Show simple item record

dc.contributor.advisorSinaga, Bonar Marulitua
dc.contributor.advisorAsmarantaka, Ratna Winandi
dc.contributor.advisorBrümmer, Bernhard
dc.contributor.authorNurunisa, Venty Fitriany
dc.date.accessioned2016-03-15T05:03:43Z
dc.date.available2016-03-15T05:03:43Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79361
dc.description.abstractSusu kental manis (SKM) adalah salah satu jenis produk susu yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bahan baku utama SKM adalah susu skim (25%) dan gula rafinasi (40%). Indonesia mengindikasikan adanya ketergantungan impor terhadap komoditas susu dan gula, dimana New Zealand dan Thailand merupakan pemasok utama bagi kedua komoditas tersebut. Seringkali isu ketergantungan impor tersebut dikaitkan dengan munculnya indikasi kekuatan pasar oleh salah satu pihak dalam industri. Negara importer seperti Indonesia cenderung akan menghadapi risiko harga yang lebih tinggi bila dihadapkan pada pasar internasional. Di pasar domestik, terdapat empat perusahaan yang memproduksi SKM di Indonesia, dimana sebagian besar dari perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan modal investasi asing. Frisian Flag Indonesia (FFI) menguasai pangsa pasar terbesar (43%), diikuti oleh Indolakto (38.3%) (IFC, 2011). Dominasi satu atau dua perusahaan di industri dapat menimbulkan munculnya struktur pasar oligopoli, yang dapat menyebabkan munculnya ketidakseimbangan kontrol pasar serta mempengaruhi proses terbentuknya transmisi harga. Studi ini menganalisis transmisi harga dalam perspektif transmisi harga horizontal (studi ini fokus pada harga-harga internasional) dan vertikal. Karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis perkembangan produk susu dan gula di Indonesia, New Zealand dan Thailand; (2) menganalisis transmisi harga horizontal (internasional) dari bahan baku utama pembuatan SKM: (a) susu skim (Indonesia-New Zealand) dan (b) gula rafinasi (Indonesia-Thailand); dan (3) menganalisis transmisi harga vertikal dari produk SKM, harga susu skim impor dan harga gula rafinasi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk data deret waktu. Data tersebut diproses menggunakan perangkat lunak Jmulti dan Stata. Metode yang digunakan adalah uji Augmeted Dickey Fuller untuk mengetahui kondisi stasionaritas variabel, uji Johannsen untuk mengetahui hubungan kointegrasi variabel, uji Gregory-Hansen untuk mengetahui jeda struktural dan metode VECM untuk membangun model. Studi ini menghasilkan tiga temuan utama. Pertama, dapat disimpulkan bahwa Indonesia, New Zealand dan Thailand merupakan tiga negara penting dalam perdagangan komoditas di dunia. Khusus untuk produk susu dan gula, Indonesia merupakan salah satu importer utama keduanya. Indonesia mengimport sebanyak 80% susu dan 30% gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya (Ministry of Agriculture, 2013b). Berbeda dengan New Zealand dan Thailand yang merupakan produsen dan eksporter susu dan gula di pasar internasional. New Zealand adalah penghasil susu terbesar ke-8 dunia, dan Thailand merupakan produsen gula ke-4 terbesar dunia. Ekspor susu New Zealand berkontribusi sebesar 43% terhadap total nilai ekspornya, sementara perdagangan gula berkontribusi sebesar 8% terhadap total nilai ekspor Thailand (FAO, 2014). Tingkat impor susu dan gula dari kedua negara ini masih tergolong rendah (ITC, 2014). Pemerintah masing-masing negara sangat mendukung perkembangan sektor persusuan maupun pergulaan di negara mereka. Kedua, analisis transmisi harga international menunjukkan adanya bukti integrasi pada pasar susu skim dan gula rafinasi. Hasil VECM menunjukkan bahwa setiap kenaikan (penurunan) harga susu skim atau gula rafinasi sebesar 1% di pasar acuan (New Zealand dan Thailand), maka harga susu skim di pasar tujuan (Indonesia) akan naik (turun) sebesar 0.9% sementara gula rafinasi naik sebesar 0.7%. Artinya, perubahan harga ekspor pada produk susu skim akan memberikan efek lebih besar terhadap harga impornya dibandingkan dengan kasus perubahan harga ekspor gula rafinasi terhadap harga impornya. Lebih lanjut, kecepatan variabel harga dalam menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan atau guncangan, yang ditunjukkan dengan nilai eror koreksi, menunjukkan bahwa pada kasus susu skim, hanya variabel harga imporlah yang menyesuaikan terhadap adanya guncangan di jangka panjang, sementara harga ekspornya tidak memberikan reaksi apapun. Berbeda dengan kasus gula rafinasi, kedua harga, baik harga ekspor maupun harga impornya, terbukti merespon guncangan yang terjadi pada jangka panjang. Analisis ketiga menunjukkan bukti adanya jeda struktural yang terjadi pada bulan November 2009, dimana hal ini diduga dipengaruhi oleh krisis moneter di pasar global yang terjadi pada periode tersebut. Selanjutnya, hasil analisis juga menunjukkan adanya bukti kointegrasi antara harga SKM, harga impor susu skim dan harga impor gula rafinasi. Hasil VECM menunjukkan bahwa baik harga impor susu skim maupun gula rafinasi, keduanya signifikan mempengaruhi harga SKM di Indonesia. Artinya, setiap terjadi kenaikan (penurunan) sebesar 1% dari harga impor susu skim atau harga impor gula rafinasi di pasar acuan, akan menurunkan (menaikan) harga SKM di Indonesia sebesar 0.55% (akibat perubahan harga susu skim) atau 1.373% (akibat perubahan harga gula rafinasi). Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa pada jangka panjang, perubahan harga impor gula rafinasi memberikan efek yang lebih besar terhadap harga SKM di Indonesia dibandingkan dengan perubahan harga impor susu skim. Tanda negatif pada variabel harga susu skim impor dan harga gula rafinasi impor diduga disebabkan oleh meningkatnya jumlah konsumsi SKM, populasi penduduk, dan pendapatan per kapita penduduk Indonesia. Selanjutnya, dapat juga dilihat bahwa harga impor gula rafinasi lebih cepat memberikan respon terhadap perubahan harga SKM yang terjadi pada jangka panjang jika dibandingkan dengan harga impor SMP.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddc2015id
dc.titleTransmisi Harga Dari Susu Kental Manis Di Indonesia: Apakah Harga Susu Kental Manis Mengikuti Harga Susu Dan Gulaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordintegrasi pasarid
dc.subject.keywordjeda strukturalid
dc.subject.keywordtransmisi harga horizontalid
dc.subject.keywordtransmisi harga vertikalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record