Show simple item record

dc.contributor.advisorMunandar, Jono M
dc.contributor.advisorSarma, Ma’mun
dc.contributor.authordamari, arfan
dc.date.accessioned2016-03-15T05:06:53Z
dc.date.available2016-03-15T05:06:53Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79365
dc.description.abstractDalam fungsi pengembangan ekowisata, Wana wisata Cikole Perhutani didirikan sejak tahun 2010 untuk dikelola menjadi sebuah resort , yaitu kawasan wisata alam terpadu dengan berbagai fasilitas pendukung yang memadai. Dengan target pemasukan Rp 6.000.000.000,00 tahun 2014, pengelola Wanawisata Cikole Perhutani perlu mengoptimalkan fungsi pemasaran maupun kebijakan kelola secara umum. Merek sebagai salah satu sarana pemasaran menjadi keniscayaan untuk pengelolaan yang lebih baik. Untuk memicu peningkatan kinerja manajerial analisis Balance Scorecard menjadi tepat bila di terapkan di wana wisata ini. Permasalahannya adalah, sudahkah Wanawisata Cikole Perhutani memanfaatkan merek Perhutani sebagai ikon penarik bagi pengunjung. Selanjutnya, bagaimana kinerja manajerial, apakah sudah terstandar dengan indikator yang terukur. Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kajian Ekuitas Merek berupa analisis deskriptif, uji Cohran dan Balanced scorecard. Tehnik penelitian menggunakan survey berupa wawancara. Untuk Kajian Ekuitas merek menggunakan sampel 60 orang, Kepuasan karyawan menggunakan sensus yaitu 12 orang. Untuk kepuasan pelanggan responden 30 orang. Sedangkan analisis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara indepth interview dengan tokoh kunci perusahaan. Hasil Kajian ekuitas merek wisata alam pengunjung memilih Wana wisata Cikole 8,3% untuk Top of Mind. Sebanyak 65 % pengunjung tidak mengenal Wana Wisata Cikole Perhutani sebagai pengelola. Pemandangan indah, aman, murah, gaya hidup aktif, wisata sehat, nyaman, dan pelayanan memuaskan adalah Brand Assosiation Wanawisata Cikole. Wisata melegenda mempunyai nilai terkecil (2,48) dalam analisis Perceifed Quality disusul harga khusus yang tidak menarik. Pemandangan indah (5,03) dan gaya wisata sehat (5,27) menjadi ukuran Perceived Quality yang dominan. Sebanyak 60% pengunjung menjadi Commited Buyer, sedangkan Liking the Brand, Satisfied Buyer dan Switcer berturut-turut 55%, 78%, dan 30%. Hasil kinerja analisis Balanced Scorecard perspektif keuangan yaitu Return on Investmen 14%. Pengunjung juga mengatakan puas (2,89), walaupun kebersihan dinyatakan 2,55 dan biaya 2,28. Inovasi cukup baik karena setiap satu tahun ada inovasi. Untuk kepuasan karyawan berada pada angka 2,97(puas). Masalah aplikasi tehnologi informasi tidak puas (1,69). Juga promosi jabatan hanya memperoleh angka 2,64 (puas). Total skor Balanced Scorecard Wana wisata Cikole Perhutani adalah 60,83 dengan indikasi perusahaan kurang sehat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcBrand equityid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleKajian Ekuitas Merek Dan Balanced Scorecard Wana Wisata Cikole Perhutani, Bandung.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordWana wisata Cikoleid
dc.subject.keywordekuitas merekid
dc.subject.keywordbalanced scorecardid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record