Show simple item record

dc.contributor.advisorSahara
dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.authorAshari, Ulfira
dc.date.accessioned2016-05-19T06:18:03Z
dc.date.available2016-05-19T06:18:03Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80559
dc.description.abstractUdang menjadi salah satu komoditi ekspor bernilai tinggi mendominasi lebih dari 40 persen hasil perikanan untuk ekspor. Sebagai komoditi unggulan perikanan, udang diklasifikasikan atas udang segar dan udang beku yang memiliki harga yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perubahan harga tersebut umumnya dipengaruhi oleh jumlah permintaan udang yang diinginkan negara importir dan jumlah yang ditawarkan oleh negara eksportir. Integrasi pasar yang terjadi antara negara eksportir dan negara importir udang dimana perubahan harga yang terjadi di negara importir mampu ditransmisikan secara simetri ke negara eksportir dari segi waktu atau segi besaran menunjukkan sistem pemasaran yang efisien. Akan tetapi, kenyataannya efisiensi pasar yang demikian diduga sulit terjadi. Hal ini disebabkan karena perdagangan udang di pasar internasional lebih dikendalikan oleh negara importir utama yang memiliki pangsa pasar yang besar. Malaysia menjadi tujuan utama ekspor udang segar Indonesia sedangkan Amerika Serikat sebagai tujuan ekspor udang beku Indonesia. Ketimpangan terlihat dimana perbedaan harga udang segar antara Malaysia dan Indonesia sangat besar dan Indonesia cenderung lambat merespon perubahan harga di Malaysia. Sebaliknya perkembangan harga udang beku Indonesia cenderung mengikuti tren harga udang beku Amerika Serikat. Akan tetapi, apabila ditinjau dari segi besarannya terlihat ada perbedaan respon perubahan harga udang beku antara Indonesia dan Amerika Serikat. Selain itu, suatu sistem pemasaran yang efisien juga memberikan implikasi bahwa udang segar dan udang beku memiliki keunggulan komparatif di pasar internasional. Dalam hal ini, daya saing dapat dilihat dari perkembangan volume ekspor Indonesia yang ternyata masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara pesaingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) integrasi pasar dan transmisi harga udang Indonesia dengan negara importir utama, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor udang Indonesia, (3) posisi daya saing udang Indonesia dan negara eksportir utama di pasar internasional, (4) faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing udang Indonesia di pasar internasional. Penelitian ini menggunakan uji kointegrasi untuk menganalisis integrasi pasar udang dan Asymmetric Error Correction Model (AECM) untuk menganalisis transmisi harga udang, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor dan daya saing udang Indonesia menggunakan ECM (Error Correction Model), posisi daya saing udang Indonesia dan pesaingnya di pasar internasional dianalisis menggunakan pendekatan Revealed Comparative Advantage (RCA). Data yang digunakan adalah data sekunder time series dari tahun 2005 hingga 2014 (120 bulan). Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Statistik Perikanan (KKP), Trade Map/ITC, Trading Economic, Kementrian Perdagangan, dan instansi lainnya. Hasil penelitian berdasarkan uji kointegrasi menunjukkan bahwa terjadi integrasi pasar dalam jangka panjang pada udang segar antara Indonesia dengan Malaysia dan udang beku antara Indonesia dan Amerika Serikat. Transmisi harga asimetri dari segi waktu penyesuaian terjadi pada udang segar dan udang beku dalam jangka pendek antara Indonesia dengan Malaysia dan Indonesia dengan Amerika Serikat yang disebabkan karena adanya adjustment costs. Transmisi harga simetri terjadi pada pasar udang segar dan udang beku dalam jangka panjang antara Indonesia dan Malaysia serta Indonesia dan Amerika Serikat. Dalam hal ini, faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi pembentukan harga ekspor udang segar Indonesia dalam jangka pendek adalah harga ekspor udang segar Indonesia periode sebelumnya, harga impor udang segar Malaysia, dan ekspor udang segar Indonesia ke Malaysia. Sedangkan yang mempengaruhi pembentukan harga ekspor udang beku Indonesia adalah harga ekspor udang beku Indonesia periode sebelumnya, harga impor udang beku Amerika Serikat dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar. Udang segar Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Malaysia dilihat dari nilai RCA. Akan tetapi, udang segar asal Indonesia memiliki nilai RCA yang lebih rendah dibandingkan dengan Thailand. Sedangkan udang beku asal Indonesia memiliki nilai rata-rata RCA yang lebih tinggi dibandingkan dengan China, Thailand, India, dan Vietnam. Dalam hal ini, daya saing udang segar Indonesia masih rendah dibandingkan daya saing udang beku. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia lebih bertumpu pada spesifik produk udang beku. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing udang segar Indonesia dalam jangka pendek adalah harga ekspor udang segar Indonesia dan total produksi udang segar Indonesia. Sedangkan yang mempengaruhi daya saing udang beku Indonesia adalah harga ekspor udang beku Vietnam, produksi udang beku Indonesia dan integrasi pasar udang beku.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcMarketingid
dc.titleIntegrasi Pasar Dan Daya Saing Udang Indonesia Di Pasar Internasionalid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDaya Saingid
dc.subject.keywordIntegrasi Pasarid
dc.subject.keywordTransmisi Hargaid
dc.subject.keywordUdang Bekuid
dc.subject.keywordUdang Segarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record