Laju Dekomposisi Serasah Dalam Ekosistem Karst Di Gunung Cibodas, Ciampea Bogor
View/ Open
Date
2016Author
Sari, Sethyo Vieni
Qayim, Ibnul
Hilwan, Iwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem karst memiliki sumberdaya yang khas dan berpotensi tinggi sehingga harus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk masyarakat di sekitarnya. Serasah merupakan komponen penting karena mampu menyediakan nutrisi untuk tanah. Dekomposisi serasah merupakan lintasan utama dalam penyediaan bahan organik dan anorganik tanah dalam proses daur ulang hara serta pengembalian hara pada ekosistem. Peran serasah dalam proses penyuburan tanah dipengaruhi oleh jumlah produktivitas serasah dan laju dekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas serasah dan laju dekomposisi yang terjadi dalam ekosistem karst pada ekosistem karst di Gunung Cibodas, Ciampea, Bogor. Pengukuran produktivitas serasah menggunakan metode litter-trap. Sebanyak 15 buah litter-trap berukuran 1m x 1m diletakkan dibawah pohon dan 50 cm diatas permukaan tanah di setiap ketinggian (200 mdpl, 250 mdpl, dan 300 mdpl). Pegukuran laju dekomposisi serasah menggunakan metode litter-bag. Sebanyak 20 g serasah kering dimasukkan kedalam 27 buah litter-bag berukuran 30 cm x 20 cm dan diletakkan di setiap ketinggian (200 mdpl, 250 mdpl, dan 300 mdpl). Setiap minggu 3 buah litter-bag diambil dari setiap ketinggian untuk analisis lebih lanjut. Analisis dekomposisi serasah menggunakan selisih penurunan bobot serasah. Analisis kandungan C-organik dan N pada serasah dan tanah juga dilakukan di setiap ketinggian 200 mdpl, 250 mdpl, dan 300 mdpl. Hasil pengukuran produktivitas serasah pada ekosistem karst di Gunung Cibodas menunjukkan bahwa produktivitas serasah tertinggi yaitu pada bagian daun di setiap ketinggian yaitu 200 mdpl, 250 mdpl, dan 300 mdpl. Produktivitas serasah dari bagian daun mencapai 81.425 ton/ha/tahun, ranting 16.839 ton/ha/tahun, serta bunga dan buah 13.363 ton/ha/tahun. Produktivitas serasah total tertinggi terjadi pada minggu ke-6 di ketinggian 200 mdpl yaitu 90.452 ton/ha/tahun dan terendah terjadi pada minggu ke-3 di ketinggian 300 mdpl yaitu 25.440 ton/ha/tahun. Produktivitas serasah pada ekosistem karst dipengaruhi oleh curah hujan. Intesitas curah hujan tertinggi yaitu pada minggu ke-6 observasi dan terendah yaitu minggu ke-3 observasi. Laju dekomposisi serasah pada ekosistem karst di Gunung Cibodas tergolong lambat. Laju dekomposisi serasah dan penurunan berat kering serasah pada ketinggian 250 mdpl lebih cepat dibandingkan dengan ketinggian 200 mdpl dan 300 mdpl. Berat kering serasah berkorelasi positif terhadap laju dekomposisi. Semakin rendah berat kering serasah maka laju dekomposisi juga semakin lambat. Berat kering serasah mengalami penurunan setiap minggunya hingga minggu ke-9 observasi. Pada ketinggian 250 mdpl terjadi penurunan berat serasah yang sangat cepat diawal minggu pertama observasi. Rata-rata rasio C/N serasah setiap ketinggian yaitu 28.716 (200 mdpl), 28.162 (250 mdpl), dan 28.024 (300 mdpl). Rasio C/N serasah pada eksosistem karst di Gunung cibodas tergolong sedang (>25) yang mengindikasikan lambatnya proses dekomposisi.