dc.description.abstract | Kinerja ekspor suatu negara dipengaruhi banyak aspek. Beberapa aspek
utama adalah aspek infrastruktur dan kelembagaan. Permasalahan utama yang
dihadapi Indonesia adalah rendahnya kualitas infrastruktur dan kelembagaan.
Akibatnya biaya perdagangan yang tercermin dari persentase biaya logistik
terhadap GDP masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
Apabila hal tersebut tidak segera diatasi akan berdampak terhadap menurunnya
daya saing produk Indonesia di pasar global sehingga kinerja ekspor Indonesia
akan menurun. Oleh karena itu penting untuk dianalisis pengaruh infrastuktur dan
kelembagaan serta variabel terkait lainnya yang dapat mempengaruhi peningkatan
atau penurunan arus ekspor Indonesia, sehingga apabila kinerja variabel-variabel
tersebut ditingkatkan akan mampu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pengaruh variabel
infrastruktur dan kelembagaan serta variabel terkait lainnya terhadap kinerja
ekspor agregat, bahan hasil pertanian, pangan dan manufaktur Indonesia, dan (2)
merumuskan rekomendasi kebijakan dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor
Indonesia. Penelitian menggunakan data sekunder dengan deret waktu tahun
2005-2013 dan kerat lintang negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia.
Penelitian menggunakan model gravitasi dengan metode estimasi fixed effect.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel infrastruktur dan
kelembagaan serta variabel terkait lainnya berpengaruh terhadap arus ekspor
Indonesia, meskipun pengaruhnya pada keempat model yang dianalisis yaitu
ekspor agregat, ekspor bahan hasil pertanian, ekspor pangan dan ekspor
manufaktur berbeda. Pertama, variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap
kinerja ekspor agregat yaitu infrastruktur transportasi negara tujuan, teknologi
informasi komunikasi negara tujuan, tata kelola pemerintahan Indonesia, tingkat
efisiensi perdagangan lintas batas Indonesia dan negara tujuan, dan GDP per
kapita negara tujuan, sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh negatif
adalah tata kelola pemerintahan negara tujuan, GDP per kapita Indonesia dan
jarak ekonomi. Kedua, variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap
kinerja ekspor bahan hasil pertanian yaitu infrastruktur transportasi negara tujuan,
teknologi informasi komunikasi negara tujuan, tata kelola pemerintahan
Indonesia, tingkat efisiensi perdagangan lintas batas negara tujuan, dan GDP per
kapita negara tujuan, sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh negatif
adalah tata kelola pemerintahan negara tujuan, GDP per kapita Indonesia dan tarif.
Ketiga, variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap kinerja ekspor pangan
yaitu infrastruktur transportasi Indonesia dan negara tujuan, tata kelola
pemerintahan Indonesia, tingkat efisiensi perdagangan lintas batas negara tujuan,
GDP per kapita negara tujuan dan kesamaan bahasa, sedangkan variabel-variabel
yang berpengaruh negatif adalah tata kelola pemerintahan negara tujuan dan tarif.
Keempat, variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap kinerja ekspor
manufaktur yaitu infrastruktur transportasi Indonesia, teknologi informasi
komunikasi Indonesia dan negara tujuan, tata kelola pemerintahan Indonesia,
tingkat efisiensi perdagangan lintas batas Indonesia dan negara tujuan dan GDP
per kapita negara tujuan, sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh negatif
adalah tata kelola pemerintahan negara tujuan, GDP per kapita Indonesia dan
jarak ekonomi.
Berdasarkan sejumlah temuan yang ada, agar kinerja ekspor Indonesia
meningkat maka saran kebijakan dari penelitian ini adalah perlunya perbaikan
kinerja infrastruktur dan kelembagaan, terutama terkait dengan: pertama,
peningkatan kapasitas dan perbaikan kualitas infrastruktur transportasi khususnya
kualitas jalan dan pelabuhan. Hal ini agar distribusi barang menjadi lebih efisien,
baik waktu maupun biaya. Kedua, optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
komunikasi dalam perdagangan khususnya pemanfaatan e-marketing agar biaya
perdagangan menjadi lebih efisien. Ketiga, peningkatan kualitas tata kelola
pemerintahan, khususnya kualitas control of corruption, rule of law, regulatory
quality dan government effectiveness yang terkait dengan perdagangan agar daya
saing Indonesia semakin meningkat. Keempat, percepatan waktu ekspor dan
penyederhanaan dokumen perizinan ekspor, agar tingkat efisiensi perdagangan
lintas batas menjadi lebih efisien dan sederhana.
Selain perbaikan kinerja infrastruktur dan kelembagaan, Indonesia perlu
menelaah kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh negara-negara tujuan
ekspor, khususnya tarif bahan hasil pertanian dan pangan serta menelaah perlu
tidaknya peningkatan dukungan domestik untuk sektor bahan hasil pertanian dan
pangan agar produk pertanian Indonesia mampu bersaing di pasar internasional | id |