Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprayudi, Muhammad Agus
dc.contributor.advisorBudiardi, Tatag
dc.contributor.advisorHarris, Enang
dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.authorDiatin, Iis
dc.date.accessioned2016-05-19T07:14:33Z
dc.date.available2016-05-19T07:14:33Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80613
dc.description.abstractBudidaya ikan hias koridoras pada umumnya masih menerapkan teknologi ekstensif yang dicirikan dengan padat tebar rendah, sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas ikan hias ini. Untuk meningkatkan produktivitas ikan hias dilakukan intensifikasi dengan cara meningkatkan padat tebar ikan. Tingginya padat tebar akan meningkatkan jumlah pakan yang diberikan, padahal hanya sekitar 20-25 % protein dalam pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan. Pakan yang tidak termakan dan limbah dari metabolisme ikan akan terakumulasi dalam perairan dan menyebabkan menurunnya kualitas air. Padat tebar yang tinggi juga menyebabkan terjadinya kompetisi pakan dan ruang, sehingga menurunkan efisiensi pakan serta meningkatkan agresi antar ikan dan kanibalisme yang berujung pada kematian. Solusi mengatasi masalah penurunan kualitas perairan agar tetap terjaga baik untuk kehidupan maupun pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu reduksi limbah nitrogen dan konversi limbah nitrogen. Reduksi limbah nitrogen dilakukan melalui pergantian air bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan. Konversi limbah nitrogen melalui proses heterotrofik yakni konversi amonia menjadi biomassa bakteri heterotroph disebut juga dengan teknologi bioflok. Teknologi bioflok lebih menguntungkan karena sistem heterotrofik menghasilkan biomassa mikroba lebih dari 40 kali lipat dari sistem autotrofik. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ikan hias koridoras (Corydoras aenus) secara intensif dengan kepadatan tinggi melalui pergantian air dan penerapan teknologi bioflok. Penelitian ini dibagi atas tiga tahap yaitu (1) Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koridoras pada budidaya kepadatan tinggi; (2) Budidaya intensif ikan hias koridoras : kajian padat tebar dan pergantian air ; (3) Budidaya intensif ikan hias koridoras : kajian padat tebar dengan teknologi bioflok. Penelitian pertama bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepadatan tinggi pada budidaya ikan hias koridoras terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Ikan yang digunakan adalah ikan hias koridoras (C. aeneus) berbobot 0,21-0,23 g dan panjang baku 1,84-1,90 cm yang dipelihara pada akuarium berdimensi 20 cm x 20 cm x 20 cm, volume air enam liter per akuarium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan padat tebar 3000 ekor/m2 (A) dan padat tebar 3750 ekor/m2 (B), dengan tiga kali ulangan. Ikan dipelihara selama 35 hari, diberi pakan pelet komersial setiap hari pukul 08.00 dan pukul 16.00 WIB sebanyak 5 % dari biomassa ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan bobot harian pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata, namun pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan panjang harian berbeda nyata, perlakuan B lebih tinggi hampir dua kali lipat dibanding perlakuan A. Nilai kelangsungan hidup kedua perlakuan berbeda nyata, perlakuan A (92,78 %) lebih tinggi daripada perlakuan B (86,89 %). Kualitas air selama pemeliharaan yaitu suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit dan nitrat pada kedua perlakuan berada dalam toleransi untuk budidaya ikan koridoras. Padat tebar yang terbaik pada budidaya ikan koridoras adalah pada padat tebar 3000 ekor/m2. Penelitian kedua bertujuan untuk mengevaluasi peningkatan padat tebar ikan hias koridoras dengan sistem pergantian air melalui kajian kelangsungan hidup, pertumbuhan, kualitas air dan respons stres. Ikan yang digunakan adalah ikan hias koridoras (C. aeneus) berbobot 0,44-0,51 g dan panjang baku 2,20-2,31 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor, yaitu 3 faktor padat tebar (3000, 4500 dan 6000 ekor/m²) dan 2 faktor pergantian air (50 % dan 100 % per hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian panjang dan bobot antar perlakuan berbeda nyata, nilai tertinggi masing-masing sebesar 0,40±0,02 %/hari dan 1,04±0,09 %/hari terdapat pada perlakuan padat tebar 3000 ekor/m2 dan ganti air 100 %/hari. Kelangsungan hidup pada perlakuan 3000 dan 4500 ekor/m2 tidak berbeda nyata, dengan nilai berkisar 94,81±0,64 % sampai 98,33±1,44 %. Ikan koridoras mampu beradaptasi terhadap stres. Nilai kualitas air selama pemeliharaan, yakni suhu, pH, oksigen terlarut, alkalinitas, kekeruhan, amonia, nitrit dan nitrat berada pada kisaran yang baik untuk budidaya ikan koridoras. Padat tebar yang terbaik pada budidaya ikan koridoras adalah padat tebar 3000 ekor/m2 dan pergantian air 100 %. Penelitian ketiga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ikan hias koridoras melalui peningkatan padat tebar dengan teknologi bioflok dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup, kualitas air, respons stres, kandungan bakteri dan gambaran darah. Ikan yang digunakan adalah ikan hias koridoras (C. aeneus) berbobot 0,61-0,72 g dan panjang baku 2,32-2,40 cm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan padat tebar 3000, 4500 dan 6000 ekor/m2 pada teknologi bioflok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian panjang dan bobot antar perlakuan tidak berbeda nyata. Kelangsungan hidup pada semua perlakuan berbeda nyata, hasil teringgi pada padat tebar 3000 ekor/m2 67,50±2,20 %. Teknologi bioflok mampu mengonversi amonia menjadi bakteri heterotrof sehingga nilai amonia menjadi rendah. Nilai kualitas air selama pemeliharaan yakni suhu, pH, alkalinitas, amonia, nitrit dan nitrat yang berada pada kisaran yang cukup baik untuk budidaya ikan koridoras. Semakin tinggi kepadatan menyebabkan kadar oksigen terlarut menjadi rendah dan total padatan tersuspensi meningkat sehingga perlu mempertahankannya dalam kondisi optimal. Gambaran darah menunjukkan bahwa ikan koridoras mampu beradaptasi terhadap lingkungan. Padat tebar terbaik pada budidaya ikan koridoras dengan teknologi bioflok adalah 3000 ekor/m2. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ikan hias koridoras yang dipelihara pada sistem pergantian air maupun dengan teknologi bioflok menghasilkan pertumbuhan yang baik, mampu beradaptasi terhadap stres, mampu mentoleransi kualitas air dan memiliki profil gambaran darah yang mengindikasikan telah beradaptasi terhadap lingkungan pada padat tebar 3000 ekor/m2. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup terbaik terdapat pada ikan koridoras yang dipelihara pada padat 3000 ekor/m2, dengan pergantian air 100 %.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcOrnamental fishid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleIntensifikasi Budidaya Ikan Hias Koridoras (Corydoras Aeneus)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordCorydoras aeneusid
dc.subject.keywordintensifid
dc.subject.keywordkelangsungan hidupid
dc.subject.keywordlaju pertumbuhan harianid
dc.subject.keywordpadat tebarid
dc.subject.keywordpergantian airid
dc.subject.keywordteknologi bioflokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record