Show simple item record

dc.contributor.advisorHakim, Dedi Budiman
dc.contributor.advisorAsmara, Alla
dc.contributor.authorVindayani, Dila
dc.date.accessioned2016-02-25T04:20:37Z
dc.date.available2016-02-25T04:20:37Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78741
dc.description.abstractPenetapan rezim nilai tukar selama kurun waktu tertentu dapat mempengaruhi terjadinya misalignment nilai tukar. Definisi misalignment nilai tukar tersebut yakni kondisi aktual dari nilai tukar riil yang berada diluar tingkat keseimbangannya dalam jangka panjang. Hasil penelitian menetapkan misalignment nilai tukar melalui terjadinya over- atau undervaluation mata uang yang dicerminkan sebagai Real Effective Exchange Rate (REER) aktual, terhadap tingkat ekuilibriumnya. Kondisi overvalued currency terjadi ketika nilai tukar menyebabkan harga domestik lebih mahal dari harga di luar negeri sehingga meningkatkan tekanan industri import-competing terhadap perusahaan asing. Kondisi undervalued currency terjadi saat nilai tukar menyebabkan harga domestik lebih murah dari harga di luar negeri sehingga mendorong peningkatan produksi domestik. Kebijakan perdagangan restriksi berupa NTM telah meningkat relatif terhadap tarif. Sejak tahun 2008, kebijakan NTM yang baru terus mendominasi hingga melampaui kebijakan liberalisasi tarif. Penerapan NTM yang mengalami peningkatan pesat di ASEAN dari tahun 2003 hingga 2012 adalah safeguards, yakni dari 3 kasus menjadi 10 kasus. Tindakan safeguards diterapkan akibat meningkatnya impor produk-produk tertentu sehingga mengancam kelangsungan industri domestik di negara pengimpor. Penelitian ini menyajikan gambaran mengenai kondisi misalignment nilai tukar di negara-negara ASEAN-5 dan pengaruh misalignment nilai tukar terhadap pengenaan tindakan safeguards. Tujuan utama penelitian yaitu untuk menganalisis terjadinya misalignment nilai tukar dan dampaknya terhadap pemberlakuan tindakan safeguards di negara-negara ASEAN-5. Analisis misalignment nilai tukar riil dilakukan dengan menentukan tingkat nilai tukar ekuilibrium melalui regresi real effective exchange rate (REER) terhadap faktorfaktor fundamental ekonominya menggunakan metode Panel Dynamic OLS (Panel DOLS). Selanjutnya, tingkat REER ekuilibrium yang diperoleh dihitung perbedaannya dengan tingkat REER aktual untuk mendapat besaran misalignment nilai tukar. Pengaruh besarnya misalignment nilai tukar terhadap pengenaan tindakan safeguards dianalisis dengan conditional fixed-effects logistic regression. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel berupa data tahunan pada periode 1994 hingga 2013 di lima negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, dan Thailand. Hasil penelitian mengenai kondisi misalignment di ASEAN-5 menunjukkan bahwa misalignment nilai tukar mata uang rupiah mengalami undervalue atau overvalue yang cukup tinggi ketika terjadi gejolak di dalam negeri. Untuk mata uang ringgit, nilai tukar mengalami undervalue saat terjadi krisis keuangan Asia pada Juli 1997. Kemudian pemerintah Malaysia segera merubah arah kebijakan moneternya sehingga pada periode selanjutnya mata uang berfluktuasi di sekitar tingkat ekuilibrium dengan persentase misalignment nilai tukar riil yang kecil. Mata uang peso pada awalnya mengalami undervalue akibat program liberalisasi iii untuk mendorong impor barang modal. Sejalan dengan meningkatnya investasi, nilai tukar semakin menguat sehingga peso perlahan mengalami overvalue. Pergerakan nilai tukar dollar Singapore cenderung stabil disekitar tingkat ekuilibrium karena pemerintahnya menetapkan nilai tukar berdasarkan mata uang negara mitra dagang utama. Nilai tukar baht sempat mengalami overvalue dengan persentase misalignment yang cukup besar hingga tahun 1996. Kondisi ini dikarenakan mata uang baht dipatok terhadap dollar US, sehingga ketika nilai tukar dollar US terapresiasi maka nilai tukar baht juga mengalami apresiasi, begitu pula sebaliknya. Analisis mengenai pengaruh misalignment nilai tukar terhadap pengenaan tindakan safeguard menunjukkan bahwa peluang pengenaan tindakan safeguards terhadap negara fokus i lebih tinggi terjadi saat mata uang negara tersebut mengalami misalignment nilai tukar yang undervalue. Misalignment nilai tukar yang undervalue ditunjukkan dengan besaran misalignment nilai tukar yang negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa mata uang negara fokus i dinilai terlalu lemah sehingga mengalami undervalue atau kondisi nilai tukar riil aktual berada dibawah tingkat ekuilibriumnya. Kondisi tersebut menyebabkan harga domestik lebih murah sehingga mendorong negara fokus i untuk melakukan ekspor. Akibat dari meningkatnya ekspor yang dilakukan, akan mendorong peluang mitra dagang untuk memberlakukan tindakan safeguards terhadap negara fokus i. Analisis mengenai pengaruh ekspor terhadap pengenaan tindakan safeguard menunjukkan bahwa peningkatan ekspor yang dilakukan negara fokus i akan meningkatkan peluang dikenakannya tindakan safeguards ke negara tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcEconomics Scienceid
dc.subject.ddc2015id
dc.titleAnalisis Pengaruh Misalignment Nilai Tukar Terhadap Safeguard Measures Di Asean-5.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmisalignment nilai tukarid
dc.subject.keywordovervalueid
dc.subject.keywordundervalueid
dc.subject.keywordnon-tariff measures (NTMs)id
dc.subject.keywordsafeguardsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record