Show simple item record

dc.contributor.advisorSupena, Ence Darmo Jaya
dc.contributor.advisorDorly
dc.contributor.authorSunandar, Ari
dc.date.accessioned2016-02-25T03:10:08Z
dc.date.available2016-02-25T03:10:08Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78683
dc.description.abstractSengon (Falcataria moluccana) merupakan tanaman legum berkayu yang cepat pertumbuhannya. Kayu sengon dimanfaatkan mulai sebagai kayu bakar hingga bahan pulp kertas. Tingginya nilai ekonomi kayu sengon dan meningkatnya penanaman sengon ternyata tidak ditunjang oleh ketersediaan bibit sengon yang memadai. Bibit sengon selama ini dihasilkan melalui perkecambahan biji, namun metode ini kurang efektif karena rendahnya perkecambahan biji, tanaman tidak homogen, dan sangat tergantung pada musim. Salah satu alternatif untuk perbanyakan tanaman sengon adalah menggunakan teknik in vitro melalui induksi embriogenesis somatik. Induksi embriogenesis somatik pada sengon telah dilakukan namun hanya mendapatkan kalus embriogenik. Induksi embriogenesis somatik pada tanaman legum lain telah berhasil menghasilkan tanaman menggunakan perlakuan thidiazuron, prolin, dan cahaya. Sumber eksplan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun urutan ke dua atau ke tiga dari bibit in vitro sengon. Metode rancangan acak lengkap faktorial digunakan untuk mempelajari pengaruh thidiazuron dan cahaya terhadap induksi embriogenesis somatik sengon, sedangkan untuk mempelajari pengaruh prolin terhadap induksi embriogenesis somatik sengon menggunakan metode rancangan acak lengkap. Jumlah embrio somatik yang terbentuk untuk setiap perlakuan diamati setiap dua minggu. Metode parafin digunakan untuk mempelajari histologi embriogenesis somatik sengon. Eksplan daun sengon akan tumbuh menjadi kalus kompak pada setiap perlakuan thidiazuron dan cahaya. Kalus kompak kemudian berkembang menjadi kalus embriogenik dan mengalami embriogenesis yang ditandai terbentuknya fase globular, fase hati, dan fase kotiledon pada perlakuan thidiazuron 1 mg/l dan perlakuan tujuh hari gelap kemudian dipindah ke terang di media MS yang diperkaya dengan prolin 1.2 g/l. Thidiazuron dan cahaya tidak hanya mempengaruhi induksi embriogenesis somatik tetapi juga mempengaruhi waktu perkembangan embrio somatik pada sengon. Fase globular, hati, dan kotiledon masing-masing terbentuk pada 2, 4, dan 7 mst pada perlakuan thidiazuron 1 mg/l dalam media MS yang diperkaya prolin 1.2 g/l dan perlakuan tujuh hari gelap kemudian dipindah ke terang namun tidak dapat berkembang menjadi planlet. Pada perlakuan terang kontinyu atau gelap kontinyu pada perlakuan thidiazuron 1 mg/l, fase globular dapat terbentuk pada 2 mst tetapi menyebabkan tertundanya pembentukan fase hati yaitu masing-masing pada 13 dan 17 mst. Fase globular tidak terbentuk pada perlakuan gelap kontinyu jika konsentrasi thidiazuron ditingkatkan menjadi 2 atau 3 mg/l. Konsentrasi prolin juga berpengaruh terhadap induksi embriogenesis somatik. Peningkatan konsentrasi prolin dari 0.6 sampai 1.8 g/l mampu meningkatkan tiga kali lipat produksi embrio somatik. Perlakuan konsentrasi thidiazuron 1 mg/l, prolin 1.8 mg/l pada media MS, dan perlakuan tujuh hari gelap kemudian dipindahkan ke terang merupakan kombinasi perlakuan terbaik untuk induksi embriogenesis somatik pada sengon. Studi histologi melalui sayatan membujur pada fase globular dan fase kotiledon menunjukkan embrio somatik memasuki embriogenesis somatik sekunder. Akibat adanya embriogenesis somatik sekunder ini, menyebabkan fase kotiledon yang didapatkan pada penelitian ini tidak dapat berkembang menjadi planlet. Keberhasilan induksi embriogenesis somatik pada sengon akan memberikan peluang menyediakan bibit secara masal dan merupakan titik awal untuk pemuliaan tanaman sengon melalui transformasi genetik untuk meningkatkan kualitas bibit sengon.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiologicalid
dc.subject.ddcRegenerationid
dc.titleInduksi Embriogenesis Somatik Sengon (Falcataria Moluccana) Dengan Perlakuan Thidiazuron, Prolin, Dan Cahayaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCahayaid
dc.subject.keywordEmbriogenesis Somatikid
dc.subject.keywordProlinid
dc.subject.keywordSengonid
dc.subject.keywordThidiazuronid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record