Dampak Program Bantuan Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Kabupaten Tertinggal Di Indonesia.
View/ Open
Date
2016Author
Putra, Edo Pramana
Purnamadewi, Yeti Lis
Sahara
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi merupakan dua tujuan pembangunan yang seharusnya dapat dicapai secara bersamaan dalam proses pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti oleh pemerataan ekonomi akan memperlebar jurang pemisah antara satu kelompok masyarakat dan kelompok lainnya, sementara pemerataan ekonomi tanpa pertumbuhan ekonomi sama halnya dengan meningkatkan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010-2013 mengalami peningkatan akan tetapi pada saat yang bersamaan terjadi ketimpangan pembangunan. Kesenjangan atau ketimpangan antar daerah (yang maju dan yang tertinggal) semakin melebar. Indikasi dari ketimpangan wilayah adalah munculnya daerah tertinggal dan masalah ketimpangan pembangunan ini merupakan permasalahan disparitas wilayah yang membahayakan kesatuan nasional. Percepatan pembangunan dan pengurangan ketimpangan di daerah tertinggal diupayakan melalui pemberian bantuan sosial (bansos) yang dioperasionalisasikan melalui program bantuan, yang meliputi: (1) peningkatan sumberdaya daerah tertinggal, (2) peningkatan infrastruktur daerah tertinggal, (3) pembinaan ekonomi dan dunia usaha daerah tertinggal, (4) pembinaan kelembagaan dan sosial budaya daerah tertinggal, dan (5) pengembangan daerah khusus. Bantuan sosial untuk daerah tertinggal sudah diberikan sejak tahun 2009. Namun secara umum kondisi daerah tertinggal di Indonesia belumlah terlalu baik, tingkat kemiskinan masih tinggi yaitu 11 persen dan masih banyaknya jumlah kabupaten tertinggal, yakni 133 kabupaten atau 32,2 persen dari jumlah kabupaten di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengkaji dinamika kemiskinan, perekonomian, dan bantuan sosial di kabupaten tertinggal di Indonesia, (2) menganalisis pengaruh program bantuan sosial Kementerian PDT terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten tertinggal di Indonesia, (3) menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kemiskinan di kabupaten tertinggal di Indonesia. Selama tahun 2010-2013 sebagian besar kabupaten tertinggal mengalami penurunan tingkat kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan PDRB, namun juga terdapat daerah kabupaten tertinggal yang mengalami peningkatan tingkat kemiskinan dengan pertumbuhan PDRB yang kecil. Kabupaten tertinggal yang mengalami peningkatan tingkat kemiskinan juga diiringi dengan pertumbuhan PDRB yang paling kecil, seperti yang terjadi pada provinsi Kepulauan Riau dan Sumatera Utara. Kondisi berbeda terjadi pada wilayah tertinggal di kawasan timur, dimana pada wilayah yang mengalami peningkatan kemiskinan justru diiringi dengan tingginya pertumbuhan PDRB nya. Kondisi tersebut mengidentifikasikan bahwa terdapat ketimpangan yang lebih tinggi di daerah tertinggal kawasan timur Indonesia. Bantuan yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal adalah bantuan infrastruktur dan bantuan kelembagaan sosial dan budaya. Terdapat hubungan negatif antara tingkat PDRB dan kemiskinan di daerah tertinggal, dimana peningkatan nilai PDRB memberikan efek terhadap penurunan kemiskinan. Kebijakan yang direkomendasikan untuk mempercepat pembangunan dan memperkecil ketimpangan antar wilayah di daerah tertinggal yaitu dengan memberikan bantuan yang lebih besar dan kontiniu bagi daerah tertinggal, yaitu bantuan infrastruktur dan bantuan kelembagaan sosial dan budaya.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]