Keanekaragaman Jenis, Kepadatan Dan Aktivitas Mengisap Darah Anopheles (Diptera: Culicidae) Pada Aplikasi Zooprofilaksis Di Daerah Endemis Malaria
View/ Open
Date
2015Author
Hanafy, Imam
Soviana, Susi
Kesumawati, Upik
Metadata
Show full item recordAbstract
Malaria merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Sampai saat ini di Indonesia kasus malaria di sebagian daerah masih tinggi. Wilayah Lampung Selatan merupakan daerah endemis malaria yang berada di sepanjang pesisir pantai teluk Lampung. Angka malaria yang dilaporkan pada 2013 dengan indikator Annual Parasite Inciden (API) sebesar 13,6 0/00. Usaha penanggulangan penyakit malaria yang digalakkan oleh WHO adalah penggunaan insektisida. Namun pada metode ini diperlukan insektisida dalam jumlah yang sangat besar sehingga sangat memberatkan daerah endemis malaria yang umumnya adalah negara-negara berkembang. Hewan ternak seperti sapi dan kerbau yang umum dipelihara warga di daerah endemis dapat dimanfaatkan sebagai pengalihan atau barrier agar nyamuk tidak kontak langsung dengan manusia. Hal ini dikarenakan pada umumnya Anopheles lebih tertarik mengisap darah hewan. Pemanfaatan hewan ternak sebagai barrier ini dikenal dengan istilah zooprofilaksis. Namun walaupun dapat menghindarkan manusia dari kontak nyamuk vektor, kelemahan metode zooprofilaksis adalah terus berlangsungnya siklus kehidupan nyamuk akibat dari ketersediaan darah ternak untuk kepentingan reproduksi vektor. Oleh sebab itu metode ini kemudian dikombinasikan dengan penggunaan insektisida yang dibalurkan pada tubuh hewan ternak dengan harapan nyamuk akan mati ketika berkontak dengan tubuh ternak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi kombinasi zooprofillaksis dengan insektisida dan tanpa insektisida terhadap berbagai aspek biologi Anopheles. Aspek biologi yang dianalisis antara lain, 1) Keragaman jenis Anopheles pada orang dan sapi; 2) Kepadatan dan perilaku Anopheles (kecenderungan memilih inang orang atau sapi); 3) Aktivitas Anopheles dalam mengisap darah inang (orang dan sapi) 4) Paritas Anopheles sebagai indikasi potensi vektor malaria. Penelitian ini dilakukan pada Juni sampai September 2014 di daerah endemis malaria yaitu Desa Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Metode yang dilakukan pada aplikasi zooprofilaksis yaitu dengan menempatkan sapi tanpa dan berinsektisida pada jarak 10-20 meter dari rumah warga. Sapi ditempatkan dalam magoon trap yang ditempatkan pada jalur antara rumah dengan tempat perindukan Anopheles. Penangkapan Anopheles pada orang menggunakan metode bare leg collection (BLC). Penangkapan Anopheles pada sapi yaitu dengan melakukan penangkapan menggunakan aspirator pada tubuh sapi dan kelambu magoon trap. Hasil penelitian menunjukkan Anopheles yang tertangkap pada orang terdiri atas 4 spesies yaitu An. sundaicus, An. vagus, An. barbirostris dan An.aconitus. Anopheles yang tertangkap pada sapi baik pada sapi berinsektisida maupun tidak, terdiri atas 5 spesies yaitu An. sundaicus, An. vagus, An. barbirostris, An subpictus dan An.aconitus. Perbedaan jumlah keanekaragaman ini menunjukkan bahwa ketertarikan Anopheles pada sapi lebih tinggi jika dibandingkan pada orang. Komposisi spesies Anopheles yang tertangkap didominasi oleh An. sundaicus sebesar 52,10% selanjutnya An. vagus sebesar 29,30%, An. barbirostris sebesar 8,58%, An. subpictus sebesar 5,59% dan An.aconitus sebesar 4,43%. Indeks keanekaragaman jenis pada orang yang dilindungi sapi berinsektisida jauh lebih besar (0,043) dibandingkan orang yang dilindungi sapi tidak berinsektisida (0,009). Selain itu, kepadatan rata-rata Anopheles pada orang yang dilindungi sapi berinsektisida di luar rumah lebih tinggi (0,24 ± 0,20 nyamuk/orang/jam) dibandingkan pada orang yang dilindungi sapi tanpa insektisida (0,05 ± 0,06 nyamuk/orang/jam). Perilaku Anopheles dalam mengisap darah orang yang dilindungi sapi berinsektisida di luar rumah pada pukul 20.00-21.00 sebesar 0,35 nyamuk/orang, sedangkan pada orang yang dilindungi sapi tidak berinsektisida tidak ditemukan aktivitas Anopheles mengisap darah pada jam yang sama. Sementara itu, di dalam rumah aktivitas Anopheles mengisap darah orang yang dilindungi sapi berinsektisida pada pukul 19.00-20.00 sebesar 0,50 nyamuk/orang, sedangkan pada orang yang dilindungi sapi tidak berinsektisida sebesar 0,28 nyamuk/orang. Nilai yang lebih tinggi juga ditemukan pada angka paritas Anopheles pada orang yang dilindungi sapi berinsektisida sebesar 38,5%, sementara pada orang yang dilindungi sapi tidak berinsektisida sebesar 0%. Hasil tersebut di atas menunujukkan bahwa aplikasi zooprofilaksis menggunakan sapi tidak berinsektisida justru lebih protektif sebagai barrier terhadap gigitan Anopheles apabila dibandingkan menggunakan sapi berinsektisida.
Collections
- MT - Veterinary Science [899]