Show simple item record

dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.advisorPratika Mulya, Setyardi
dc.contributor.authorKartika, Zahra
dc.date.accessioned2016-05-10T04:06:48Z
dc.date.available2016-05-10T04:06:48Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80265
dc.description.abstractPenggunaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan manusia terhadap sebidang tanah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan permintaan masyarakat terhadap lahan kuhususnya tempat tinggal juga semakin meningkat bahkan kebutuhan lahan untuk permukiman lebih besar di wilayah perkotaan seperti Kota Pekanbaru yang menjadi lokasi penelitian ini. Dengan tekanan permintaan lahan yang cukup tinggi, Kota Pekanbaru berpotensi terjadi perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya di masa mendatang dan iikuti dengan semakin berkurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi penggunaan lahan pada citra Ikonos dan pengecekan lapang, mengidentifikasi keteraturan permukiman dan karakteristik penghuninya serta mengidentifikasi persepsi penghuni permukiman terhadap ruang terbuka hijau privat. Teknik analisis yang dilakukan adalah interpretasi citra dilanjutkan dengan pengecekan lapang. Teknik Slovin digunakan untuk menentukan jumlah titik pengecekan lapang dan wawancara. Metode yang digunakan untuk menentukan penyebaran titik cek lapang dan wawancara adalah stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis diketahui Kecamatan Marpoyan Damai memiliki luas keteraturan permukiman tertinggi sebesar 588.8 ha, luas permukiman yang tidak teratur tertinggi adalah di Kecamatan Pekanbaru Kota 10.4 ha. Kecamatan Pekanbaru Kota berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan Kecamatan Sail dan Marpoyan Damai sehingga permukiman yang ada saat ini dibangun tanpa adanya konsep keteraturan permukiman sehingga Kecamatan Pekanbaru Kota memiliki proporsi penggunaan lahan terbangun tertinggi sebesar 90.89 %. Persepsi penghuni tertinggi mengenai keteraturan permukiman berada di Kecamatan Sail sebesar 63.64 %. Persepsi ini dihasilkan dari pemahaman penghuni mengenai keteraturan permukiman. Pendapatan penghuni, luas bangunan dan harga jual tanah berkorelasi positif nyata terhadap keteraturan permukiman. Ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara sosial masyarakat dengan keteraturan permukiman. Persepsi penghuni tertinggi mengenai keberadaan pekarangan berada di Kecamatan Sail sebesar 81.82 % sedangkan yang terendah di Kecamatan Pekanbaru Kota yaitu 58.33 %. Ketersediaan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai pekarangan memiliki luas yang terbatas karena luas lahan yang tersisa ± 2-5 m sehingga keinginan masyarakat untuk memiliki pekarangan sulit terpenuhi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.subject.ddcLand useid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcPakanbaru-Riauid
dc.titlePenggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordKeteraturan permukimanid
dc.subject.keywordkonsistensi penghuniid
dc.subject.keywordRTH privatid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record