Show simple item record

dc.contributor.advisorArtika, I Made
dc.contributor.advisorPanji, Tri
dc.contributor.authorPuspasari, Erna
dc.date.accessioned2016-02-25T05:57:12Z
dc.date.available2016-02-25T05:57:12Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78748
dc.description.abstractPertumbuhan industri semakin pesat sejalan dengan bertambahnya kegiatan industri dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Hal yang tidak lepas dari bertambahnya kegiatan industri adalah pertambahan limbah hasil kegiatan. Air limbah industri merupakan polutan bagi lingkungan sekitar yang menghasilkan warna dan bau yang kuat, sehingga limbah harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah warna dan bau dapat dilakukan dengan cara kimia dan fisika, tetapi kedua cara ini membutuhkan biaya yang besar dan menimbulkan permasalahan baru dengan munculnya pencemaran sekunder yang berasal dari pengolahan limbah sebelumnya. Pengolahan limbah dengan cara biologi menjadi metode alternatif karena memiliki beberapa keunggulan, seperti aman, ramah lingkungan, tidak memerlukan biaya yang besar serta tidak menghasilkan pencemaran sekunder. Pengolahan limbah dapat dilakukan menggunakan jamur pelapuk putih khususnya Omphalia sp karena kemampuan jamur dalam melakukan biodegradasi zat warna dan bau. Penelitian ini bertujuan mendapatkan sistem aplikasi yang paling baik pada deodorisasi limbah lateks dan dekolorisasi limbah cair industri tekstil dengan jamur pelapuk putih Omphalina sp menggunakan metode batch dan kontinyu (pack bed flow, biotray, dan rotary contactor). Penelitian ini menggunakan kultur Omphlina sp yang ditambahkan pada media serbuk gergaji yang kemudian diamobilisasi pada ijuk dan kasa kawat, limbah zat warna artifisal merah lombok dan hitam dengan konsentrasi 50 ppm, 150 ppm dan 500 ppm. Pengambilan sampel pada jam ke 0, 1, 3, 5, 7 dan 24. Pengukuran sampel zat warna dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, berdasarkan λmaks yang didapat. Penelitian limbah bau dilakukan menggunakan limbah lateks pekat dengan pengambilan sampel pada jam ke 0, 1, 3, 5, 7, 24, 26 dan 28. Pengujian sampel dilakukan dengan uji organoleptik. Penggunaan ulang (reuse) Omphalina sp pada limbah baru juga dilakukan untuk melihat apakah Omphalina sp dapat digunakan berulang kali pada proses pengolahan limbah. Prinsip penelitian berdasarkan sistem kontak limbah dengan kultur Omphalina sp, dilakukan dengan sistem batch dan kontinyu (pack bed flow, biotray dan rotary contactor). Hasil pengujian menunjukkan telah terjadi penurunan intensitas warna limbah tekstil dan bau pada limbah lateks. Hasil pengujian menunjukkan bahwa deodorisasi limbah lateks paling baik dilakukan dengan menggunakan metode rotary contactor. Dekolorisasi limbah tekstil paling baik juga dilakukan dengan menggunakan metode rotary contactor, berdasarkan penurunan nilai absorbansi, kenaikan persen penyerapan zat warna, dan nilai serapan maksimal (qmaks).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcWastesid
dc.subject.ddcIndustrial wasteid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleDeodorisasi Limbah Lateks Dan Dekolorisasi Limbah Tekstil Dengan Jamur Pelapuk Putih Omphalina Sp Menggunakan Metode Batch Dan Kontinyu.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddeodorisasi limbah lateksid
dc.subject.keyworddekolorisasi limbah tekstilid
dc.subject.keywordmetode batchid
dc.subject.keywordmetode kontinyuid
dc.subject.keywordomphalina spid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record