Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi Lingkungan Dan Sosial Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
View/ Open
Date
2015Author
Fachlevi, T Ade
Putri, Eka Intan Kumala
Simanjuntak, Sahat Mh
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi sumberdaya batubara sebesar 1,7 milyar ton dengan sumberdaya batubara yang telah diketahui sebesar 600 juta ton dan total cadangan sebesar 400 juta ton. Salah satu kecamatan yang memiliki cadangan batubara adalah Kecamatan Meureubo. Kegiatan pertambangan batubara tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini dilakukan pada 5 desa di Kecamatan Mereubo yang merupakan desa terdekat dengan lokasi kegiatan pertambangan PT MBA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis seberapa besar dampak ekonomi dari kegiatan pertambangan batubara terhadap masyarakat lokal dan regional, mengestimasi seberapa besar nilai dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan batubara terhadap masyarakat lokal, mengidentifikasi dampak sosial akibat dari kegiatan pertambangan batubara terhadap masyarakat lokal dan mengevaluasi kebijakan pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam pemanfaatan dan pengelolaan pertambangan batubara. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dampak ekonomi lokal (local economics impact analysis), perubahan produksi (change in productivity), biaya kesehatan (cost of illness), kehilangan penghasilan (loss of earning), analisis kuantitatif deskriptif dan analisis hirarki proses (AHP). Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pertambangan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian lokal akan tetapi berdampak negatif terhadap lingkungan. Dampak ekonomi secara langsung adalah sebesar Rp. 24.873.147.494, dampak ekonomi tidak langsung sebesar Rp. 1.357.976.000 dan dampak ekonomi imbas sebesar Rp. 3.349.610.256 pada tahun 2013. Dampak ekonomi terbesar dirasakan oleh Desa Balee dan Desa Sumber Batu. Estimasi kerugian masyarakat akibat pertambangan batubara yang berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan adalah sebesar Rp. 1.972.833.514. Nilai kerugian masyarakat terbesar akibat perubahan kualitas lingkungan disebabkan oleh perubahan penerimaan petani karet akibat perubahan produksi tanaman karet yaitu sebesar Rp. 1.181.463.429 tahun 2013. Kerugian akibat dampak kegiatan pertambangan batubara terbesar berada di Desa Balee. Secara sosial, masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap kehadiran perusahaan pertambangan batubara. Walaupun demikian, kegiatan pertambangan meningkatkan potensi konflik antara masyarakat terkait dengan hak penguasaan lahan dan lowongan pekerjaan. Alternatif strategi dalam evaluasi kebijakan pertambangan batubara yang lebih diprioritaskan adalah melanjutkan pemberian izin kepada perusahaan dengan program pertambangan ramah lingkungan dan reklamasi lahan tambang.
Collections
- MT - Economic and Management [2904]