Pengaruh Kemitraan Terhadap Risiko Usahatani Tembakau Di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur.
View/ Open
Date
2015Author
Fanani, Ahmad
Anggraeni, Lukytawati
Syaukat, Yusman
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu daerah penghasil tembakau di Jawa Timur yang paling tinggi produktivitasnya adalah Kabupaten Bojonegoro, namun produksi tembakau di Kabupaten Bojonegoro cenderung fluktuatif setiap musim. Adanya fluktuasi produksi tersebut menunjukkan bahwa terdapat risiko produksi dalam usahatani tembakau di Kabupaten Bojonegoro. Selain permasalahan produksi, petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro juga dihadapkan pada kondisi harga yang tidak menentu setiap musimnya. Harga tembakau tinggi pada saat musim kemarau dan harga tembakau turun ketika musim hujan. Musim yang tidak menentu menyebabkan fluktuasi harga tembakau di pasaran. Guna mengurangi risiko, baik risiko harga maupun risiko produksi petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro sebagian besar petani melakukan kemitraan dengan perusahaan rokok seperti PT. Gudang Garam, Tbk. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis dan membandingkan fungsi risiko produksi usahatani tembakau petani mitra dan non mitra di Kabupaten Bojonegoro (2) Menganalisis dan membandingkan risiko harga tembakau petani mitra dan non mitra di Kabupaten Bojonegoro (3) Menganalisis preferensi risiko produksi dan harga tembakau di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro khususnya di Kecamatan Kepohbaru, dan Kecamatan Baureno. Data yang digunakan adalah data cross section yang bersumber dari hasil wawancara dengan 120 petani tembakau yang terdiri dari 60 petani mitra dan 60 petani non mitra. Model Just and Pope digunakan untuk menganalisis fungsi risiko produksi usahatani tembakau, perhitungan Ekspektasi Harga digunakan untuk menganalisis risiko harga usahatani tembakau dan model Fungsi Utilitas Kuadratik digunakan untuk menganalisis preferensi risiko usahatani tembakau. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap risiko produksi tembakau yaitu parameter dummy kemitraan yang bertanda negatif dan luas lahan tembakau yang bertanda positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa dummy kemitraan merupakan faktor yang dapat mengurangi risiko produksi tembakau (risk reducing factors). Faktor penentu risiko produksi petani mitra adalah pupuk TSP yang mengurangi risiko dan pupuk Urea yang meningkatkan risiko produksi tembakau. Variabel yang mempengaruhi risiko petani non mitra adalah jumlah bibit yang meningkatkan risiko produksi, pestisida yang bersifat mengurangi risiko produksi dan tenaga kerja yang digunakan memiliki pengaruh positif terhadap risiko produksi. Risiko harga yang dihadapi petani mitra lebih kecil jika dibandingkan dengan petani non mitra. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien variasi petani mitra sebesar 0.145. Nilai tersebut lebih rendah dari nilai koefisien variasi untuk petani non mitra sebesar 0.194. Nilai koefisien variasi petani mitra menunjukkan setiap rupiah harga yang diharapkan maka risiko harga yang dihadapi sebesar Rp.0.145 yang lebih rendah dari risiko petani non mitra sebesar Rp.0.194. Rendahnya risiko harga petani mitra dikarenakan petani yang bermitra dengan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki jaminan harga dari perusahaan sehingga petani mitra menerima harga yang relatif stabil. Preferensi risiko petani tembakau menunjukkan bahwa petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro berperilaku Risk Taker atau berani mengambil risiko terhadap risiko produksi dan harga. Petani akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan atau pendapatan yang diharapkan jika terjadi kenaikan ragam produksi. Petani bersifat Risk Taker dikarenakan usahatani tembakau sangat riskan terhadap adanya ketidakpastian produksi dan harga.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]