. Strategi Pembangunan Sektor Pertanian Di Zona Agro Ekologi (Zae) Kawasan Perdesaan Kabupaten Bantul
View/ Open
Date
2015Author
Mulyono, Joko
Hadi, Setia
Munibah, Khursatul
Metadata
Show full item recordAbstract
Masalah yang dihadapi sektor pertanian adalah pemanfaatan sumberdaya belum optimal, kurangnya informasi dan penguasaan teknologi pertanian, kurangnya akses terhadap modal, pasar dan kelembagaan pendukung lainnya, penguasaan lahan usahatani terbatas, produktivitas cenderung turun, harga sarana produksi semakin meningkat, harga panen rendah dan konversi lahan pertanian. Lahan pertanian yang telah dikonversi bersifat permanen, sehingga dibutuhkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan mempertahankan produksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis konversi lahan pertanian, menentukan komoditas unggulan berdasarkan zona agro ekologi, menganalisis usahatani komoditas unggulan berdasarkan zona agro ekologi dan menyusun strategi pembangunan sektor pertanian yang optimal di Kabupaten Bantul. Konversi lahan pertanian dianalisis secara diskriptif. Komoditas unggulan ditentukan berdasarkan nilai LQ > 1, nilai SSA positif dan pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona agro ekologi. Usahatani komoditas unggulan dianalisis dengan R/C, NKB dan Titik Impas. Penyusunan strategi pembangunan sektor pertanian dengan pendekatan A’WOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa konversi lahan pertanian (sawah) ke non pertanian sebesar 213 ha dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2014) atau 42,61 ha/tahun. Komoditas unggulannya adalah padi sawah, jagung, kedelai, kacang tanah, cabe, kacang panjang, kangkung, bayam dan sawi. Usahatani padi sawah sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 2,17) dibandingkan komoditas non unggulan (R/C=1,99) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,13). Usahatani jagung sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,78) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,58) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,22). Usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,54) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,40) dengan nilai keuntungan bersih (NKB = 1,28). Usahatani cabe sebagai komoditas unggulan lebih optimal (R/C = 1,59) dibandingkan non unggulan (R/C = 1,52) dengan NKB = 1,12. Titik impas produksi padi sawah masing-masing (2.729kg/ha dan 2.883 kg/ha), jagung (2.645 kg/ha dan 2.946), kacang tanah (876 kg/ha dan 943 kg/ha) dan cabe (6.662 kg/ha dan 6.882 kg/ha). Prioritas strategi pembangunan sektor pertanian yang optimal di Kabupaten Bantul adalah melalui budidaya komoditas unggulan dan peningkatan kapasitas dan frekuensi penyuluhan, ketersediaan saprodi, kerjasama antar stakeholder, penyuluhan pengendalian konversi, saprodi murah dan berkualitas, motivasi kepada generasi muda, implementasi perlindungan lahan pertanian dan pemanfaatan lahan sesuai tata ruang wilayah.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]