Ragam Jenis, Distribusi Dan Kelimpahan Tungau Debu Rumah Pada Wilayah Permukiman Di Bogor.
View/ Open
Date
2015Author
Qamariah, Nur
Hadi, Upik Kesumawati
Soviana, Susi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tungau debu rumah (TDR) umumnya ditemukan di dalam debu yang berasal dari tempat tinggal manusia dan biasanya ditemukan terutama pada tempat duduk (kursi, sofa, bangku), karpet, lantai dan tempat tidur (kasur, bantal, seprai). feses dan tubuh TDR menghasilkan protein yang jika terhisap bersama debu rumah dapat menyebabkan alergen dan rhinitis. Astigmata merupakan tungau yang utama ditemukan pada debu rumah di perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis TDR, menganalisis sebaran serta kepadatan TDR dan mengukur pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat terhadap TDR pada kawasan permukiman di Bogor. Penelitian dilakukan di wilayah hunian masyarakat yang terdapat di Bogor, yang dibagi menjadi dua tipe kawasan, yaitu perumahan (perumahan padat penduduk dan perumahan kompleks) dan tempat tinggal sementara (wisma penginapan, pondok pesantren, indekos dan asrama). Debu yang dikumpulkan dari permukiman diambil dengan menggunakan penyedot debu (vacum cleaner) kemudian TDR diisolasi dan diidentifikasi di bawah mikroskop di laboratorium Sebanyak 1256 TDR yang diidentifikasi pada wilayah permukiman di Bogor, terdapat 10 jenis TDR adalah Blomia tropicalis (45,30%), Dermathophagoides pteronyssinus (17.44%), Cheyletidae (15.61%), Blomia spp (8.60%), Mesostigmata (7.17%), Dermathophagoides farinae (3.66%), Oribatida (0.56%), Acaridae (0.32%), Tyrophagus spp (0.16%), Lepidoglipus destructor (0.08%). Sebaran TDR di perumahan padat penduduk terbanyak di karpet (23.94%), diikuti oleh tempat duduk (21.92%), lantai (21.54%), perabot (20.15%) dan tempat tidur (12.46%). Rata-rata kepadatan TDR tertinggi di karpet 73 tungau/gram debu. Seberan TDR di perumahan kompleks terbanyak di karpet (33.71%), diikuti oleh lantai (26.11%), perabot (20.98%), tempat duduk (14.81%) dan tempat tidur (4.38%). Rata-rata kepadatan TDR tertinggi di karpet 51.88 tungau/gram debu. Sebaran TDR di tempat tinggal sementara, pada wisma penginapan TDR hanya ditemukan pada perabot (100%). Selanjutnya pada pondok pesantren terbanyak di perabot (37.62%), diikuti oleh tempat tidur (31.66%) dan lantai (30.72%). Demikian pula pada indekos terbanyak di perabot (52.02%) diikuti oleh lantai (33.81%) dan tempat tidur (15.17%). Kemudian pada asrama terbanyak di perabot (35.17%), diikuti oleh tempat tidur (34.26%) dan lantai (31.58%). Rata-rata kepedatan TDR tertinggi ditemukan di perabot pada indekos 48.54 tungau/gram debu. Uji Korelasi menunjukkan kelembaban dan suhu berpengaruh nyata terhadap derajat infestasi TDR pada permukiman. Semakin tinggi kelembaban maka semakin tinggi infestasi TDR (P=0.026 ≤ α=0.05, R=0.769). Tetapi hubungan antara suhu dan infestasi TDR menunjukkan korelasi negatif. Semakin rendah suhu maka semakin tinggi jumlah infestasi TDR dan sebaliknya (P=0.003 ≤ α= 0.01, R= - 0.895). Sikap masyarakat permukiman terhadap TDR termasuk ke dalam kategori baik sekali (82.65%), sedangkan pengetahuan kurang (31.48%) dan praktik pencegahan serta pengendalian TDR sangat kurang (27.11%). Hubungan antara pengetahuan dengan infestasi TDR, menunjukkan korelasi tidak signifikan (P=0.167 ≥ α=0.05, R=0.123). Adapun hubungan antara sikap dengan infestasi TDR, menunjukkan korelasi signifikan (P=0.017 ≤ α=0.05, R= - 0.210). Demikian pula hubungan antara praktik dengan infestasi TDR, menunjukan korelasi signifikan (P=0.028 ≤ α=0.05, R= - 0.195).
Collections
- MT - Veterinary Science [909]