Perencanaan Penggunaan Lahan Komoditas Unggulan Perkebunan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat
View/ Open
Date
2016Author
Setiawati, Astriana Rahmi
Sitorus, Santun R.P
Widiatmaka
Metadata
Show full item recordAbstract
Perekonomian Kabupaten Tanah Datar sangat ditunjang oleh sektor pertanian. Pada tahun 2012 Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupoaten Tanah berada pada tingkat rata-rata/menengah yaitu 6,5% dan lebih rendah bila dibandingkan dengan kabupaten tetangga: Kabupaten Padang Pariaman (7,23 %); Agam (7,83%); Lima Puluh Kota (7,20%) dari total PDRB provinsi (BPS, 2013). Berdasarkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Barat tahun 2014, pertumbuhan sektor perkebunan relatif lambat dan hanya menyumbang 4,08 % dari total PDRB Sumatra Barat. Sementara itu, terdapat adanya peningkatan produksi dari beberapa komoditi perkebunan seperti produksi kakao, kopi robusta, kopi arabika dan kemiri. Penetapan komoditas unggulan disuatu wilayah menjadi suatu keharusan dengan pertimbangan bahwa komoditas tersebut mampu bersaing secara berkelanjutan dengan komoditas yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain atau komoditas tersebut unggul secara komparatif dan kompetitif. Kesalahan managemen dalam penggunaan lahan akan menimbulkan kerusakan terhadap lahan itu sendiri (Nugroho 2000). Arahan pengembangan komoditas pada suatu lahan mencakup perencanaan penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas tertentu. Komoditas yang terpilih adalah komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, hasil evaluasi kesesuaian lahannya sesuai serta dibudidayakan masyarakat dan memiliki dukungan infrastruktur dan kelembagaan yang cukup. Ketidaktahuan untuk mengendalikan suatu penggunaan lahan untuk pengendalian komoditas dapat diatasi dengan menyusun perencanaan penggunaan lahan (Sitorus et al. 2012). Oleh karena itu, pengembangan ekonomi wilayah melalui pengembangan komoditas unggulan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi komoditas unggulan perkebunan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat; (2) Mengidentifikasi dan mendeliniasi penggunaan lahan eksisting Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat; (3) Mengevaluasi ketersediaan lahan dan kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat; (4) Menyusun arahan rencana penggunaan lahan untuk komoditas unggulan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tanah Datar dengan tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) Pengumpulan data meliputi: identifikasi komoditas unggulan perkebunan, identifikasi tipe penggunaan lahan, analisis tanah di laboratorium; (2) Kegiatan analisis ketersediaan lahan dan kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditas unggulan; (3) Menyusun arahan pengembangan komoditas unggulan. Jenis data terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (luas panen dan produksi tanaman perkebunan), Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Tanah Datar (BAPPEDA), data iklim, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), Peta Pola Ruang (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Tanah Datar, Peta Kawasan Hutan Kabupaten Tanah Datar (Kementrian Kehutanan), Peta Administrasi
Kabupaten Tanah Datar, Peta Tanah, Peta Lereng, dan Peta Geologi. Data primer meliputi data penggunaan lahan, karakteristik lahan, serta pengamatan kondisi fisik lahan di lapangan dan data analisis tanah dilaboratorium. Data penggunaan lahan diperoleh dengan cara melakukan interpretasi citra satelit dan divalidasi dengan melakukan cek lapangan. Data kondisi fisik lahan dan karakteristik tanah di peroleh dari survei lapang. Alat yang digunakan adalah Receiver GPS, kamera digital, dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software: Envi 5 portable, Arc GIS 10.2, Google Earth Plus, Microsoft Excel, dan Microsoft Word.
Komoditas unggulan suatu wilayah diidentifikasikan dengan nilai LQ yang lebih besar dari 1 dan nilai SSA yang positif. Berdasarkan analisis LQ dan SSA diketahui bahwa Kabupaten tanah datar memiliki 15 jenis komoditas unggulan; karet, kopi robusta, kakao, kelapa, cengkeh, kayu manis, aren, tebu, gardamunngu/kapulaga, kapok, merica, pala, panili, dan kemiri. Berdasarkan hasil interpretasi citra satelit LANDSAT 8 dan dibantu dengan google earth serta ground check, di ketahui bahwa penggunaan lahan aktual (2014) Kabupaten Tanah Datar adalah: hutan primer (37,2%); sawah (20%); hutan sekunder (19,8 %); dan kebun campuran (7,5%) merupakan empat penggunaan lahan terluas di Kabupaten Tanah Datar, namun untuk pengembangan komoditas unggulan perkebunan, evaluasi lahan hanya dilakukan pada penggunaan lahan hutan sekunder (19,8%), kebun campuran (7,5%), dan semak belukar (0,7%).
Lahan yang tersedia dan sesuai untuk pengembangan komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Tanah Datar dengan kelas kesesuaian lahan S3 adalah sebagai berikut: kakao (16.853 ha); kelapa (9.439 ha); cengkeh (6.921 ha); merica (4.912 ha); kayu manis (4.741 ha); pala (4.603 ha); karet (3.997 ha); tebu (3.651 ha); kopi arabika (1.980 ha); kemiri (1.366 ha); aren (1.291 ha); kapok (1.072 ha); kapulaga (982 ha); kopi robusta (924 ha); dan vanili (353 ha). Arahan rencana penggunaan lahan komoditas unggulan perkebunan adalah: kopi robusta (Kecamatan X Koto dan Tanjung Baru); pala (Kecamatan Batipuh); kakao (Kecamatan Batipuh Selatan, Rambatan, Limo Kaum, Tanjung Emas, dan Lintau Buo Utara); cassiavera/kayu manis (Kecamatan Pariangan dan Sungayang); vanili (Kecamatan Sungai Tarab); dan kopi arabika (Kecamatan Salimpauang).
Collections
- MT - Agriculture [3677]