Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorDwi Wahjunie., Enni
dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorDwi Wahjunie., Enni
dc.contributor.authorAnisviensa Imani, Rara
dc.contributor.authorAnisviensa Imani, Rara
dc.date.accessioned2016-05-10T04:02:31Z
dc.date.available2016-05-10T04:02:31Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80249
dc.description.abstractInfiltrasi merupakan proses masuknya air secara vertikal ke dalam tanah melalui pori–pori di permukaan tanah. Semakin tinggi kemampuan infiltrasi suatu tanah maka akan semakin rendah aliran permukaan yang terjadi. Berkurangnya aliran permukaan dapat menurunkan resiko banjir di hilir pada musim hujan, kekeringan di musim kemarau, dan meningkatnya ketersediaan air bawah tanah. Infiltrasi di setiap penggunaan lahan dapat berbeda bila sifat-sifat fisik tanahnya berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju infiltrasi tanah di tiga penggunaan lahan dan penerapan model laju infiltrasi tanah. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2015 di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang. Pengukuran laju infiltrasi menggunakan Double Ring Infiltrometer. Analisis data penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Uji korelasi dan paired sample t test dilakukan untuk membandingkan laju infiltrasi hasil pengukuran lapang dengan hasil prediksi dengan tiga model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi minimum di ketiga penggunaan lahan berbeda; di lahan tegalan (7.7 cm/jam) lebih rendah daripada di lahan hutan tanaman (11.6 cm/jam) dan kebun campuran (12.5 cm/jam). Perbedaan laju infiltrasi minimum di ketiga penggunaan lahan tersebut disebabkan oleh perbedaan sifat fisika tanah. Bahan organik tanah, pori drainase sangat cepat (PDSC), dan pori drainase lambat (PDL) tertinggi terdapat di lahan hutan tanaman. Kandungan pasir, pori drainase cepat (PDC), kadar air kapasitas lapang (KAKL), dan pori air tersedia (PAT) tertinggi terdapat di kebun campuran. Kandungan klei, indeks stabilitas agregat (ISA), bobot isi tanah, ruang pori total tanah, dan permeabilitas tanah tertinggi terdapat di lahan tegalan. Korelasi antara laju infiltrasi tanah hasil pengukuran lapang dengan hasil prediksi model Horton (0.94-0.97) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi model Philips (0.68-0.75), maupun Kostiakov (0.79-0.85). Model Horton lebih sesuai diaplikasikan daripada model Philips maupun Kostiakov untuk memprediksi laju infiltrasi tanah di penggunaan lahan hutan tanaman, kebun campuran, dan tegalan, di Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil scienceid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSubang-Jawa Baratid
dc.titleLaju Infiltrasi Di Berbagai Penggunaan Lahan Desa Cibuluh, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subangid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordinfiltrasiid
dc.subject.keywordmodel infiltrasiid
dc.subject.keywordpenggunaan lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record