Show simple item record

dc.contributor.authorSetiani, Hermawati
dc.contributor.authorSoedharma, D
dc.contributor.authorRais, J
dc.contributor.authorSitumorang, M
dc.contributor.authorEffendi, H
dc.date.accessioned2016-04-20T03:33:24Z
dc.date.available2016-04-20T03:33:24Z
dc.date.issued2011-12
dc.identifier.citationJurnal Tanah dan Iklim Indonesian Soil and Climate Journal, No 34, Desember Tahun 2011id
dc.identifier.issn1410-7244
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79928
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan di lahan basah Muaragembong. Kabupaten Bekasi, merupakan salah satu lahan basah pesisir di Indonesia dalam database Wetfand In ternational dengan kode JAV09 dengan total luas 10.480 ha sebagai eagar alam Muaragembong. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi dan potensi lahan basah. menganalisis kesesuaian lahan. merumuskan kebijakan pengelolaan lahan basah secara berkelanjutan dan dapat diimplementasikan oleh stakeholder. Tahapan yang dilakukan didalam analisis adalah : (a) analisis potensi dan kondisi ekosistem lahan basah (b) analisis kesesuaian lahan (c) rencana lonasi, dan (d) penyusunan kebijakan pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan. Hasil yang didapat menunjukan adanya pengurangan tutu pan Mangrove dad 10.995 ha pad a tahun 1946 (100%) menjadi hanya 186 ha pada tahun 2008 (1,7%). dan hilangnya masing masing satu spesies flora dan fauna yaitu Bruguira sp. (tancang) dan Panthera pardus melas (macan tutul jawa). Hal ini secara natural akibat dari pertambahan penduduk dati tahun 1950-an sampai dengan 2000 an, dan kebijakan Pemerintah yang tumpang tindih. Secara fisik, selama 62 tahun. terjadi abrasi pantai seluas 307 ha khususnya di pantai Utara (Tanjung Wetan) dan pantai Barat (Muara Legan dan Muara Blakan). Abrasi terbesar pada pantal Utara adalah akibat penggalian pasir oleh penduduk, sedangkan akresi pantai setuas 979 ha terjadi akibat sedimentasi dari Citarum beserta anak-anak sungainya. Opsi managemen dalam disertasi ini adalah mempertahankan dan merehabilitasi sebagian lahan basah Muaragembong sebagai lahan basah alami/konservasi alami. Selain itu. pada bagian lainnya dimanfaatakan sebagai lahan basah buatan, misalnya tambak dan sawah untuk mata pencaharian penduduk lokalid
dc.language.isoidid
dc.publisherotherid
dc.publisherBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanianid
dc.publisherotherid
dc.titlePengelolaan Lahan Basah Pesisir di Citarum Hilir Secara Berkelanjutan (Studi Kasus: Lahan Basah Muaragembong, Kabupaten Bekasi)id
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordLahan basah, Pesisir, Kebijakan, Pengelolaan, Muaragembongid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record