Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Dwi Andreas
dc.contributor.advisorSudadi, Untung
dc.contributor.authorTrinanda, Ricky
dc.date.accessioned2016-02-19T10:46:14Z
dc.date.available2016-02-19T10:46:14Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78420
dc.description.abstractMinyak bumi sampai saat ini masih merupakan sumber energi utama untuk berbagai kebutuhan manusia dan posisinya belum bisa tergantikan oleh sumber energi lain. Minyak bumi konvensional yang banyak diolah sebagai bahan bakar dan bahan baku berbagai produk merupakan golongan minyak ringan dan minyak medium. Saat ini, kedua jenis minyak bumi tersebut mulai mengalami penurunan produksi karena cadangannya di alam semakin menipis. Oleh karena itu, sebagai pengganti minyak bumi konvensional saat ini mulai dilakukan pengolahan minyak berat yang merupakan salah satu future relevant hydrocarbon source. Cadangan alami minyak berat cukup besar, yaitu sedikitnya seperempat dari total cadangan minyak bumi di dunia. Keadaan tersebut menyebabkan industri pertambangan minyak berat meningkat meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan transportasi. Selain memberikan dampak positif yaitu terpenuhinya kebutuhan minyak bumi, hal tersebut juga menyebabkan dampak negatif yaitu meningkatnya kecenderungan terjadinya kasus pencemaran lingkungan. Minyak berat sulit didegradasi karena dicirikan oleh sifat tidak mudah mengalir akibat densitas, viskositas dan titik didih yang tinggi serta mengandung banyak senyawa resin dan aspal. Pencemaran yang disebabkan minyak berat akan menurunkan kualitas, fungsi dan estetika lingkungan terrestrial dan akuatik sehingga keseimbangan ekologis terganggu. Salah satu metode yang dianggap aman, ramah lingkungan, efektif, dan efisien untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah bioremediasi. Bioremediasi merupakan metode pemulihan lingkungan tercemar dengan memanfaatkan mahluk hidup sebagai agen biologis yang mampu menghilangkan, mengurangi, dan mengubah polutan sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan dan komponen di dalamnya. Mahluk hidup yang paling efisien untuk digunakan sebagai agen bioremediasi adalah bakteri. Bakteri pendegradasi minyak berat secara efisien mampu memanfaatkan karbon dari minyak berat sebagai sumber energi untuk aktivitas metabolisme kemudian mengubahnya menjadi senyawa-senyawa yang lebih aman terhadap lingkungan seperti CO2, H2O dan biomassa. Bakteri pendegradasi minyak berat dapat diisolasi dari Ekosistem Air Hitam (EAH). EAH merupakan salah satu lingkungan alami dan unik di Indonesia yang antara lain terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Lingkungan EAH secara makro sangat dipengaruhi oleh air dari sistem sungai, rawa, dan danau dengan karakteristik air berwarna hitam, tidak berbau, dan kaya bahan organik di kawasan lahan hutan rawa gambut yang terbentuk pada kondisi dan melalui proses alamiah selama ribuan tahun. EAH merupakan lingkungan yang ekstrim untuk menunjang kehidupan karena diduga mengandung berbagai senyawa toksik hasil proses dekomposisi bahan organik secara tidak sempurna. Lingkungan ini memiliki air dan sedimen dengan pH rendah sehingga bakteri adaptif yang terkandung di dalamnya diduga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai agen biologis dalam proses bioremediasi. Studi ini mengelaborasi hasil penelitian eksploratif di EAH Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi dan penelitian eksperimental di laboratorium dengan dua tujuan. Tujuan pertama untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri yang berpotensi sebagai pendegradasi minyak berat dan tujuan kedua menguji efektivitas isolat bakteri terpilih dalam biodegradasi minyak berat pada media cair dan padat. Dari isolasi 150 sampel sedimen asal EAH Tanjung Jabung Timur, Jambi berhasil diperoleh 10 isolat tunggal bakteri potensial pendegradasi minyak berat. Dari seleksi lebih lanjut diperoleh 3 isolat tunggal dengan kode MND2-29B, MSB1-25A, dan MSB1-25E yang memiliki kapasitas paling tinggi dalam mendegradasi minyak berat dan bukan patogen bagi hewan dan tumbuhan. Berdasarkan karakterisasi morfologi dan biokimia, ketiga isolat bakteri tersebut merupakan bakteri Gram positif, katalase positif dan mampu memfermentasikan sukrosa. Karakterisasi secara molekular berdasarkan sekuen gen 16S rRNA menunjukkan bahwa isolat MND2-29B dengan nomor aksesi LN907823 dan MSB1-25A dengan nomor aksesi LN907824 masing-masing memiliki tingkat homologi 96.8% dan 95.0% dengan Rhodococcus equi BS26, sedangkan bakteri MSB1-25E dengan nomor aksesi LN907825 memiliki tingkat homologi 98.0% dengan Bacillus sp. SGE39. Berdasarkan tingkat homologi tersebut bakteri MND2-29B dan MSB1-25A diduga merupakan genus baru, sedangkan MSB1-25E merupakan spesies baru dari genus Bacillus. Hasil pengujian efektivitas ketiga isolat bakteri dalam biodegradasi minyak berat pada media minimal dengan penambahan surfaktan sebagai media cair dan tanah sebagai media padat diketahui bahwa kultur campuran isolat bakteri MSB1-25A dan MSB1-25E paling efektif dalam menurunkan kadar TPH (b/b) pada media cair dari 20% menjadi 12.16% dalam waktu 15 hari dan pada media padat dari TPH 10% menjadi 0.5% dalam waktu 8 minggu. Proses bioremediasi pada percobaan ini berlangsung pada kondisi pH rendah dan nutrisi minimal, sehingga pemanfaatan bakteri dari EAH Tanjung Jabung Timur, Jambi sebagai agen biologis sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai teknologi bioremediasi minyak berat yang efektif dan efisien.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcSoil scienceid
dc.subject.ddcSoil researchid
dc.titleEfektivitas Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon Minyak Berat Yang Diisolasi Dari Ekosistem Air Hitam Tanjung Jabung Timur, Jambiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBacillusid
dc.subject.keywordbioremediasiid
dc.subject.keywordekosistem air hitamid
dc.subject.keywordJambiid
dc.subject.keywordminyak beratid
dc.subject.keywordRhodococcusid
dc.subject.keywordTotal Petroleum Hidrokarbon.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record