Show simple item record

dc.contributor.advisorAmbarsari, Laksmi
dc.contributor.advisorSafithri, Mega
dc.contributor.authorRahmayani, Irma
dc.date.accessioned2016-03-04T01:56:33Z
dc.date.available2016-03-04T01:56:33Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78965
dc.description.abstractDiabetes melitus adalah penyakit akibat gangguan metabolisme tubuh yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiperglikemia pada tikus dapat disebabkan oleh induksi senyawa kimia seperti streptozotosin melalui perusakan DNA sel beta pankreas. Penggunaan obat sintesis yang biasa digunakan memiliki kelemahan diantaranya adalah menimbulkan efek samping pada lambung. Oleh sebab itu, penggunaan obat tradisional seperti temulawak dapat menjadi alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Temulawak memiliki komponen bioaktif salah satunya adalah kurkuminoid. Kurkuminoid diketahui memiliki berbagai aktivitas diantaranya sebagai antidiabetes. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan keamanan dan kemanjuran kurkuminoid pada dosis yang sangat tinggi, namun bioavailabilitas kurkuminoid diketahui sangat rendah. Rendahnya bioavailabilitas yang dimiliki kurkuminoid dapat diatasi dengan pembuatan nanopartikel lemak padat. Nanopartikel lemak padat memiliki beberapa keuntungan diantaranya luas permukaan yang besar, ukuran yang kecil, dan kapasitas pemuatan obat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antihiperglikemia sediaan emulsi nanokurkuminoid temulawak tersalut asam palmitat yang dibuat dengan metode homogenisasi-ultrasonikasi pada tikus Sprague Dawley. Kurkuminoid yang digunakan diekstraksi dari rimpang temulawak dengan metode maserasi yang selanjutnya dianalisis dengan HPLC. Parameter yang digunakan berupa karakterisasi sediaan nankokurkuminoid, pengamatan berat badan, pengukuran kadar glukosa, serta kadar AST dan ALT darah tikus. Total rendemen ekstrak kurkuminoid yang diperoleh dari 100 gram serbuk temulawak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol adalah 8.32%. Hasil analisis HPLC menunjukkan bahwa komponen utama sampel terdiri atas kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin. Ukuran partikel dan nilai indeks polidispersitas (IP) dianalisis menggunakan alat particle size analizer dengan hasil ukuran sebesar 523.5 nm dan IP 0.218. Efisiensi penjerapan yang diperoleh sebesar 24.2%. Bobot badan tikus yang diberi streptozotosin mengalami penurunan hingga akhir perlakuan. Kelompok sediaan emulsi nanokurkuminoid dosis 10 mg/kg bb mengalami penurunan bobot badan terendah yaitu sebesar 15.47%. Sesuai dengan perolehan data bobot badan, kadar glukosa darah tikus kelompok sediaan emulsi nanokurkuminoid dosis 10 mg/kg bb juga mengalami penurunan yang paling besar setelah perlakuan yaitu sebesar 30.93%. Kadar AST dan ALT darah tikus yang diberi perlakuan sediaan emulsi nanokurkuminoid menunjukkan tidak terjadinya kerusakan pada organ hati tikus.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiochemistryid
dc.subject.ddcNanocurcuminoidid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAktivitas Antihiperglikemia Sediaan Emulsi Nanokurkuminoid Temulawak Pada Tikus Sprague Dawley Yang Diinduksi Streptozotosin.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantihiperglikemiaid
dc.subject.keywordbobot badan tikusid
dc.subject.keywordglukosa darahid
dc.subject.keywordnanokurkuminoidid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record