| dc.description.abstract | Penyakit busuk cabang lada yang disebabkan oleh Septobasidum sp.
tergolong penyakit baru dan berpotensi merusak pertanaman lada di Kalimantan
Barat. Gejala penyakit busuk cabang Septobasidium sp. pada tanaman lada
tergantung pada stadia patogen. Gejala stadia awal respon tanaman tidak
menunjukan gangguan pada daun atau cabang tetap segar dan hijau, stadia lanjut
bagian tanaman yang terinfeksi terutama daun atau cabang akan rontok secara
bertahap sampai tanaman mati. Penyakit busuk cabang lada ditandai dengan
adanya rizomorf/miselium berwarna coklat kemerahan yang menginfeksi pada
bagian cabang. Miselium dapat menyebar ke seluruh cabang dan mengakibatkan
kematian jaringan tanaman lada. Penyakit ini juga sering disebut penyakit
ganggang pirang, mati ranting, penyakit capit udang, penyakit hawar lembut
(Serawak Malaysia), felt fungi, dan velvet blight. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan bakteri endofit asal lada yang potensial sebagai agens pengendali
hayati penyakit busuk cabang dan pemacu pertumbuhan pada tanaman lada.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2013 sampai bulan April 2015
di Laboratorium Mikologi, Laboratorium Nematologi Tumbuhan Departemen
Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Penyakit Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, dan Laboratorium Biologi
& Kesehatan Tanah Balai Penelitian Tanah Bogor, serta kebun petani di
Kecamatan Galing Kabupaten Sambas. Penelitian meliputi tahap in vitro dan in
vivo. Tahap in vitro meliputi eksplorasi, uji reaksi hipersensitif, karakterisasi
fisiologi dan uji antibiosis bakteri endofit. Eksplorasi bakteri endofit berasal dari
contoh akar, cabang, dan daun dari tanaman lada sehat (tidak bergejala) di antar
tanaman sehat, tanaman lada sehat di antara tanaman lada sakit, dan lada liar (lada
hutan). Isolasi bakteri endofit dari akar batang dan daun dilakukan dengan cara
sterilisasi permukaan menggunakan larutan NaOCL 10% dan alkohol 70%. Isolat
bakteri yang didapat dimurnikan dan diindentifikasi berdasarkan tipe morfologi
koloni bakteri kemudian dilakukan uji reaksi hipersensitif. Tahapan selanjutnya
isolat bakteri endofit tersebut dilakukan karakterisasi aktivitas enzim kitinolitik,
produksi IAA, penambat nitrogen, pelarut fosfat, pelarut kalium dan produksi
senyawa fluorescent. Isolat bakteri endofit diuji antibiosis terhadap Septobasidium
sp. dengan metode kultur ganda media PDA. Tahap in vivo meliputi uji
kemampuan penghambatan isolat bakteri endofit terhadap Septobasidium sp. pada
lada secara langsung, uji pemacu pertumbuhan tanaman, dan uji pemacu
ketahanan tanaman menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Metode
inokulasi bakteri endofit dengan cara perendaman bibit lada dalam suspensi
bakteri endofit.
Hasil penelitian in vitro diperoleh 33 isolat bakteri endofit yang diisolasi
dari tanaman lada sehat di antara lada sehat, lada sehat di antara lada sakit dan
lada hutan, dengan kisaran kerapatan 6.3 x 103–9.2 x 106 cfu g-1 berat basah
contoh jaringan tanaman. Hasil uji reaksi hipersensitif terhadap 33 isolat bakteri
endofit diperoleh 10 isolat bakteri endofit bersifat bakteri patogenik pada reaksi
hipersensitif di daun tembakau, sehingga 23 isolat bakteri endofit yang yang
bersifat non patogenik digunakan pada uji selanjutnya. Hasil karakterisasi dari 23
isolat bakteri tersebut, 20 isolat mampu memproduksi IAA, 3 isolat dapat
menambat nitrogen, 10 isolat dapat melarutkan fospat, 6 isolat mempunyai
aktifitas kitinolitik, 4 isolat mempunyai senyawa fluorescent dan semua isolat
bakteri endofit tersebut tidak mampu melarutkan kalium. Hasil uji antibiosis
terhadap Septobasidium sp. menunjukkan bahwa 8 isolat, yaitu isolat bakteri
SHA3, SHC9, SKA1, SKA3, SKA4, SKD8, SKD10 dan LHD8 mampu
menghambat pertumbuhan Septobasidium sp. antara 30.44-78.89% pada media
PDA. Hasil penelitian in vivo, hasil uji di lapangan menunjukkan bahwa isolat
SHC9, SKA3, SKD8, SKD10 dan LHD8 berpengaruh nyata terhadap penekanan
hifa Septobasidium sp. pada tanaman lada dan berpengaruh nyata meningkatkan
pertumbuhan tanaman lada.
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasi
mengenai potensi bakteri endofit asal tanaman lada sebagai agens pengendali
penyakit busuk cabang, agens pemacu pertumbuhan dan agens pamacu ketahanan
tanaman lada. | id |