Show simple item record

dc.contributor.advisorKusrini, Mirza Dikari
dc.contributor.advisorMulyani, Yeni Aryati
dc.contributor.authorKirono, Sasi
dc.date.accessioned2016-01-18T08:06:38Z
dc.date.available2016-01-18T08:06:38Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77541
dc.description.abstractKatak serasah (Leptobrachium hasseltii) tersebar luas di hutan hujan Pulau Jawa, Sumatera bagian Selatan, Madura, Bali, dan Kangenan. Katak tersebut pertama kali dideskripsikan oleh Johann Jacob von Tschudi dan menjadi awal penemuan genus katak itu. Tercatat 24 jenis anggota spesies Leptobrachium di dunia. Keseluruhan jenis tersebut sulit dibedakan karena karakteristik morfologinya yang nyaris identik. Analisis terhadap struktur suaranya diperlukan karena sejauh ini frekuensi suara katak telah terbukti mampu menggambarkan identitas jenis. Selain itu sebaran katak serasah tersebut yang cukup luas memungkinkan untuk dilakukan analisis terhadap variasi fitur suaranya secara kuantitatif dan berpotensi menjadi perangkat pembeda antar populasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-September 2013 di Situgunung (Sungai Ciarya dan Cimanaracun) dan Semenanjung Ujung Kulon (Cibunar dan Cidaun). Penelitian ini berhasil merekam suara promosi diri dan suara agresif yang diwakili dua tipe suara yang berbeda. Analisis Kruskall-Wallis digunakan untuk mengukur perbedaan masing-masing fitur suara. Frekuensi dominan ke-empat tipe suara relatif serupa dan secara konsisten berbanding terbalik dengan karakteristik fisik katak. Fitur temporal membedakan setiap tipe suara, meliputi durasi suara (χ²=33.78; p = 0.00), jumlah nada (χ²=31,78; 0.00), nada pengantar (χ²=36,25; p = 00), jeda nada (χ²=31,76; p = 0.00), periode nada (χ²=29.04; p = 0.00), laju nada (χ²=34.59; p = 0.00) dan pengulangannya (χ²=27.40; p = 0.00). Terdapat beda jarak penyiaran suara agresif (tipe I = 0.8 – 100 cm, x=50 cm; tipe II 30 - 80 cm, x=30 cm), yang mengindikasikan bahwa suara agresif katak serasah bersifat diskrit (teritorial dan encounter). Durasi suara promosi tipe II ini berbanding lurus dengan suhu udara dan memungkinkan menjadi indikator pemilihan pasangan kawin. Fitur temporal berhubungan dengan karakteristik fisik katak diduga menfasilitasi kompetisi atau persaingan antar katak jantan. Terdapat variasi suara promosi diri katak serasah antar populasi Situgunung dan Semenanjung Ujung Kulon. Fitur temporal yang meliputi laju dan durasi suara, jumlah nada, duty cycle memperlihatkan variabilitas lebih tinggi daripada fitur spektral yakni frekuensi dominan, pulse rate dan repetition rate, namun rasio CVb/CVw fitur spektral lebih tinggi dari pada rasio fitur temporal yang hanya diwakili oleh fitur laju suara yang mencapai rasio 2. Fitur spektral suara katak serasah diprediksi berkontribusi dalam pembedaan antar kelompok populasi. Fitur dinamis (laju suara, duty cycle, dan durasi suara) berpotensial menjadi pembeda dalam preferensi kawin katak betina antar populasi. Ketiga fitur tersebut umumnya merefleksikan energi yang diinvestasikan dalam bersuara. Fitur-fitur itu selanjutnya menentukan perbedaan anggota populasi sekaligus status individu secara geografis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcZoologyid
dc.subject.ddcFrogid
dc.subject.ddc2013id
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titleAlbum suara (repertoire) dan variasi suara promosi diri (advertisement call) katak serasah Leptobrachium hasseltii Tschudi, 1883 di Jawa Barat Sasi Kironoid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordLeptobrachium hasseltiiid
dc.subject.keywordinteraksi sosialid
dc.subject.keywordvariasi suaraid
dc.subject.keywordTNGGPid
dc.subject.keywordTNUKid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record