Show simple item record

dc.contributor.advisorNotodiputro, Khairil Anwar
dc.contributor.advisorIndahwati
dc.contributor.authorSastri, Ray
dc.date.accessioned2016-03-10T02:57:54Z
dc.date.available2016-03-10T02:57:54Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79149
dc.description.abstractKejadian kematian bayi bersifat multidimensi karena berkaitan dengan banyak hal; karakteristik bayi, ibu, tempat tinggal, kebijakan pemerintah dan juga kondisi geografis wilayah. Mengacu pada kebutuhan pemerintah akan informasi pada level kabupaten/kota, maka unit analisis dalam penelitian ini adalah kabupaten/kota dimana datanya didapatkan dengan cara menggabungkan data individu yang bersifat kategorik biner pada setiap kabupaten/kota. Proses penggabungan data ini menimbulkan masalah statistik. Selain itu, adanya variasi antar wilayah, dan rumitnya matriks pembobot spasial membuat pemodelan data kejadian kematian bayi perlu menggunakan cara-cara yang khusus. Regresi logistik adalah regresi untuk memodelkan peubah respon biner. Ketergantungan spasial dapat dimasukkan sebagai salah satu peubah penjelas dalam model. Regresi logistik untuk data dikelompokkan melanggar asumsi homoskedastisitas. Untuk mengatasi pelanggaran ini, pemodelan akan menerapkan metode kuadrat terkecil terboboti. Penelitian ini menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 (SDKI 2012) dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan data fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada tahun 2011 per kabupaten/kota dari Kementerian Kesehatan. Peubah respon adalah proporsi bayi yang meninggal di setiap kabupaten/kota. Model yang terbentuk fit dengan data dengan R kuadrat 54.80. Berdasarkan model tersebut dapat disimpulkan bahwa peubah yang signifikan mempengaruhi kematian bayi adalah persentase anak dengan urutan kelahiran ke- 4 atau lebih, persentase anak yang lahir pada saat ibu berusia dibawah dua puluh tahun dan di atas empat puluh tahun, rasio fasilitas kesehatan per 1000 penduduk, dan peluang kematian bayi di kabupaten/kota terdekat. Peluang kematian bayi terendah terdapat di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, yaitu sebesar 0.68 persen dan peluang kematian bayi tertinggi terdapat di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, yaitu sebesar 14.79 persen. Model kemudian digunakan untuk membuat peta tematik peluang kematian bayi di Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcStatisticsid
dc.subject.ddcRegression Analysisid
dc.subject.ddc2015id
dc.titlePemodelan Kejadian Kematian Bayi Di Indonesia Menggunakan Regresi Logistik Terboboti.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkematian bayiid
dc.subject.keywordketergantungan spasialid
dc.subject.keywordregresi terbobotiid
dc.subject.keywordSDKIid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record