Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorRifin, Amzul
dc.contributor.authorWinahyu, Nastiti
dc.date.accessioned2016-02-26T08:23:13Z
dc.date.available2016-02-26T08:23:13Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78809
dc.description.abstractKedelai merupakan tanaman pangan yang berkontribusi sebagai bahan baku pembuatan produk olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap serta pakan ternak. Komoditas ini diperlukan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan gizi dengan harga yang lebih terjangkau. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya, maka jumlah permintaan kedelai juga semakin meningkat. Namun, permintaan kedelai belum mampu tercukupi oleh produksi kedelai dalam negeri sehingga pemerintah menerapkan kebijakan impor kedelai. Pemberlakuan kebijakan impor membuat kedelai domestik bersaing dengan kedelai impor. Hal ini tidak menguntungkan bagi produsen kedelai domestik sehingga pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendukung kedelai domestik mencakup kebijakan harga output dan input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuntungan, daya saing, dan dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi kedelai di Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur sebagai dalah satu daerah yang memiliki potensi dalam pengusahaan kedelai. Responden sebanyak 60 orang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan metode Policy Analysis Matrix (PAM) untuk mengetahui tingkat keuntungan, daya saing, dan dampak kebijakan. Kebijakan yang diterapkan memiliki sifat dinamis sehingga dilakukan analisis lanjutan menggunakan analisis sensitivitas untuk meramalkan pengaruh kebijakan terhadap daya saing komoditas kedelai. Berdasarkan hasil analisis menggunakan tabel PAM, komoditas kedelai di Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur tidak memiliki keuntungan secara privat maupun sosial. Namun, keuntungan privat yang lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan sosial mengindikasikan bahwa kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah tidak menguntungkan petani kedelai. Hasil keuntungan akan berpengaruh pada daya saing pada komoditas kedelai. Nilai PCR dan DRCR yang lebih dari satu berarti komoditas kedelai tidak memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Nilai PCR dan DRCR pada usahatani kedelai di Kecamatan Sukaluyu sebesar 1.05 dan 1.01. Keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari keunggulan kompetitif menandakan bahwa kebijakan yang diterapkan pemerintah tidak mendukung peningkatan daya saing kedelai. Dampak kebijakan pemerintah terhadap output kedelai terhadap transfer output bernilai positif serta NPCO > 1 yang menandakan terdapat proteksi dari pemerintah untuk output kedelai. Hasil ini diperoleh dengan diberlakukannya kebijakan subsidi BBM yang dapat meminimalisir akses penjualan output ke konsumen. Kebijakan pemerintah terhadap input kedelai membuat biaya input tradable yang diterima petani lebih rendah dari harga dunia. Hal ini disebabkan pula dengan kebijakan pemerintah untuk menetapkan Harga Eceran Tertinggi pada input pupuk yang digunakan petani dalam pengusahaan usahatani kedelai yang ditunjukkan oleh nilai NPCI < 1. Secara keseluruhan, kebijakan input-output belum berjalan dengan efektif. Nilai EPC sebesar 1.03 menunjukkan bahwa pemerintah menaikkan harga output tradable diatas harga efisiensinya. Transfer bersih bernilai negatif yang menandakan tidak terdapat tambahan surplus produsen yang disebabkan penerapan kebijakan pada input dan output. Sedangkan nilai SRP sebesar negatif 0.04 menunjukkan produsen mengeluarkan biaya lebih besar daripada opportunity cost. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas dan harga output akan menaikkan daya saing kedelai. Sedangkan kenaikan UMR dan BBM menyebabkan daya saing kedelai domestik semakin menurun. Kebijakan yang sensitif terhadap perubahan daya saing dari nilai elastisitas yaitu kebijakan produktivitas dan harga output. Berdasarkan analisis switching value didapatkan hasil bahwa kedelai akan berdaya saing apabila produktivitas meningkat sebesar 95.18 persen dan harga output naik 77.55 persen dengan batas PCR dan DRCR 0.5.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcAgricultural economyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleDaya Saing Dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Kedelai Di Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaya saingid
dc.subject.keywordkedelaiid
dc.subject.keywordPolicy Analysis Matrixid
dc.subject.keywordsensitivitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record