Faktor Ekologi Dan Teknik Budidaya Yang Berkaitan Dengan Epidemi Penyakit Vascular Streak Dieback (Vsd) Pada Tanaman Kakao
Abstract
Penyakit VSD (Vascular streak dieback) disebabkan oleh Oncobasidium theobromae merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian vegetatif tanaman kakao terutama cabang dan daun. Gejala berupa klorosis pada daun menguning atau ada bercak-bercak hijau, jika dipetik atau disayat terdapat tiga buah noktah cokelat kehitaman pada bekas duduk daun dan terlihat garis-garis kecoklatan pada pembuluh xilem ranting dan batang yang dibelah membujur. Penyakit ini sudah menyerang semua daerah sentra kakao dan adanya kecenderungan peningkatan kejadian penyakit, sehingga pengetahuan tentang faktor ekologi dan teknik budidaya yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD pada tanaman kakao perlu diketahui, untuk upaya pengendalian penyakit VSD. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor ekologi dan teknik budidaya yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD pada tanaman kakao. Penelitian dilaksanakan bulan Februari 2014 hingga April 2015, di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, yaitu Kecamatan Tinondo (≥ 700 m dpl), Kecamatan Mowewe (300-400 m dpl) dan Kecamatan Lambandia (≤ 100 m dpl). Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data primer, analisis tanah, data sekunder dan analisis data. Data primer meliputi teknik budidaya, faktor lingkungan kebun dan menghitung keparahan penyakit VSD. Penelitian dilaksanakan pada tiga kecamatan dengan 42 responden, setiap kecamatan terdiri atas 14 responden. Wawancara petani menggunakan kuesioner terstruktur. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tersebut meliputi: karakteristik petani kakao (nama, umur, pendidikan, pengalaman berkebun, luas kebun yang diusahakan), informasi budidaya kakao (sumber pengairan, bahan tanam, umur tanaman, jarak tanam, pola tanam, pemangkasan, pemupukan, teknik pengendalian penyakit VSD), hama dan penyakit tanaman kakao lainnya, dan produksi. Penilaian tingkat keparahan penyakit VSD pada 42 kebun responden dengan cara skoring. Kebun responden dipilih secara purposive sampling berdasarkan kemudahan ditemui dan lokasi kebun kakao yang terjangkau. Penentuan sampel/tanaman pertama yang diamati menggunakan metode systematic random sampling dan tanaman selanjutnya dipilih secara zigzag. Jumlah tanaman kakao yang diamati ialah sebanyak 5% dari total tanaman kakao pada tiap kebun responden. Pengamatan persentase penutupan tajuk tanaman kakao dilakukan pada setiap kebun petani (dengan kategori rapat, sedang, dan jarang). Penghitungan keparahan penyakit VSD berdasarkan jarak dari sungai, dilakukan terhadap 20 tanaman, dimulai pada tanaman kakao paling dekat dari sungai hingga tanaman yang ke-20. Analisis unsur hara tanah berdasarkan dua kategori kebun, kebun yang terserang VSD ringan dan berat. Unsur hara yang dianalisis adalah unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur mikro (Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Al dan Cl), serta C organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Data sekunder meliputi iklim makro (curah hujan, suhu dan kelembapan) selama 10 tahun terakhir (2003-2013). Data luas serangan VSD selama 6 tahun (2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2014) dan data luas areal pertanaman kakao Kabupaten Kolaka Timur. Analisis data dimulai dengan mengelompokkan keparahan penyakit menjadi dua kategori, kategori pertama kebun yang terserang penyakit VSD ringan (keparahan penyakit kurang ≤ 30%) dan kategori kedua kebun yang terserang penyakit VSD berat (keparahan penyakit > 30%). Data keparahan penyakit VSD di tabulasi silang dengan teknik budidaya dan faktor ekologi di uji menggunakan chi-kuadrat (χ2). Data keparahan penyakit VSD berdasarkan jarak dari sungai dibuat grafik untuk melihat polanya. Data cuaca (curah hujan, suhu, dan kelembaban) dari tahun 2003-2013 dibuat grafik disandingkan dengan luas serangan penyakit VSD untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi. Hasil analisis tanah dari kebun kakao terserang berat dan ringan penyakit VSD dianalisis dengan uji t menggunakan SPSS statistik 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekologi yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah penutupan tajuk, jarak tanaman kakao dari sungai, kandungan unsur K, Mg dan Zn pada tanah. Kebun kakao yang penutupan tajuknya rapat dan letaknya lebih dekat ke sungai kondisinya lebih lembap sehingga tingkat keparahan VSD tinggi. Tanaman kakao yang kekurangan unsur kalium (K), kelebihan unsur magnesium (Mg) menyebabkan terganggunya serapan K dan kandungan Zn dari tanah dapat menyebabkan tanaman lebih rentan terhadap serangan VSD. Teknik budidaya yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah pola tanam, penggunaan insektisida dan herbisida. Keparahan penyakit VSD pada kebun kakao monokultur lebih tinggi dibandingkan pada kebun campur karena jarak antar tanaman dan penutupan tajuknya lebih rapat. Penggunaan herbisida (88.09% responden) dan insektisida (83.33% responden) yang tinggi dapat meningkatkan keparahan penyakit VSD pada tanaman kakao.
Collections
- MT - Agriculture [3683]