Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahudin
dc.contributor.advisorGhulamahdi, Munif
dc.contributor.authorKolaka, La
dc.date.accessioned2016-04-27T04:34:38Z
dc.date.available2016-04-27T04:34:38Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80094
dc.description.abstractUsaha meningkatkan produksi padi melalui perbaikan produktivitas padi dan peningkatan luas lahan produksi harus terus dilakukan untuk mengimbangi peningkatan konsumsi beras. Peningkatan perluasan lahan diarahkan kepada pemanfaatan lahan marginal seperti lahan pasang surut, yang kendala utamanya tinggi kadar pirit, pH rendah dan keracunan Fe. Sementara itu upaya peningkatan produktivitas padi dilakukan dengan perbaikan varietas padi yang tahan pada kondisi lahan tersebut, salah satunya dengan menyilangkan varietas unggul yang rentan (IR64) dengan varietas lokal yang tahan tanah masam (Hawara Bunar). Turunan hasil persilangan IR64 x Hawara Bunar sudah sampai pada generasi F8 memiliki sejumlah nomor galur. Tujuan penelitian ini adalah (1) menapis galur-galur padi generasi F8 turunan persilangan IR64 x Hawara Bunar dengan cekaman Fe 1000 ppm dalam larutan media Yoshida setengah konsentrasi untuk menentukan galur toleran Fe berdasarkan skor bronzing daun, dan (2) mempelajari karakteristik pertumbuhan dan kemampuan produksi dari galur-galur padi tersebut pada lahan pasang surut tipe luapan C pada musim penghujan, dengan harapan bisa mendapatkan galur potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Penelitian berlangsung dari Agustus 2011 sampai Desember 2012 di Laboratorium Rumah Kaca Departemen Biologi IPB, lahan pasang surut di Desa Banyuurip Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, dan Laboratorium Fisiolgi dan Molekular Tumbuhan, Departemen Biologi IPB. Bahan biji padi yang digunakan 54 galur dari populasi turunan F8 dari persilangan IR64 x Hawara Bunar, dan 3 varietas pembanding IR64, Hawara Bunar, Mahsuri pada percobaan rumah kaca dalam kultur hara Yoshida setengah konsentrasi dan cekaman 1000 ppm. Bahan biji padi untuk percobaan lapang menggunakan biji 25 galur potensial toleran berdasarkan skor bronzing, 5 galur rentan dan 5 varietas pembanding yaitu IR64, Hawara Bunar, Mahsuri, Indragiri, dan Inpari 13. Panapisan galur populasi F8 hasil persilangan var. IR64 x Hawara Bunar terhadap cekaman Fe 1000 ppm dilakukan dengan RAK satu faktor 3 ulangan dengan menumbuhkan padi sampai umur 21 hari, kemudian diberikan cekaman selama 7 hari 1000 ppm Fe dalam media yang sama. Umur 28 hari dilakukan pengamatan skor bronzing daun. Penelitian lapang dilakukan pada lahan pasang surut Desa Banyuurip dengan RAKL satu faktor 3 ulangan 7 sampel tiap ulangan, dengan pola tanam stripe check, jarak tanam 25 cm x 30 cm dalam petak 2.5 m x 1 m. Bibit semai dipindah saat berumur 21 hari. Pemupukan dilakukan dengan 250 kg urea dan 100 kg TSP, 75 kg KCl per hektar dan diberikan dua tahap yaitu umur 3 dan 7 MST dengan jumlah pemberian per tahap adalah separuh dari dosis tersebut. Data pertumbuhan dan produksi dikumpulkan sebagian dilakukan di lapang, dan sebagian lainnya dibawa di Laboratorium Fisiologi dan Molekular Tumbuhan Departemen Biologi IPB. Data diolah menggunakan sidik ragam, dan uji lanjut Duncan (DMRT) pada taraf α = 0.05. Hasil percobaan bronzing daun pada kultur hara dengan cekaman 1000 ppm Fe diperoleh 12 galur skor bronzing 3 dan 13 galur skor bronzing 5, yang secara keseluruhan dikategorikan potensial toleran Fe dari 54 galur yang diuji. Delapan peubah percobaan lapang (tinggi tanaman produktif, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah biji per malai, bobot per malai, persen gabah isi per malai, bobot 1000 biji, dan produksi per hektar) berbeda nyata antar galur yang diuji pada taraf kepercayaan 95%. Dengan pembanding peubah var. Hawara Bunar dan peubah var. Indragiri pada uji Duncan didapatkan tinggi tanaman produktif mayoritas lebih pendek dari var Hawara Bunar (156.7 cm), sendangkan jumlah anakan semuanya lebih banyak dari jumlah anakan var. Hawara Bunar (5.2) dari 32 genotipe yang diuji. Panjang malai, bobot per malai, dan persen gabah isi semuanya lebih kecil dari malai Hawara Bunar (32.3 cm, 6.2 g, 87.6%), sedangkan biji per malai mayoritas lebih sedikit dari jumlah biji var. Hawara Bunar. Bobot 1000 biji gabah kering semuanya lebih kecil dari bobot biji var Hawara Bunar (41.6 g) dan mayoritas lebih besar dari bobot biji var. Indragiri (23.8 g). Produksi per hektar terdapat satu galur yang melebihi produksi var. Hawara Bunar, tapi semuanya tidak ada yang melebihi produksi var. Indragiri (6.13 t/ha) dari 25 genotipe yang mencapai panen. Umur panen bervariasi antara 103-132 HST, tapi galur F8 tersebar pada umur panen 103-107 HST (19 galur dari 21 galur yang dipanen), sisanya galur IRH330 dan IRH438 dan var. pembanding (111-132 hari). Tinggal 25 genotipe yang bertahan sampai panen dari 32 genotipe yang ditanam pada percobaan lapang. Karakteristik penentu galur potensial adalah skor bronzing, tinggi tanaman dan anakan produktif, umur panen, panjang malai, persen gabah isi, bobot 1000 biji, produksi per hektar, dan ketahanan terhadap penyakit. Dua puluh satu galur dari 25 genotipe yang dipanen ada 9 genotipe yang memiliki produksi > 4.5 t/ha GK. Enam genotipe (IRH1, IRH108, IRH195, IRH286, IRH629, dan IRH715, merupakan galur turunan generasi F8. Berdasarkan keunggulan karakter ketahanan terhadap penyakit terdapat 3 galur (IRH1, IRH108, dan IRH195) dari 6 galur tersebut. Galur IRH1 memiliki anakan sedikit dan ukuran biji kecil, sehingga galur terbaik potensial adalah IRH108 dan IRH195. Karakter kedua galur ini banyak kemiripan dari segi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur panen, panjang malai, dan produksi. Galur IRH108 biji lebih besar dengan jumlah biji per malai lebih sedikit, dan produksi lebih besar dibandingkan dengan galur IRH195. Galur IRH108 produksinya sudah mencapai 5.05 t/ha melebihi produksi tetuanya Hawara Bunar (4.83 t/ha). Dari uji lapang di lahan pasang surut Banyuasin diperoleh 2 galur, IRH108 dan IRH195, yang karakteristik pertumbuhan dan produksinya cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut pada lahan pasang surut untuk periode tanam musim hujan. Disarankan diteliti lebih lanjut kedua galur terbaik ditanam pada musim kering.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcField cropsid
dc.subject.ddcRiceid
dc.subject.ddc2012id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePertumbuhan Dan Produksi Galur-Galur Padi Toleran Fe Hasil Persilangan Var. Ir64 X Hawara Bunar Di Lahan Pasang Surut, Banyuasin, Sumatera Selatanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbronzingid
dc.subject.keywordkeracunan besiid
dc.subject.keywordlahan pasang surutid
dc.subject.keywordpadiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record