Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kumbang Antena Panjang (Coleoptera:Cerambycidae) Di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat
View/ Open
Date
2015Author
Sataral, Mihwan
Atmowidi, Tri
Noerdjito, Woro A
Metadata
Show full item recordAbstract
Kumbang antena panjang (Coleoptera: Cerambycidae) adalah serangga penting dalam ekosistem hutan karena ketergantungan mereka pada sumber makanan di berbagai jenis pohon. Dalam ekosistem, kumbang antena panjang memiliki peran penting dalam siklus nutrisi. Beberapa spesies kumbang antena panjang berperan sebagai polinator. Larva kumbang antena panjang, hidup sebagai pengebor kayu, yang cenderung memilih kayu mati atau kering yang sedang melapuk, dan beberapa spesies diketahui sebagai hama. Kumbang antena panjang juga dapat berperan sebagai indikator suatu kawasan hutan. Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki berbagai jenis tegakan pohon, diantaranya Agathis, pinus, dan puspa. Dalam penelitian ini dipelajari keanekaragaman, kelimpahan, dan kesamaan komunitas kumbang antena panjang berdasarkan tipe habitat di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 – April 2015 di lima tipe habitat hutan, yaitu hutan puspa, hutan Agathis, hutan pinus, hutan campuran, dan hutan alami. Koleksi kumbang dilakukan pada bulan September dan Oktober 2014 dengan menggunakan perangkap cabang berdaun segar dari tumbuhan nangka (Artocarpus trap) yang diikatkan di pohon setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Setiap lokasi penelitian dipasang 10 perangkap dengan jarak antar perangkap sekitar 100 m. Koleksi sampel dilakukan pada hari ke-4, 8, 12, 16, dan 20 pada bulan September dan ke-4, 8, 12, dan 16 pada bulan Oktober, setelah pemasangan perangkap dengan cara memukul (beating) perangkap. Spesimen kumbang diidentifikasi di Laboratorium Entomologi LIPI Cibinong, kemudian diverifikasi dengan spesimen koleksi di Museum Zologicum Bogoriense. Data kumbang dianalisis, meliputi indeks keanekaragaman Shannon- Wiener (H’), indeks kemerataan (E) menggunakan program R versi 3.1.3 dan indeks kesamaan Bray-Curtis menggunakan program PAST (Paleontological Statistics) versi 2.17c. Kurva akumulasi spesies yang diperoleh berdasarkan jumlah koleksi menggunakan program EstimateS versi 9 dengan tingkat kepercayaan 95%. Total jumlah individu kumbang yang didapatkan sebanyak 2065 individu, terdiri dari 7 tribe, 12 genus, dan 16 spesies. Jumlah individu kumbang tertinggi terdapat di hutan Agathis (655 individu), diikuti hutan campuran (416 individu), hutan alami (386 individu), hutan pinus (364 individu), dan hutan puspa (244 individu). Beberapa spesies memiliki jumlah individu tinggi, yaitu Sybra binotata (1247 individu), Ropica strandi (249 individu), Acalolepta rusticatrix (178 individu), Sybra fuscotriangularis (146 individu), dan Pterolophia melanura (129 individu). Keanekaragaman kumbang tertinggi ditemukan pada habitat hutan alami (H' = 1,80), diikuti hutan pinus (H'= 1,62), hutan campuran (H'= 1,267), hutan puspa (H'= 1,028), dan hutan Agathis (H'= 0.556). Nilai indeks kemerataan spesies tertinggi ditemukan pada habitat hutan alami (E= 0,750), diikuti hutan pinus (E= 0,703), hutan campuran (E= 0,509), hutan puspa (E= 0,428), dan hutan Agathis (E= 0,232). Kesamaan komunitas kumbang antena panjang antar habitat berdasarkan indeks kesamaan Bray-Curtis, didapatkan nilai tertinggi (0,75) yaitu antara habitat hutan alami dan hutan pinus. Jumlah individu yang didapatkan pada koleksi bulan September tertinggi pada koleksi hari ke-8 dan rendah pada koleksi hari ke-20. Pada koleksi bulan Oktober, jumlah individu tertinggi dikoleksi pada hari ke-8 dan rendah pada koleksi pada hari ke-16. Kumbang C. montanus, R. strandi, S. fuscotriangularis, M. javanicus, N. notatus, dan E. artocarpi merupakan spesies endemik di pulau Jawa. Kumbang Ropica marmorata merupakan catatan baru (new record) mengenai distribusinya di pulau Jawa.