dc.description.abstract | Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan harga komoditas pangan telah
mendapatkan perhatian dan menyebabkan kekhawatiran diantara para pembuat
kebijakan di seluruh dunia. Telah diyakini bahwa faktor utama yang mempengaruhi
fluktuasi harga pangan adalah harga minyak mentah. Harga minyak mentah dapat
mempengaruhi volatilitas harga pangan secara langsung melalui input produksi
pertanian, seperti pupuk dan transportasi, dan secara tidak langsung mempengaruhi
harga komoditas pangan melalui peningkatan produksi biofuel. Sebagai negara
pengimpor minyak, Indonesia rentan terhadap guncangan harga pangan karena
volatilitas harga minyak mentah dapat memicu fluktuasi harga pangan domestik.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara harga
minyak mentah dan harga komoditas pangan domestik tertentu di Indonesia selama
periode 2002-2015 dengan menggunakan VECM dan Granger Causality test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, harga minyak
mentah dapat mempengaruhi harga jagung domestik, harga beras dan gandum dunia
serta secara tidak langsung mempengaruhi harga gandum domestik. Dalam jangka
pendek, harga minyak mentah dapat mempengaruhi harga beras domestik. Namun
demikian, penelitian ini tidak menemukan bukti adanya hubungan baik jangka
pendek maupun jangka panjang antara harga minyak domestik dan harga komoditas
pangan domestik. Penelitian ini menunjukkan bahwa subsidi BBM dapat
meminimalisir transmisi volatilitas dari harga minyak mentah ke harga komoditas
pangan. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa harga jagung, kedelai
dan gandum domestik rentan terhadap guncangan harga komoditas tersebut di pasar
dunia karena Indonesia mengimpor komoditas tersebut dalam jumlah yang banyak
dalam rangka memenuhi permintaan dalam negeri. Oleh karena itu, berdasarkan
hasil penelitian tersebut, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan
penerapan subsidi bahan bakar bagi produser pangan agar dapat mengurangi imbas
volatilitas dari harga minyak mentah dunia. Selain itu, pemerintah juga harus
memperbaiki kinerja produksi jagung dan kacang kedelai, serta mengurangi
konsumsi gandum nasional agar dapat meminimalisir impor komoditas – komoditas
tersebut. | id |