dc.description.abstract | Keberhasilan pembangunan dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas pembangunan manusia. Untuk melihat pencapaian kualitas pembangunan manusia digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penyusunan IPM ini berdasarkan pada dimensi dasar pembangunan. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli yang dilihat dari rata-rata pengeluaran perkapita. Dengan mencari rataan dari indikator-indikator tersebut didapatkanlah nilai IPM. Berdasarkan nilai IPM tersebut maka kabupaten/kota di Indonesia digerombolkan. Penggerombolan yang dilakukan didasarkan pada rataan dari indikator-indikator yang diukur. Hasil penggerombolan dengan menggunakan rataan akan berpengaruh jika ada data pencilan. Oleh karena itu, digunakan analisis gerombol yang merupakan salah satu analisis peubah ganda dengan menggunakan konsep jarak dalam mengelompokkan objek. Analisis gerombol bertujuan mengelompokkan objek yang mirip ke dalam gerombol. Metode Fuzzy K-Rataan (FKR) salah satu metode dalam analisis gerombol. FKR merupakan pengembangan dari metode K-Rataan. FKR mampu memberikan hasil yang baik dan meningkatkan homogenitas tiap kelompok yang dihasilkan. Di samping itu, metode K-Medoid yang memilih objek yang representatif (median) pada gerombol sebagai pusat sehingga lebih kekar terhadap pencilan. Dalam penelitian ini akan digunakan metode K-Medoid dan FKR untuk menggerombolkan 497 kabupaten/kota di Indonseia berdasarkan peubah pembentuk IPM. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menerapkan metode penggerombolan Fuzzy K-Rataan dan K-Medoid pada penggerombolan kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan peubah pembentuk IPM; (2) mengkaji kebaikan metode Fuzzy K-Rataan, K-Medoid dan K-Rataan pada penggerombolan kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan peubah pembentuk IPM. Penggerombolan menggunakan Metode K-Medoid dan Fuzzy K-Rataan menghasilkan anggota gerombol yang hampir sama untuk setiap gerombolnya. Hasil penggerombolan dengan metode K-Medoid menunjukkan bahwa 99 kabupaten/kota yang masuk ke dalam kategori sangat baik dalam pencapaian pembangunan manusia, 221 kabupaten/kota terkategori baik, 158 kabupaten/kota kategori sedang, dan 19 kabupaten/kota kategori kurang. Sedangkan pada metode Fuzzy K-Rataan diperoleh sebanyak 121 kabupaten/kota yang masuk ke dalam kategori sangat baik dalam pencapaian pembangunan manusia, 192 kabupaten/kota terkategori baik, 165 kabupaten/kota kategori sedang, dan 19 kabupaten/kota kategori kurang. Berdasarkan tiga kriteria pengujian kebaikan metode, ketiga metode penggerombolan yakni K-Medoid, Fuzzy K-Rataan dan K-Rataan memiliki keunggulan yang berbeda-beda untuk setiap kriteria. Pada kriteria perbandingan jarak rata-rata objek diluar gerombol dengan jarak rata-rata objek dalam gerombol metode K-Rataan lebih unggul. Berikutnya untuk kriteria jarak rata-rata antar gerombol metode K-Medoid lebih unggul. Selanjutnya untuk kriteria keragaman dalam dan antar gerombol metode Fuzzy K-Rataan lebih unggul, karena mampu menghasilkan gerombol dengan homogenitas yang tinggi untuk tiap gerombol yang dibentuk. | id |