Kinerja Petani Hutan Rakyat Dan Penyuluh Kehutanan Di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2012Author
Trison, Soni
Suharjito, Didik
Hardjanto
Amanah, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Keberadaan hutan rakyat dalam konteks pembangunan kehutanan secara
nasional memegang peranan penting. Masalah penelitian yang ingin diangkat
dalam penelitian pengelolaan hutan rakyat ini adalah dari aspek kinerja petani
hutan rakyat dan aspek penyuluh kehutanan. Kinerja petani hutan rakyat di Pulau
Jawa saat ini masih rendah dan kinerja penyuluh kehutanan juga perlu
ditingkatkan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kinerja petani hutan rakyat
dan penyuluh kehutanan, menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan terhadap
kinerja petani hutan rakyat, menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan terhadap
kinerja penyuluh kehutanan dan merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja
petani hutan rakyat dan penyuluh kehutanan.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dan Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah. Populasi utama dalam penelitian ini adalah petani hutan
rakyat dan penyuluh kehutanan. Jumlah responden penyuluh kehutanan di
Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Purworejo masing-masing 50 dan 25 orang,
sehingga jumlah petani hutan rakyat yang menjadi responden masing-masing
adalah 100 petani di Kabupaten Ciamis dan 50 petani di Kabupaten Purworejo.
Hubungan antar peubah penelitian dan menemukan model empiris hubungan antar
peubah dan faktor-faktor pendukungnya, digunakan analisis faktor dan
dilanjutkan analisis jalur.
Kinerja petani hutan rakyat dalam melakukan kegiatan pengelolaan hutan
rakyat diukur melalui kualitas kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologi dan
fungsi sosial. Pada prinsip kelestarian fungsi produksi indikator status lahan jelas
hak milik di Kabupaten Ciamis 73 persen di Kabupaten Purworejo 80 persen,
teknik silvikultur di Kabupaten Ciamis lebih intensif dibandingkan dengan di
Kabupaten Purworejo namun belum rutin dan sebagian besar petani hutan rakyat
menerapkan tebang butuh. Pada prinsip kelestarian fungsi ekologi di Kabupaten
Ciamis 75 persen dan di Kabupaten Purworejo 60 persen ditandai dengan
pengelolaan petani dalam hal pola tanam agroforestri. Pada prinsip kelestarian
fungsi sosial memiliki persamaan baik di Kabupaten Ciamis maupun di
Kabupaten Purworejo, hal ini ditandai dengan adanya jaminan pengembangan dan
ketahanan ekonomi masyarakat namun masih terbatas yang diwujudkan dengan
pendapatan, terbangunnya pola hubungan antar petani yang masih terbatas dan
kejelasan batas areal hutan rakyat dengan petani lainnya. Kinerja petani hutan
rakyat secara keseluruhan termasuk kategori sedang.
Kinerja petani hutan rakyat di Kabupaten Ciamis dipengaruhi secara
bersama dari karakteristik petani hutan rakyat (X11), faktor lingkungan fisik (X12),
kinerja penyuluh kehutanan menurut persepsi petani (X13), lingkungan sosial
budaya (X14) dan kinerja penyuluh kehutanan (X15) terhadap kinerja petani hutan
rakyat (Y11) adalah sebesar 70,8 persen, sisanya 29,2 persen dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kinerja petani hutan rakyat di Kabupaten Purworejo dipengaruhi
karakteristik petani hutan rakyat (X11), faktor lingkungan fisik (X12), kinerja
penyuluh menurut persepsi petani (X13), lingkungan sosial budaya (X14) dan
kinerja penyuluhan kehutanan (X15) terhadap kinerja petani hutan rakyat (Y11)
adalah sebesar 44,1 persen, sisanya 55,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kinerja penyuluh kehutanan di Kabupaten Ciamis dipengaruhi kompetensi
penyuluh kehutanan (X21), motivasi penyuluh kehutanan (X22), dan lingkungan
penyuluh kehutanan (X23) terhadap kinerja penyuluh kehutanan (Y21) adalah
sebesar 56,3 persen, sisanya 43,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Kinerja penyuluh kehutanan di Kabupaten Purworejo dipengaruhi
kompetensi penyuluh kehutanan (X21), motivasi penyuluh kehutanan (X22), dan
lingkungan penyuluh kehutanan (X23) terhadap kinerja penyuluh kehutanan (Y21)
adalah sebesar 62,0 persen, sisanya 38,0 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Rumusan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
petani hutan rakyat adalah penguatan lingkungan sosial budaya dan peningkatan
persepsi petani tentang kinerja penyuluh. Sementara itu untuk peningkatan kinerja
penyuluh kehutanan adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan memperkuat
kondusifnya lingkungan penyuluh kehutanan.
Collections
- DT - Forestry [343]