Identifikasi Dan Potensi Ancaman Ketahanan Pangan Berbasis Sawah Dan Irigasi, Di Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi
View/ Open
Date
2015Author
Purwati, Noviana Dewi
Barus, Baba
Tarigan., Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelurahan Jayaraksa memiliki luas lahan pertanian sebesar 79.8 ha. Hamparan lahan sawah yang luas berpotensi memudahkan pengelolaan, tetapi adanya peraturan yang membebaskan petani menanam tanaman sesuai keinginan serta adanya perbedaan kepemilikan dan penguasaan menyebabkan pengelolaan menjadi berbeda sehingga menurunkan produktivitas. Data tersebut belum diketahui dengan baik, sehingga dapat diperbaharui melalui pemanfaatan teknologi penginderaan jauh. Selain itu, tingginya permintaan terhadap lahan untuk kegiatan non pertanian menyebabkan keberadaan sawah menjadi terancam. Konversi lahan sawah membuat sebagian petani kehilangan lapangan pekerjaan serta dapat mengancam ketahanan pangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran petakan lahan berdasarkan status penguasaan, menganalisis produktivitas, potensi konversi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta potensi ancaman ketahanan pangan. Metode penelitian meliputi persiapan dan pengumpulan data, interpretasi citra dan verifikasi, analisis produktivitas dan infrastruktur, analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan konversi lahan melalui regresi linear berganda serta analisis potensi ancaman terhadap ketahanan pangan melalui overlay. Informasi mengenai status kepemilikan dan produktivitas diperoleh dari 144 kuesioner dan 79 responden petani. Peta petakan lahan sawah yang diperoleh menghasilkan nilai akurasi sebesar 91.55%. Penggunaan lahan di Kelurahan Jayaraksa sebagian besar berupa sawah, yang penguasaannya didominasi oleh petani penggarap. Status penguasaan merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap konversi lahan. Produktivitas padi rata-rata yang diperoleh adalah 6.27 ton/ha, dengan faktor yang berpengaruh nyata adalah luas lahan dan kebutuhan bibit. Status kecukupan beras bagi masingmasing kelompok tani adalah surplus. Secara keseluruhan, tingkat konversi yang rendah dan status kecukupan beras yang surplus menyebabkan status potensi ancaman ketahanan pangan di wilayah ini masuk dalam kategori rendah.