Analisis Pengembangan Kopi Ekstrak Sebagai Upaya Diversifikasi Ekspor Kopi Indonesia
View/ Open
Date
2015Author
Sahat, Siska Fibriliani
Nuryartono, Nunung
Hutagaol, Parulian
Metadata
Show full item recordAbstract
Berdasarkan industrinya, kopi dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu kopi biji sebagai komoditas, kopi sangrai dan kopi ekstrak sebagai kopi olahan. Hingga saat ini, ekspor kopi Indonesia didominasi biji kopi dan mengarah pada kebergantungan ekspor komoditas dan negara tujuan ekspor. Kebergantungan ini menyebabkan performa ekspor kopi Indonesia sangat bergantung pada kondisi eksternal yang fluktuatif. Dari sudut pandang struktural, diversifikasi ekspor menjadi salah satu kunci mengatasi masalah yang timbul karena kebergantungan. Berdasarkan hasil dekomposisi ekspor, diversifikasi negara tujuan ekspor merupakan bentuk diversifikasi yang prospektif, terutama untuk kopi ekstrak. Tiga negara tujuan diversifikasi ekspor kopi ekstrak yang prospektif, yaitu Filipina, Cina dan Lebanon. Hal ini dilihat dari mulainya ekspor kopi ekstrak Indonesia sejak tahun 2003 ke ketiga negara tersebut dan meningkat di tahun-tahun setelahnya serta tingginya nilai impor dan tren impor kopi ekstrak ketiga negara tersebut dari dunia. Berdasarkan hasil analisis model panel gravity terhadap nilai ekspor kopi ekstrak Indonesia ke tiga negara tersebut, didapatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh bagi diversifikasi ekspor kopi ekstrak ke negara tujuan diversifikasi tersebut adalah sisi penawaran. Sehingga dengan memperbaiki sisi penawaran, maka diversifikasi ekspor kopi dapat ditingkatkan. Namun, terdapat indikasi bahwa kopi ekstrak Indonesia merupakan barang inferior di negara tujuan diversifikasi ekspor yang diduga karena mulai beralihnya konsumen pada keseragaman konsumsi yaitu kopi yang lebih segar berupa kopi sangrai berjenis arabika. Dari sisi faktor yang mempengaruhi arus perdagangan, daya saing, diversifikasi ekspor kopi ekstrak Indonesia masih mengandalkan price competitiveness melalui pelemahan nilai tukar. Di sisi lain, jarak ekonomis tidak memiliki hubungan dengan diversifikasi ekspor negara tujuan ekspor kopi ekstrak. Dengan demikian, efisiensi perdagangan dapat ditingkatkan dengan penyelenggaraan kerjasama perdagangan yang menjadi faktor yang mempengaruhi positif diversifikasi ekspor negara tujuan ekspor kopi ekstrak. Namun demikian, diversifikasi belum bisa dijadikan sumber yang kokoh bagi pertumbuhan ekspor kopi Indonesia. Dalam rangka peningkatan kinerja ekspor kopi, kebijakan diversifikasi ekspor tidak dapat berdiri sendiri, melainkan melalui suatu paket kebijakan yang mendorong kinerja secara keseluruhan.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]