Show simple item record

dc.contributor.advisorHindayana, Dadan
dc.contributor.advisorHindayana, Dadan
dc.contributor.advisorPriyambodo, Swastiko
dc.contributor.authorArmando, Reno
dc.date.accessioned2016-04-27T04:48:06Z
dc.date.available2016-04-27T04:48:06Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80135
dc.description.abstractKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan penting di Indonesia. Salah satu hambatan dalam pengembangan budidaya kelapa sawit adalah kehilangan hasil karena serangan hama. Salah satu kelompok hama yang sering dilaporkan menyerang kelapa sawit yaitu kelompok serangga hama. Pengendalian hayati untuk serangga hama yaitu pengendalian dengan melibatkan musuh alami untuk menekan jumlah populasinya di lapangan. Dengan demikian, perlu mengusahakan agar musuh alami serangga hama dapat bertahan hidup dan berkembang biak di habitat penanaman (konservasi). Kontroversi dari konservasi adalah terciptanya kondisi vegetasi yang beragam (rimbun) yang dapat menyebabkan masalah lain, yaitu meningkatnya populasi hama tikus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengevaluasi pengaruh kondisi habitat pertanaman kelapa sawit yang berbeda terhadap keanekaragaman dan kelimpahan artropoda, serta populasi dan persentase serangan tikus. Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit (Cikasungka) dengan tiga kondisi habitat pertanaman yang berbeda, yaitu habitat yang relatif bersih, habitat dengan vegetasi alami, dan habitat dengan kacangan penutup tanah. Ketiga lokasi ini digunakan untuk mendapatkan sampel artropoda dan tikus, serta pengamatan buah terserang tikus. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel artropoda adalah pengamatan langsung pada tanaman, pemasangan lubang perangkap, dan penjaringan menggunakan jaring ayun. Pengambilan sampel tikus dilakukan dengan cara memasang perangkap massal menggunakan umpan. Tanaman sampel ditentukan untuk pengamatan buah terserang tikus, serta pengambilan sampel artropoda pada tajuk. Sampel artropoda dan tikus diidentifikasi di laboratorium, sehingga diketahui keanekaragaman dan kelimpahan artropoda, serta populasi tikus. Intensitas serangan tikus diketahui menggunakan kategori kerusakan, sedangkan luas serangan tikus diketahui dengan menghitung jumlah tanaman sampel terserang dibagi jumlah tanaman sampel seluruhnya. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi habitat pertanaman kelapa sawit yang berbeda berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan artropoda, serta populasi dan persentase serangan tikus. Habitat pertanaman dengan kacangan penutup tanah merupakan habitat dengan kelimpahan artropoda predator dan parasitoid (musuh alami serangga hama) tertinggi sekaligus persentase serangan tikus (intensitas dan luas serangan) terendah. Sebaliknya, habitat pertanaman yang relatif bersih merupakan habitat dengan persentase serangan tikus tertinggi dibandingkan habitat yang lain. Disamping itu, pada habitat yang relatif bersih dari segi kelimpahan musuh alami serangga hama merupakan paling rendah dibandingkan habitat yang lain. Habitat pertanaman dengan vegetasi alami dari segi kelimpahan musuh alami serangga hama dan persentase serangan tikus berada pada posisi di antara habitat yang relatif bersih dan habitat dengan kacangan penutup tanah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEntomologiiid
dc.subject.ddcArthropodsid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengaruh Kondisi Habitat Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Artropoda Dan Hama Tikusid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordartropodaid
dc.subject.keywordkacangan penutup tanahid
dc.subject.keywordmusuh alamiid
dc.subject.keywordpengelolaan habitatid
dc.subject.keywordtikus kebunid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record