Show simple item record

dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.advisorDamayanthi, Evy
dc.contributor.advisorAstawan, Made
dc.contributor.advisorWresdiyati, Tutik
dc.contributor.authorMaskar, Dadi Hidayat
dc.date.accessioned2016-02-23T04:21:17Z
dc.date.available2016-02-23T04:21:17Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78610
dc.description.abstractTempe dan makanan olahan kedelai merupakan produk pangan yang banyak dikonsumsi dan menjadi sumber protein yang penting bagi penduduk Indonesia. Tingginya konsumsi tempe serta makanan olahan kedelai menyebabkan produksi kedelai lokal hanya mampu memenuhi sekitar 30% dari kebutuhan nasional. Data BPS tahun 2013 menyebutkan sekitar 70% dari total kebutuhan kedelai nasional yang setara dengan 2 juta ton per tahun dipenuhi dari impor. Indonesia mengimpor kedelai dari negara-negara yang menerapkan bioteknologi atau rekayasa genetika. Kedelai pangan rekayasa genetika (PRG) impor yang beredar di Indonesia adalah jenis tahan herbisida glifosat. Jenis kedelai PRG ini telah memperoleh surat izin peredaran dari Badan POM. Walaupun telah dinyatakan aman dan memperoleh izin edar, namun penggunaan kedelai PRG pada pembuatan tempe masih menimbulkan perbedaan pendapat terkait aspek keamanan dan kesehatan. Selain itu, terdapat isu-isu negatif seputar dampak konsumsi produk-produk kedelai, termasuk tempe terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengevaluasi kesepadanan mutu protein tempe PRG dan non-PRG pada tikus percobaan, (2) Mengevaluasi kesepadanan dampak konsumsi tempe PRG dan non-PRG terhadap profil darah, malonaldehida (MDA) dan superoksida dismutase (SOD) tikus percobaan dan (3) Mengevaluasi kesepadanan dampak konsumsi tempe PRG dan non-PRG terhadap profil spermatozoa tikus percobaan. Kedelai yang digunakan untuk pembuatan tempe dalam penelitian ini adalah kedelai PRG dan kedelai non-PRG impor asal Amerika Serikat yang diperoleh dari KOPTI Bogor. Kedelai non-PRG dilengkapi dengan sertifikat bebas PRG. Kedelai diolah menjadi tempe di Rumah Tempe Indonesia, Bogor. Tempe ditepungkan, dan dianalisa proksimat sebagai dasar pembuatan ransum. Ransum dipersiapkan untuk lima kelompok perlakuan sebagai berikut: (1) Tempe PRG 10 %, (2) Tempe non-PRG 10%, (3) Tempe PRG 20%, (4) Tempe non-PRG 20%, dan (5) Kasein 10% sebagai kontrol. Sebanyak 25 tikus putih jantan galur Sprague dawley, masing-masing terdiri dari lima ekor dikelompokkan ke dalam empat perlakuan dan satu kontrol di lab hewan SEAFAST IPB, dimana setiap tikus ditempatkan dalam kandang individu. Penempatan ransum dengan komposisi 10% protein dari tempe mengacu kepada standar AOAC (1998). Adapun ransum dengan komposisi 20% protein dari tempe ditetapkan dengan tujuan untuk mengevaluasi dampak yang muncul jika dosis konsumsinya dinaikkan hingga dua kali lipat. Pengamatan untuk memperoleh data mutu protein dilakukan pada hari ke-28 hanya pada tiga kelompok dengan komposisi ransum 10% protein, meliputi total ransum yang dikonsumsi, penambahan berat badan, berat feses dan berat urin. Untuk mengevaluasi dampak kesehatan (profil darah, SOD, MDA & profil spermatozoa) dilakukan setelah perlakukan selama 90 hari pada seluruh kelompok perlakuan. Lamanya waktu percobaan pada tikus ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sub-kronis yang mungkin terjadi sesuai pedoman European Food Safety Authority (EFSA, 2011). Pada hari ke-90, seluruh tikus dikorbankan untuk diambil darah dan organnya. Analisis hematologi meliputi pengukuran kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, dan eritrosit. Parameter yang dianalisis pada serum meliputi kadar kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, ureum, kreatinin, protein, albumin, asam urat, SGOT, dan SGPT. Organ hati dan ginjal ditimbang untuk dianalisis kadar MDA dan SOD. Organ testis ditimbang untuk dianalisis profil spermatozoa dan pewarnaan jaringan dengan Hematoksilin Eosin (HE). Data hasil analisa dan pengamatan kemudian diuji dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. iv Hasil analisis terhadap total konsumsi dan kenaikan berat badan (BB) menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata (p<0.01) antar kelompok perlakuan. Total konsumsi ransum dan asupan protein kelompok tempe PRG lebih kecil dibanding kelompok non PRG dan kontrol. Demikian pula perubahan BB, kenaikan BB kelompok tempe PRG lebih kecil dibanding kelompok non PRG dan kontrol. Akan tetapi, perbedaan perubahan BB antar kelompok perlakuan lebih berkaitan dengan jumlah asupan ransum, bukan karena faktor mutu proteinnya. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) antara tempe PRG, non PRG dan kontrol terhadap Feed Conversion Efficiency (FCE), Protein Efficiency Ratio (PER), Net Protein Ratio (NPR), True Digestibility (TD), Biological Value (BV), dan Net Protein Utilization (NPU). Penilaian mutu protein berdasarkan metode pertumbuhan dan metode keseimbangan nitrogen menunjukkan bahwa tempe PRG memiliki mutu protein yang sepadan dengan tempe dan non-PRG. Mutu protein tempe PRG dan non PRG dan sama baiknya dengan mutu protein kasein. Hasil analisis hematologi menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit dan eritrosit. Hasil analisis serum menunjukkan perlakuan berpengaruh secara nyata (p<0.05) terhadap kadar kolesterol, ureum dan protein. Kelompok tempe PRG 10% memiliki total kolesterol lebih tinggi dibanding kelompok lainnya. Hasil analisis serum menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap kadar trigliserida, HDL, LDL, kreatinin, albumin, asam urat, SGOT dan SGPT. Hasil analisis terhadap organ hati dan ginjal menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap berat organ hati dan ginjal. Hasil ini sesuai dengan analisis albumin, trigliserida, SGPT dan SGOT yang menunjukkan semua parameter dalam rentang normal. Perlakuan berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap MDA hati, dimana kelompok tempe PRG 10% dan 20% memiliki nilai MDA lebih tinggi dibanding kelompok tempe non PRG dan kontrol. Perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap MDA ginjal, SOD hati dan SOD ginjal. Hasil analisis makroskopis organ testis dan semen menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap berat testis, pH, gerakan massa, motilitas spermatozoa, dan konsentrasi. Analisis mikroskopis organ testis menunjukkan perlakuan berpengaruh secara nyata (p<0.05) terhadap gerakan individu dan konsentrasi. Analisis mikroskopis profil tubuli seminiferus testis menunjukkan perlakuan berpengaruh secara sangat nyata (p>0.01) terhadap spermatogonium. Akan tetapi perlakuan tidak berpengaruh secara nyata (p>0.05) terhadap spermatosit, spermatid awal, spermatid akhir, total sel spermatogenik, dan sel leydig. Hasil ini menunjukkan konsumsi tempe PRG dan non-PRG konsentrasi 10% dan 20% serta kasein memberikan hasil yang sama terhadap profil spermatozoa dan organ reproduksi tikus percobaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan: (1) Mutu protein tempe PRG sama dengan non- PRG dan kasein, artinya mutu protein tempe PRG sepadan dengan tempe non-PRG (2) Terdapat kesepadanan dampak konsumsi tempe PRG, non-PRG dan kasein terhadap profil darah dan SOD. Terdapat perbedaan dampak konsumsi antara tempe PRG dan non-PRG terhadap kadar kolesterol, ureum, protein, dan malonaldehida (MDA) hati tikus percobaan dan (3) Terdapat kesepadanan dampak konsumsi tempe PRG dan non-PRG terhadap profil spermatozoa secara umum dan organ reproduksi tikus percobaan. Terdapat perbedaan dampak konsumsi antara tempe PRG dan non-PRG terhadap gerakan individu, konsentrasi spermatozoa dan spermatogonium.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Technologyid
dc.subject.ddcTempehid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi Kesepadanan Mutu Gizi Tempe Kedelai Pangan Rekayasa Genetik (PRG) dan Non-PRG serta Dampak Konsumsinya pada Tikus Percobaan.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordHematologiid
dc.subject.keywordMDAid
dc.subject.keywordSODid
dc.subject.keywordSpermatozoaid
dc.subject.keywordTempe PRGid
dc.subject.keywordTempe Non-PRGid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record