dc.description.abstract | Kabupaten Cianjur memiliki lahan pertanian seluas 350.148 ha yang
terdiri dari lahan sawah 66.180 ha dan bukan sawah 283.865 ha (BPS Kabupaten
Cianjur 2014). Penggunaan lahan pertanian sebagian besar berupa lahan sawah
tadah hujan dan sisanya lahan sawah irigasi. Namun penggunaan lahan sawah ini
dari tahun ke tahun mengalami perubahan penggunaan lahan (konversi). Adanya
konversi lahan menyebabkan terjadinya penyempitan lahan yang berasosiasi
terhadap tingkat fragmentasi lahan. Fragmentasi lahan juga dipengaruhi oleh
kemiringan lereng. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk menganalisis
sebaran lahan sawah tadah hujan pada kondisi fisik lahan dan aksessibilitas,
tipologi lahan sawah tadah hujan berbasis fragmentasi, dan tingkat fragmentasi
lahan sawah tadah hujan berdasarkan kemiringan lereng.
Metode yang digunakan yaitu overlay antara peta persebaran lahan sawah
tadah hujan terhadap peta karakteristik fisik lahan, dan peta aksessibilitas.
Analisis statistik tree clustering untuk mendapatkan tipologi fragmentasi. Analisis
fragmentasi dan kaitannya dengan kemiringan lereng menggunakan extension
“patch analyst” peta sawah tadah hujan untuk mendapatkan indeks fragmentasi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa faktor fisik kemiringan lereng
paling mempengaruhi persebaran lahan sawah tadah hujan. Karakteristik lahan
sawah tadah hujan dapat diamati dari citra satelit. Semakin curam kelas
kemiringan lerengnya, maka lebar teras lahan sawah tadah hujan semakin sempit.
Terdapat lima kelas tipologi berdasarkan fragmentasi lahan sawah tadah hujan di
Kabupaten Cianjur. Fragmentasi tertinggi lahan sawah tadah hujan terdapat pada
kelas 5 dengan rata-rata jumlah poligon (NumP) 1956 poligon dan rata-rata luas
area (CA) seluas 2518,53 ha. Variasi fragmentasi pada setiap Kecamatan di
masing-masing kelas disebabkan oleh keadaan topografi di kawasan tersebut.
Terdapatnya lembah terisi dan perbukitan, menyebabkan terfragmentasinya lahan
sawah tadah hujan. Lahan sawah tadah hujan mengelompok pada bagian zona
utara dan tengah, sedangkan lahan sawah tadah hujan menyebar pada bagian zona
selatan. Jumlah poligon (NumP) sawah semakin banyak pada kemiringan lereng
<15%, sedangkan pada kemiringan >15% jumlah poligon (NumP) sawah semakin
sedikit. | id |