Pengaruh Biaya Transaksi Terhadap Keuntungan Dan Pembentukan Modal Usahatani Kedelai Di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
View/ Open
Date
2015Author
Sultan, Hardiyanti
Rachmina, Dwi
Fariyanti, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Biaya transaksi adalah biaya yang muncul setelah terjadi kegiatan pertukaran. Pertukaran ini dapat berupa pertukaran barang/jasa yang akan dijual ataupun pertukaran informasi mengenai harga barang/jasa atau informasi lainnya yang menyangkut tentang keberlanjutan usaha. Keberadaan biaya transaksi akan meningkatkan total biaya yang dikeluarkan dalam sebuah usaha sehingga akan berpengaruh terhadap keuntungan usaha. Keuntungan yang relatif besar akan mendorong terjadinya investasi aset atau pembentukan modal. Biaya transaksi bersifat ubiqiutous yang berarti bahwa biaya transaksi berada dimana-mana sehingga dikatakan bahwa biaya transaksi merupakan biaya yang tidak dapat dihindarkan. Usaha dengan skala kecil dan menengah seperti usahatani kedelai, keberadaan biaya transaksi masih cukup sulit untuk diidentifikasi sehingga akan mempengaruhi keuntungan dan pembentukan modal usahatani kedelai. Oleh sebab itu maka rumusan masalah pada penelitian adalah (1) Bagaimana struktur biaya transaksi yang terdapat dalam usahatani kedelai? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keuntungan usahatani kedelai? Apakah biaya transaksi berpengaruh terhadap keuntungan usahatani kedelai? dan (3) Bagaimana pola pembentukan modal usahatani kedelai? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan modal usahatani kedelai? Apakah biaya transaksi berpengaruh terhadap pembentukan modal usahatani kedelai? Adapun untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis struktur biaya transaksi yang terdapat dalam kegiatan usahatani kedelai; (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani dan pengaruh biaya transaksi terhadap keuntungan usahatani dan (3) Menganalisis pola pembentukan modal usahatani kedelai dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan modal usahatani kedelai serta pengaruh biaya transaksi terhadap pembentukan modal usahatani kedelai. Penelitian dilakukan di tiga kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yaitu Kecamatan Tikung, Kecamatan Kembangbahu dan Kecamatan Mantup. Jumlah responden untuk penelitian ini sebanyak 120 petani kedelai. Metode penelitian menggunakan metode analisis biaya transaksi dan metode persamaan simultan. Penelusuran secara mendalam dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis biaya transaksi. Wawancara secara intensif dan mendalam kepada responden dilakukan untuk menemukan keberadaan biaya transaksi dan juga untuk mengetahui pola pembentukan modal yang terjadi selama tahun 2012 hingga tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Komponen biaya transaksi pada usahatani kedelai di Kabupaten Lamongan terdiri biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya transaksi yang dapat diukur sebelum terjadinya kegiatan pertukaran sedangkan biaya implisit adalah biaya transaksi yang tidak dapat diukur sebelum terjadinya kegiatan pertukaran. Kedua jenis biaya ini terdiri atas beberapa komponen biaya transaksi yaitu biaya informasi, biaya negosiasi, biaya koordinasi, biaya pelaksanaan, biaya monitoring dan biaya risiko. Jumlah biaya transaksi yang terbentuk pada usahatani kedelai yaitu sebesar Rp247 141.70/hektar. Biaya negosiasi merupakan komponen biaya transaksi yang memiliki persentase tertinggi yaitu 60.30 persen; (2) Faktor yang mempengaruhi keuntungan yaitu variabel upah tenaga kerja, harga benih, harga pupuk, luas lahan, kredit dan pendidikan non formal. Adapun biaya transaksi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap keuntungan usahatani kedelai. Elastisitas biaya transaksi terhadap keuntungan usahatani sebesar -0.82, yang berarti bahwa keuntungan usahatani cukup responsif terhadap peningkatan ataupun penurunan biaya transaksi ; (3) Pembentukan modal usahatani kedelai yang memiliki persentase tertinggi sebesar 37.48 persen adalah pembentukan modal untuk lahan usahatani. Faktor yang mempengaruhi pembentukan modal adalah variabel pengeluaran rumahtangga, luas lahan, pengalaman usahatani dan keuntungan usahatani kedelai. Adapun biaya transaksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembentukan modal usahatani kedelai. Hal ini ditunjukkan dengan elastisitas biaya transaksi terhadap pembentukan modal hanya sebesar 0.02, yang berarti bahwa pembentukan modal usahatani tidak responsif terhadap peningkatan ataupun penurunan biaya transaksi. Beberapa kegiatan dalam usahatani kedelai yang dilakukan secara individu membuat biaya transaksi yang dikeluarkan semakin tinggi, misalnya biaya untuk mencari informasi harga kedelai. Sebagian besar petani kedelai mengeluarkan biaya untuk memperoleh informasi harga kedelai secara individu dan tidak memanfaatkan peran kelompok tani yang justru dapat menekan biaya pencarian informasi harga kedelai. Ketika petani kedelai secara berkelompok mencari informasi harga maka informasi yang diterima akan lebih jelas dibandingkan dengan mencari informasi secara individu. Penjualan kedelai juga akan lebih mudah dan biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit jika dilakukan secara berkelompok. Oleh sebab itu, saran yang dapat diberikan pada penelitian ini untuk meminimalkan biaya transaksi adalah dengan melakukan tindakan bersama atau disebut juga collective action. Tindakan yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok dapat menekan biaya transaksi yang dikeluarkan.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]