Show simple item record

dc.contributor.advisorDjuraidah, Anik
dc.contributor.advisorIndahwati
dc.contributor.authorMiranti, Ita
dc.date.accessioned2016-01-18T08:07:07Z
dc.date.available2016-01-18T08:07:07Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77544
dc.description.abstractMalaria merupakan penyakit yang masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi angka prevalensi malaria yaitu faktor pengobatan malaria dan faktor perilaku pencegahan gigitan nyamuk. Faktor pengobatan malaria yaitu mendapat obat ACT (Artemisininbased Combination Therapy) sesuai program, mendapat pengobatan ACT dalam 24 jam pertama, minum obat ACT selama 3 hari, pengobatan efektif dengan ACT, serta mengobati sendiri. Faktor perilaku pencegahan gigitan nyamuk yaitu menggunakan kelambu, kasa nyamuk, insektisida, obat nyamuk bakar, repelen, dan minum obat pencegah malaria (RISKESDAS 2013). Angka prevalensi malaria merupakan suatu fenomena spasial yang ditunjukan dengan kecenderungan daerah rawan malaria yang mengelompok pada suatu wilayah tertentu. Regresi Terboboti Geografis (RTG) merupakan salah satu pengembangan model OLS yang digunakan untuk mengatasi masalah heterogenitas spasial. Model RTG belum bisa mengatasi kasus multikolinieritas lokal sehingga penambahan Lasso (Least Absolute Shrinkage and Selection Operator) diharapkan lebih efektif dalam pemodelan. Lasso yang diaplikasikan pada model RTG yang dikenal dengan istilah Regresi Lasso Terboboti Geografis (RLTG) diharapkan dapat diperoleh pendugaan parameter yang lebih efesien sehingga hasil prediksi pada model lebih akurat. Pada data prevalensi malaria terdapat keheterogenan spasial dan multikolinieritas lokal. Pada penelitian ini permasalahan tersebut diselesaikan dengan model RLTG. Model yang dihasilkan digunakan untuk menentukan peubah-peubah yang berpengaruh nyata terhadap prevalensi malaria di setiap provinsi di Indonesia. Model RLTG menghasilkan nilai R2 sebesar 99.65%, peubah yang dominan berpengaruh nyata terhadap prevalensi malaria di sebagian besar provinsi di Indonesia yaitu proporsi penduduk yang mengobati sendiri dan proporsi rumah tangga yang menggunakan kelambu. Hasil pemodelan RLTG dapat dimanfaatkan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian malaria dengan memperhatikan peubah-peubah yang dapat menurunkan prevalensi malaria di masing-masing wilayahnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcMathematicsid
dc.subject.ddcStatistical analysisid
dc.titlePemodelan Prevalensi Malaria di Indonesia dengan Regresi Lasso Terboboti Geografisid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkeheterogenan spasialid
dc.subject.keywordmultikolinieritas lokalid
dc.subject.keywordprevalensi malariaid
dc.subject.keywordregresi lasso terboboti geografis.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record