangan. Kredit ini
diharapkan dapat membantu petani, khususnya petani padi. Tingkat suku bunga
yang rendah pada kredit ini dapat membantu petani untuk meningkatkan input,
produksi dan keuntungan.
Penelitian ini bertujuan di antaranya: (1) mendeskripsikan penggunaan
KKPE oleh petani padi; (2) menganalisis peranan kredit terhadap produksi
usahatani padi; (3) menganalisis pengaruh kredit terhadap keuntungan usahatani
padi. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui wawancara kepada
petani dengan bantuan kuisoner. Penggunaan KKPE oleh petani dianalisis secara
deskriptif kualitatif, dan peranan kredit terhadap produksi dianalisis dengan
analisis regresi fungsi produksi Cobb Douglas. Pengaruh kredit terhadap
keuntungan dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi berganda.
Penggunaan KKPE oleh petani padi antara lain untuk kebutuhan usahatani,
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan usaha lainnya. Penggunaan kredit untuk
usahatani adalah sebesar 46,98 persen. Adapun penggunaan kredit tersebut terdiri
dari: (1) pembelian alat dan mesin pertanian sebesar 5,86 persen, (2) pembelian
sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan bahan bakar sebesar 18,69 persen, dan
(3) pembayaran upah tenaga kerja sebesar 22,43 persen. Kredit yang digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 29,43 persen, dan untuk kebutuhan usaha non
pertanian sebesar 23,57 persen. Besarnya penggunaan kredit untuk kebutuhan
sehari-hari dan usaha lain disebabkan karena musim tanam yang dilakukan petani
hanya 1 sampai 2 kali musim tanam. Sehingga, penerimaan dari musim tanam
sebelumnya tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari petani. Berdasarkan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat fungibility of credit, yaitu suatu
kondisi adanya penggunaan kredit selain untuk kebutuhan usahatani.
Hasil analisis fungsi produksi Cobb Douglas menunjukkan terdapat
beberapa variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi padi. Variabel tersebut adalah luas lahan, unsur pupuk P, unsur pupuk K
dan pestisida. Peranan kredit dalam meningkatkan produksi padi ditentukan
melalui rata-rata jumlah input yang meningkat setelah adanya kredit dan
selanjutnya dikalikan dengan koefisien masing-masing input dari hasil analisis
fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa adanya
peranan kredit yang dilihat dari peningkatan produksi sebesar 18,93 persen
dibandingkan produksi padi sebelum menerima kredit. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa kredit berpengaruh terhadap peningkatan produksi melalui
peningkatan penggunaan input yang dibiayai oleh kredit. Selanjutnya, dari hasil
analisis regresi berganda pengaruh kredit terhadap keuntungan menunjukkan
bahwa kredit berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usahatani. Selain itu,
beberapa variabel juga berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usahatani
yaitu harga output dan harga pupuk KCl. Harga pupuk KCl berpengaruh
signifikan dan berhubungan negatif terhadap keuntungan usahatani, artinya jika
harga pupuk KCl meningkat maka keuntungan usahatani akan menurun. | id |