Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.authorLismawati
dc.date.accessioned2016-04-27T04:34:28Z
dc.date.available2016-04-27T04:34:28Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80093
dc.description.abstractKabupaten Langkat memiliki potensi yang besar di bidang pertanian khususnya sub sektor perkebunan dan peternakan. Besarmya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Langkat adalah sebesar 54,04 %, yaitu sub sektor perkebunan (30,90%) dan peternakan (5,75%). Komoditas perkebunan yang paling dominan di Kabupaten Langkat adalah kelapa sawit dengan luas perkebunan sebesar 112 323.9 Ha pada tahun 2013. Luas perkebunan kelapa sawit rakyatnya mencapai 45.407 Ha (40%) dari total luas perkebunan sawit dan termasuk 3 terbesar di Provinsi Sumatera Utara. Adapun komoditas peternakan utama di Kabupaten Langkat adalah peternakan sapi potong yang menyumbang sekitar 25 – 30 % dari populasi ternak sapi potong di Provinsi Sumatera Utara. Kedua kondisi sub sektor tersebut memberikan peluang untuk melaksanakan integrasi sawit-sapi di Kabupaten langkat. Integrasi sawit-sapi diharapkan dapat berperan untuk meningkatkan populasi ternak sapi potong dalam mendukung program swasembada daging sapi. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) menentukan potensi lahan perkebunan kelapa sawit eksisting sebagai sumber pakan ternak sapi potong, 2) menganalisis keuntungan ekonomi program integrasi sawit-sapi, 3) mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan petani-peternak, 4) menentukan tingkat preferensi anggota terhadap kelompok tani dan 5) menentukan prioritas, strategi dan arahan pengembangan integrasi sawit-sapi dalam peningkatan ekonomi wilayah di Kabupaten Langkat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara/kuesioner di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa instansi pemerintah. Penentuan responden petani, para pakar, dan stakeholders lainnya menggunakan metode purposive sampling. Adapun metode analisis yang digunakan diantaranya analisis deskriptif, analisis Location Quotient (LQ), Shift Share Analyzed (SSA), analisis usaha tani, analisis regresi, analisis Multiple Criteria Decision Making (MCDM) dengan pendekatan Technidue For Others Reference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Analytical Hierarchy Process (AHP) dan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan secara ekstensif ternak sapi potong hanya pada lahan perkebunan kelapa sawit rakyat di empat kecamatan penelitian mampu menampung 22 402 ekor, sedangkan pemeliharaan secara intensif menampung 17 068 ekor. Nilai tersebut hampir mendekati nilai populasi ternak sapi potong pada tahun 2013 di 4 kecamatan, yaitu sebesar 27 956 ekor, yang menggunakan semua lahan baik lahan sawit maupun non sawit. Keempat kecamatan memiliki nilai LQ > 1 sehingga berpeluang untuk menjadi pusat peternakan sapi potong dan nilai SSA positif yang menunjukan tren pertumbuhan yang baik. Nilai R/C rata-rata keuntungan usaha tani dari para peternak sapi potong sebesar 1.284. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong layak untuk dikembangkan dengan pendapatan usaha tani rata-rata Rp. 14 829 570,- per tahun dengan pendapatan per ST sebesar Rp. 3 707 392. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani peternak adalah biaya pakan dan skala pemeliharaan. Adapun nilai respon positif rata-rata dari tingkat preferensi anggota terhadap keberadaan kelompok tani sebesar 64.4% yang menunjukkan bahwa perlu adanya pembenahan manajemen kelompok tani. Prioritas daerah pengembangan integrasi sawit-sapi berturut-turut adalah Kecamatan Secanggang, Wampu, Babalan dan Kuala. Strategi utama yang dilakukan untuk pengembangan integrasi sawit sapi melalui peningkatan efisiensi model pemeliharaan dari ekstensif menjadi intensif dengan dukungan akademisi dan kebijakan pemerintah. Arahan pengembangan berdasarkan strategi yang telah disusun untuk diimplementasikan pada empat kecamatan penelitian. Pengembangan integrasi sawit-sapi memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi wilayah di Kabupaten Langkat karena dapat menciptakan lapangan kerja sebanyak 114 447 orang atau 22.66% (12.16% menjadi 34.82%) dari total angkatan kerja dan meningkatkan kontribusi sub sektor peternakan sebesar 177.81 milyar atau 3.85% (5.75% menjadi 9.60%) terhadap PDRB sektor pertanian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.subject.ddcUrban developmentid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcLangkat-Sumatera Utaraid
dc.titleArahan Pengembangan Integrasi Sawit-Sapi Dalam Peningkatan Ekonomi Wilayah Di Kabupaten Langkatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordekonomi wilayahid
dc.subject.keywordintegrasi sawit-sapiid
dc.subject.keywordintensifid
dc.subject.keywordswasembada daging sapiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record