Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumastanto, Tridoyo
dc.contributor.advisorDiniah
dc.contributor.authorPiliana, Wa Ode
dc.date.accessioned2016-03-15T04:05:16Z
dc.date.available2016-03-15T04:05:16Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79289
dc.description.abstractPemanfaatan sumberdaya ikan layang di Kabupaten Muna terus meningkat dalam periode tahun 2002-2011, rataan peningkatan volume produksi ikan layang mencapai 16,84%. Peningkatan produksi dikhawatirkan akan terjadi permasalahan eksploitasi yang melebihi daya dukung, yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya overfishing. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diketahui efisiensi alat penangkapan ikan yang digunakan, pengelolaan pemanfaatan sumberdaya ikan yang optimal dan berkelanjutan serta kebijakan pemanfaatan sumberdaya ikan layang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efisiensi teknis dalam usaha perikanan layang, menganalisis status pemanfaatan sumberdaya ikan layang, menilai tingkat laju degradasi dan depresiasi, menentukan status keberlanjutan dan menganalisis kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan layang yang berkelanjutan di Perairan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Metode penelitian menggunakan studi kasus. Pengambilan contoh menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis bioekonomi, analisis keberlanjutan dan Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil analisis teknis bahwa alat tangkap yang dominan menangkap ikan layang adalah purse seine. Hasil tangkapan rataan dalam periode tahun 2002-2011 mencapai 51,75 ton dengan pemanfaatan masih dapat ditingkatkan sebesar 5,59% atau sebanyak 177,90 ton. Hasil analisis bioekonomi diperoleh produksi aktual sebesar 1.683,81 ton dan effort sebesar 128.496 trip. Tingkat produksi optimal pada pemanfaatan jangka panjang sumberdaya ikan layang di Kabupaten Muna sebesar 2.492,90 ton per tahun dengan effort sebesar 180.231 trip per tahun dan rente ekonomi optimal sebesar Rp 275.545.800.000 per tahun. Demi tercapainya keberlanjutan dan optimasi produksi, pengelolaan sumberdaya perikanan seharusnya menggunakan rezim MEY dengan discount rate sebesar 10% melalui penambahan effort sebesar 51.735 trip dan tambahan produksi sebesar 809,09 ton dari kondisi aktualnya. Laju degradasi dan depresiasi yang terjadi pada sumberdaya ikan layang masih dalam batas toleransi, dengan rataan sebesar 0,19 dan 0,17. Hasil analisis keberlanjutan memperlihatkan bahwa ada dari lima dimensi dalam pengelolaan ekonomi sumberdaya ikan layang, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan. Kelima dimensi meliputi 33 atribut dengan status keberlanjutan sumberdaya ikan layang di Kabupaten Muna kurang sampai berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan antara 45,08 – 82,80. Hasil AHP untuk pengelolaan ekonomi sumberdaya ikan layang berkelanjutan dengan prioritas kebijakan adalah optimalisasi eksploitasi sumberdaya ikan layang, pemberdayaan ekonomi nelayan, investasi swasta, pembangunan infrastruktur dan membangun kelembagaan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcDecapterus Sppid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcMuna Sulawesi Tenggaraid
dc.titlePengelolaan Ekonomi Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus Spp.) Yang Berkelanjutan Di Perairan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBioekonomiid
dc.subject.keywordikan layangid
dc.subject.keywordkeberlanjutanid
dc.subject.keywordkebijakanid
dc.subject.keywordPerairan Kabupaten Munaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record