Show simple item record

dc.contributor.advisorAidi, Muhammad Nur
dc.contributor.advisorSartono, Bagus
dc.contributor.authorZewdie, Mulugeta Aklilu
dc.date.accessioned2016-03-04T02:01:37Z
dc.date.available2016-03-04T02:01:37Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78979
dc.description.abstractKemiskinan merupakan kebutuhan dasar masyarakat seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang tidak terpenuhi. Hal ini umumnya dibagi menjadi dua jenis: kemiskinan mutlak dan kemiskinan relatif: kemiskinan mutlak dapat diartikan dengan keadaan orang yang tidak memperoleh sumber daya yang memadai (diukur dari segi kalori atau nutrisi) untuk mendukung tingkat minimum kesehatan fisik. Kemiskinan relatif terjadi ketika orang tidak menikmati tingkat minimum standar hidup tertentu yang ditentukan oleh pemerintah (dan dinikmati oleh sebagian besar penduduk). Dalam analisis model spasial, kemiskinan harus memenuhi pelanggaran asumsi independensi jangka kesalahan. Jika menggunakan model regresi linier berganda yang didalamnya tidak terdapat efek spasial yang spesifik, maka dapat menyebabkan ketidak akuratan inperensis pada variable predictor. Moran indeks test digunakan untuk menguji keberadaan autokorelasi spasial pada data kemiskinan ditingkat kabupaten dan hasilnya terdapat autokorelasi pada data kemiskinan tersebut. Pembobotan matrik menggunakan kriteria pendekatan Queen. Pemilihan model, didalam analisis ini menggunakan uji factor Likelihood Ratio, Robust LM (Lagrange multiplier) dan AIC (Akaike’s Information criteria). Penelitian ini memberikan konsep model ekonometrika spasial kemiskinan dan berlaku untuk menganalisis dimensi spasial kemiskinan. Data yang digunakan merupakan hasil survey pada tahun 2010 dari 105 kabupaten di Pulau Jawa. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase tingkat kemiskinan di tingkat kabupaten dan variable independen merupakan beberapa variable yang berhubungan dengan kemiskinan. Dari pembobotan matrik yang menggunakkan pendekatan Queen dan empat model statistic yang digunakan pada data, analisis model regresi berganda, analisis model eror spasial, analisis model spasial Lag dan analisis model spasial Durbin, menunjukkan bahwa estimasi OLS (ordinary least square) pada model kemiskinan belum memenuhi salah satu asumsi regresi. Oleh karena itu dibutuhkan analisis spasial ekonometrika model. Setelah penggunaan spasial ekonometrika model, asumsi Gauss Markov telah terpenuhi dan hal ini menunjukkan analisis spasial Lag model lebih baik daripada analisis model lainnya untuk data kemiskinan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan jam kerja memiliki dampak yang signifikan terhadap kemiskinan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcMathematicsid
dc.subject.ddcStatistical modelsid
dc.titleSpasial Ekonometrika Model Kemiskinan Di Pulau Jawa.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSpasial Efekid
dc.subject.keywordSpasial Error Modelid
dc.subject.keywordSpasial Lag Modelid
dc.subject.keywordSpasial Durbin Modelid
dc.subject.keywordRobust LMid
dc.subject.keywordAICid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record