Uji In Vitro Gabungan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dan Sambiloto Sebagai Anti-Simian Retrovirus Serotipe-2.
View/ Open
Date
2016Author
Umbara, Fatan
Suparto, Irma Herawati
Pamungkas, Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Simian retrovirus (SRV) merupakan virus yang berasal dari monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan masih dalam satu famili dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Oleh karena itu SRV dapat digunakan sebagai model dari penelitian terhadap HIV. Virus tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan fungsional dari sistem kekebalan tubuh terutama pada sel limfosit T CD4+ dan makrofag. Usaha mendapatkan obat yang murah dan efektif untuk memerangi HIV dapat dilakukan dengan penggunaan senyawa obat tradisional. Telah dibuktikan bahwa ekstrak air daun jambu biji yang mengandung flavonoid dapat menghambat virus RNA H1N1 melalui penghambatan enzim reverse transcriptase. Tanaman obat tradisional lain yang memiliki aktivitas sebagai antivirus adalah sambiloto (Andrographis paniculata) yang diketahui dapat menghambat enzim protease pada HIV. Untuk meningkatkan aktivitas antiviral ini dilakukan penggabungan kedua tanaman obat dengan harapan mendapatkan efek sinergis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek gabungan ekstrak etanol daun jambu biji dan sambiloto sebagai antivirus terhadap SRV-2 serta menduga kandungan metabolit sekunder keduanya.
Kedua tanaman obat dilakukan ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% dan pelarut diuapkan dengan rotary evaporator. Beberapa formula gabungan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide). Uji ini untuk menentukan toksisitas terhadap sel A549 yang belum diinfeksi SRV-2 sehingga dapat diketahui konsentrasi aman yang akan digunakan pada sel A549 terinfeksi SRV-2. Sistem pengujian antivirus dilakukan secara in vitro dengan mengunakan kultur sel A549 yang telah diinfeksi SRV-2 dan dipaparkan pada kedua ekstrak tanaman obat tersebut. Sistem kultur ini dapat menunjang replikasi virus sehingga dapat dilakukan pengamatan penghambatan replikasi yang disebabkan paparan suatu senyawa bioaktif. Metode Reverse Transcriptase Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT Real-Time PCR) digunakan sebagai acuan untuk mengukur jumlah virus berdasarkan pada cycle threshold (Ct) dan jumlah salinan virus.
Gabungan yang memiliki toksisitas rendah adalah formula 3:1 daun jambu biji dan sambiloto pada konsentrasi 125 ppm ke bawah. Formula tersebut diujikan terhadap sel A549 yang telah diinfeksi SRV-2 dan supernatannya dipanen setiap hari selama lima hari. Untuk mengetahui jumlah salinan virus digunakan real time–PCR, penghambatan terbaik dari formula tersebut adalah 99.96% dengan konsentrasi 125 ppm. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa formula 3:1 daun jambu biji dan sambiloto berpotensi sebagai antiretroviral ditunjukan dengan jumlah salinan virus formula tersebut lebih rendah dibandingkan dengan lamivudine.