Show simple item record

dc.contributor.advisorDahlan, Kiagus
dc.contributor.advisorNikmatin, Siti
dc.contributor.authorHamdila, Jayanti Dwi
dc.date.accessioned2016-02-26T07:57:00Z
dc.date.available2016-02-26T07:57:00Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78785
dc.description.abstractBiphasic calcium phosphate (BCP) berpori merupakan biomaterial berbasis kalsium fosfat berbentuk scaffold yang diaplikasikan sebagai material implantasi tulang. BCP berpori memanfaatkan cangkang telur ayam sebagai sumber kalsium dan Na-alginat sebagai porogen dengan teknik freeze drying. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui Na -alginat dapat digunakan sebagai porogen dalam sintesis BCP berpori dengan variasi komposisi BCP dan Na-alginat 80:20, 70:30 dan 60:40 dan pengaruh variasi komposisi BCP dan Na-alginat terhadap kristalinitas, gugus fungsi dan morfologi BCP berpori. Penelitian diawali dengan sintesis BCP menggunakan teknik mekanik yakni penggabungan hidroksiapatit dan β-TCP. Persentase hidroksiapatit dan β-TCP dalam sintesis BCP adalah 70:30 (B1) dan 60:40 (B2). Hasil sintesis BCP berupa bubuk berwarna putih. Bubuk BCP kemudian dibentuk menjadi BCP berpori dengan variasi BCP dan Na-alginat yakni 80:20, 70:30 dan 60:40. Sintesis BCP berpori diawali dengan membuat suspensi BCP dan Na-alginat dan dilanjutkan pembentukkan gel dengan crosslink agent berupa CaCl2. Suspensi BCP/Naalginat dicetak menggunakan multiwell plate 48-well dan pembentukan scaffold menggunakan instrumen freeze drying sehingga diperoleh BCP berpori. BCP berpori dikarakterisasi kristalinitas menggunakan XRD, gugus fungsi menggunakan FTIR dan morfologi menggunakan μ-CT scan dan SEM. Hasil karakterisasi XRD scaffold B1/Na-alginat dan B2/Na-alginat menunjukkan fasa yang terbentuk didominasi oleh fasa hidroksiapatit dan β-TCP. Penggunaan Na-alginat berdampak pada penurunan derajat kristalinitas dengan nilai terendah pada komposisi 70:30 sebesar 47.2% untuk B1/Na-alginat dan 38.1% untuk B2/Na-alginat. Pengaruh Na-alginat juga ditandai dengan munculnya gugus fungsi C=O di kisaran bilangan gelombang 1627 cm-1 dan COO- dibilangan gelombang 1419.7 cm-1. Gugus fungsi P=O dan P-O juga ditemui di kisaran bilangan gelombang 1049.28 cm-1 dan 570.93 cm-1 yang menunjukkan daerah sidik jari BCP. Data μ-CT scan yang didukung oleh hasil SEM menunjukkan bahwa sebaran ukuran pori scaffold B1/Na-alginat terkecil dijumpai pada komposisi 70:30 sebesar 237.28 μm dan diikuti oleh porositas sebesar 65.39%. Scaffold B2/Na-alginat memperoleh nilai sebaran ukuran pori terkecil sebesar 218.96 μm dengan porositas 58.8% pada komposisi 60:40. Penggunaan Na-alginat sebagai porogen tidak berdampak pada besarnya ukuran pori dan porositas seiring penambahan komposisi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFarmyard Productid
dc.subject.ddcEgg shellid
dc.titleSintesis Dan Karakterisasi Biphasic Calcium Phosphate Berpori Dari Cangkang Telur Ayam Dengan Porogen Na-Alginat.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBCPid
dc.subject.keywordfreeze dryingid
dc.subject.keywordgugus fungsiid
dc.subject.keywordkristalinitasid
dc.subject.keywordmorfologiid
dc.subject.keywordNa-alginatid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record