Show simple item record

dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.advisorAnggraeni, Lukytawati
dc.contributor.authorAdzimatinur, Fauziyah
dc.date.accessioned2016-05-19T04:41:28Z
dc.date.available2016-05-19T04:41:28Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80480
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah menganalisis daya saing komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Turki, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor komoditi unggulan antara Indonesia dengan Turki, dan menganalisis kesesuaian struktur ekspor dan impor antara Indonesia dengan Turki. Studi menggunakan data time series pada tahun 1996-2014.Metode analisis adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Intra-Industry Trade (IIT), Trade Complementarity Index (TCI), dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil RCA menunjukkan komoditas ekspor utama Indonesia ke Turki adalah kain tenun dari serat stapel buatan, asam stearat, palm oil dan karet alam. Indeks IIT menunjukkan bahwa perdagangan hanya terjadi satu arah dari Indonesia. Komoditas impor dari Turki adalah karpet, boraks, tepung gandum, dan tembakau. TCI menunjukkan rendahnya kesesuaian antara ekspor Indonesia dan impor Turki. GDP per capita Turki memiliki pengaruh positif terhadap ekspor dan GDP per capita Turki memberikan pengaruh positif terhadap impor. Nilai tukar memiliki pengaruh positif pada ekspor dan negatif pada impor. Harga dan tingkat tarif memiliki dampak negatif pada ekspor dan impor. Variabel Dummy Non-tariff memiliki pengaruh negatif pada ekspor kain tenun dari serat stapel. Sementara di sisi impor, berpengaruh negatif terhadap tepung gandum. Pemerintah Indonesia harus mengejar strategi dalam kerjasama perdagangan sebagai upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan terutama tarif yang dikenakan pada kain tenun dari serat stapel buatan, asam stearat, palm oil, dan karet alam. Pengurangan tarif terutama bagi kain dari serat stapel yang terkena tarif 8%, asam stearat 5.1%, dan palm oil sebesar 24.9% yang meningkat dari tahun ke tahun yang pada awalnya hanya terkena tarif sebesar 8%. Sementara pada hambatan non-tarif, Pemerintah mengadakan sosialisasi kepada eksportir mengenai standar yang harus dipenuhi berkenaan dengan hambatan QR prohibition berupa pelarangan label ilegal yang dikenakan pada kain hasil tenunan serat stapel buatan. Indonesia banyak mengekspor komoditi Palm Oil dan Karet Alam. Perlunya pengembangan produk-produk primary goods untuk terus meningkatkan daya saing serta memproduksi komoditi-komoditi olahannya. Sehingga diharapkan Indonesia tidak hanya dibutuhkan sebagai negara sumber bahan utama dalam proses produksi, namun berkembang menjadi pemasok komoditi olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi bagi Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcaEconomicsid
dc.subject.ddcInternational tradeid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcIndonesia-Turkeyid
dc.title. Analisis Daya Saing Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perdagangan Komoditi Unggulan Indonesia-Turkiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDaya Saingid
dc.subject.keywordEksporid
dc.subject.keywordImporid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record