dc.description.abstract | Daerah resapan berkaitan dengan tempat meresapnya air hujan yang
kemudian akan menjadi cadangan air tanah. DAS bagian hulu merupakan daerah
resapan air yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian tata air,
sebagai pelindung dari bahaya erosi, degradasi lingkungan, dan banjir di bagian
hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan penutupan
lahan DAS Ciliwung Hulu tahun 2000, 2005, dan 2013 dalam kaitannya dengan
daerah resapan. Kemudian menduga aliran permukaan sebagai dampak dari
perubahan penutupan lahan, dan membandingkan peruntukan lahan dalam RTRW
Kabupaten Bogor 2005-2025 dengan penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu tahun
2013. Pendekatan yang digunakan dalam analisis daerah resapan adalah
identifikasi penutupan lahan. Tutupan lahan merupakan indikator penting yang
dapat merepresentasikan kondisi daerah resapan. Identifikasi tutupan lahan
memanfaatkan aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (GIS).
Pendugaan aliran permukaan pada penelitian ini menggunakan metode SCS (US
Soil Conservation Service) yang merupakan fungsi dari curah hujan dengan
tutupan lahan dan grup hidrologi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
telah terjadi perubahan penutupan lahan dalam periode tahun 2000-2013,
penurunan luas hutan dan peningkatan area pemukiman masing-masing adalah
sebesar 6,3% dan 11,2% dari luas DAS Ciliwung Hulu sebesar 14.837 Ha. Hal ini
terlihat dari luas hutan semula adalah 4975,6 Ha menjadi 4043 Ha, sedangkan luas
area pemukiman semula adalah 1135 Ha menjadi 2789,3 Ha. Perubahan
penutupan lahan tersebut menyebabkan peningkatan aliran permukaan hingga
55,5% dari kondisi awalnya di tahun 2000 sebesar 385 mm. Selain itu, terjadi
ketidaksesuaian penataan ruang di tahun 2013 terhadap RTRW Kabupaten Bogor
2005-2025, terutama perubahan fungsi lahan di kawasan lindung dan resapan air.
Total ketidaksesuaian fungsi lahan adalah sebesar 47,8% dari luas DAS Ciliwung
Hulu. Penyimpangan tersebut berupa pemanfaatan kawasan lindung menjadi
kawasan budidaya, seperti perkebunan, pemukiman, dan pertanian lahan kering.
Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan luas hutan dan
peningkatan luas area pemukiman menyebabkan berkurangnya lahan efektif untuk
meresap air sehingga air tidak meresap secara optimal ke dalam tanah dan
menyebabkan peningkatan aliran permukaan. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa fungsi DAS Ciliwung Hulu sebagai daerah resapan air telah menurun.
Selain itu, alih fungsi lahan kawasan lindung dan daerah resapan menjadi kawasan
budidaya menyebabkan fungsi DAS Ciliwung Hulu sebagai daerah resapan air
tidak terpelihara. | id |