Aplikasi Selulosa Whiskers Bagas Tebu Sebagai Penguat Dalam Film Komposit Berbasis Pva/Mmt
View/ Open
Date
2016Author
Aini, Zahratul
Irawadi, Tun Tedja
Purwaningsih, Henny
Suryanegara, Lisman
Metadata
Show full item recordAbstract
Di Indonesia, bagas tebu berpotensi sebagai sumber alternatif selulosa.
Bagas tebu merupakan hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu di pabrik
gula. Serat dari bagas tebu tidak dapat larut dalam air dan komposisi lignoselulosa
bagas tebu terdiri atas 52.7% selulosa, 20% hemiselulosa, dan 24.2% lignin
berdasarkan bobot kering. Hidrolisis asam dapat membuat mikroserat selulosa
mengalami pemutusan pada bagian amorfus dan meninggalkan bagian kristalin
yang disebut dengan selulosa whiskers. Kristal murni dari selulosa whiskers
memiliki tingkat kekakuan, luas permukaan, dan derajat kristalinitas yang tinggi
sehingga sangat baik diaplikasikan dalam matriks polimer dan dapat berperan
sebagai elemen penguat material.
Penambahan whiskers yang berukuran nanometer dalam komposit saat ini
sedang berkembang di dunia penelitian karena whiskers memiliki luas permukaan
yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan menghasilkan selulosa whiskers dari
bagas tebu yang dapat diaplikasikan sebagai penguat dalam pembuatan film
komposit.
Isolat selulosa diisolasi menggunakan basa dan pemucatan peroksida
dilanjutkan hidrolisis asam pada suhu 45 °C. Selulosa whiskers dianalisis dengan
mikroskop elektron pemayaran (SEM), difraksi sinar-X (XRD), dan analisis
thermogravimetrik (TGA) pada atmosfer udara. Kemudian film komposit poli
(vinil alkohol) (PVA) dan mineral liat montmorilonit (MMT) dibuat dengan
metode cetak. Film komposit dianalisis kuat tarik, persen perpanjangan,
kristalinitas, dan degradasi termal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat
selulosa bagas tebu bisa digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan selulosa
whiskers dan memiliki struktur dengan panjang (L) 100 nm-10 μm dan diameter
(D) 10-100 nm Film komposit berhasil diperkuat dengan selulosa whiskers
ditunjukkan dengan meningkatnya kuat tarik, kristalinitas, dan suhu degradasi
termal.